011.Berita hoax
Berbohong dengan perasaan karena suatu keadaan adalah hal yang salah yang tak seharusnya kau dan aku lakukan
~Muhammad Alifan Ardianto~💦💦💦
Apakah menurut kalian tidak berbicara yang sejujurnya akan menimbulkan penyesalan nantinya. Lalu bagaimana dengan perasaan ini untuk siapa perasaan ini.
"Kita akan menikah suatu saat yah kamu janji jangan pernah pergi." Anak laki-laki itu mengulurkan jari kelingking nya.
"Janji suatu saat akan kembali kepadamu." Gadis itu menautkan jarinya.
Alif membuka matanya,mimpi itu datang kembali kepadanya. Alif menatap langit-langit kamarnya.
"Dimana kau sebenarnya, kepada aku gak bisa nemuin kamu selama bertahun-tahun." Alif membuang nafas.
Alif pun bangun dari tidur nya untuk bersiap-siap ke rumahnya zara sebelum ke sekolah.
"Lif sarapan dulu nak." Sambut sang ibu saat Alif keluar dari kamarnya.
Alif pun duduk di meja makan dan juga bersama kkeluarhanya.
"Wa,gimana keadaan zara?" Tanya Alif tiba-tiba kepada nashwa.
"Emm sekarang sih katanya lebih mendingan dari pada kemarin mas."jawab Nashwa.
"Tunggu mas, kenapa mas tiba-tiba perhatian sekali." Selidik Nashwa.
"Ya kan Zara itu murid mas bagaimanapun keadaan mental dan kesehatan ya juga tanggung jawab mas sebagai guru." Alasan Alif.
Jantung Alif tiba-tiba berdebar sangat kencang. Alif mencoba menenangkan dirinya dengan menarik dan membuang nafas.
"Bu Alif berangkat dulu ya." Alif ou beranjak dari duduknya dan berangkat.
Nashwa masih merasa aneh dengan sikap Alif. Namun Nashwa tidak begitu ingin memikirkannya.
Alif sampai dirumah Zara saat sampai diteras Zara didepan rumahnya banyak sekali bodyguard. Alif baru ingat kejadian 3 hari yang lalu. Alif langsung masuk.
"Assalamu'alaikum." Ucap Alif saat masuk rumah.
Zara melihat Alif masuk dia langsung lari kearah Alif dan memeluknya. Alif terkejut dengan Zara.
"Pak, tolong Zara, Zara gak mau pergi dari rumah ini." Ucapnya dalam isak tangisnya.
"Kamu tenang ya Zar, biar saya yang bicara sama mereka." Bisiknya dan melepas pelukannya dengan senyuman lalu menggandeng tangan Zara menuju sofa.
Zara senyum sangat tipis saat tangannya digenggam oleh Alif.
"Jadi gini om, saya mewakili Zara untuk memberi Zara kesempatan setidaknya sampai dia lulus SMA." Jelasnya.
"Kenapa harus nunggu dia lulus, kita juga akan membiayai sekolahnya dan kita juga gak akan menyakiti anak kita." Tanya Smith.
"Saya paham mana ada orang tua menyakiti anaknya, cuman sekarang Zara itu ujian akhir takutnya dia banyak pikiran dan malah gak fokus sama ujiannya." Kelas Alif dengan tenang.
"Pak kok, Zara gak mau sampai kapanpun keluar dari rumah ini pak." Bisik Zara kepada Alif.
Alif memang tangan Zara dan menepuknya seraya menenangkan."kamu tenang dulu zar."
"Baiklah nak, nanti kalo kamu sudah selesai SMA papa akan kesini lagi ya." Smith keluar dengan mengelus kepala putrinya.
"Kamu berangkat bareng saya ya." Ajak Alif yang di angguki oleh Zara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My-Life scenario | END✅
Novela Juvenil"Tidak semua yang kita harapkan dan kita tuliskan dalam takdir bisa terjadi sesuai scenario yang kita buat." ~Zahira Elmaya Ayu ~ "Berbohong dengan perasaan karena suatu keadaan adalah hal yang salah yang tak seharusnya kau dan aku lakukan" ~Muhamma...