part 27

121 8 0
                                    

🌟🌟🌟

Pagi ini Feli sudah berada di sekolahnya. Semenjak kejadian kemarin Feli harus siap dengan kenyataan yang ada bahwa El telah melupakannya.

Feli, Tiara, dan Risa sudah berada di bangku masing-masing. Tinggal Reni yang belum muncul.

"Tumben Reni telat." Kata Risa.

"Gak tau." Balas Feli.

Reni yang memasuki kelas tampak tak bersemangat.

"Ehh panjang umur lo." Kata Tiara.

"Lo kenapa?" Merasa di acuhkan Feli kembali bertanya.

"Kalau lo punya masalah cerita aja, kitakan sahabat lo." Kata Feli.

Masalah gue itu lo, mana ada sahabat yang nikung sahabatnya sendiri. Batin Reni.

"Lagi malas aja." Kata Reni berlalu meninggalkan sahabatnya.

"Kesambet apa tuh anak?" Tanya Risa. Feli dan Tiara hanya mengedikkan bahu tak tahu.

Tiara, Reni, dan Risa kini berada di kantin tanpa Feli yang entah kemana semenjak istirahat.

The'Cogan, kini juga berada di kantin tanpa Dimas.

"Hey boleh gabung gak nih." Tanya Reza.

"Gabung aja." Balas Tiara.

Merasa ada yang kurang Reza kembali bertanya.

"Feli kemana? Tumben gak gabung." Tanya Reza.

"Tau deh." Balas Reni jutek.

Feli dan Dimas datang bersamaan ke kantin membuat Reni yang melihat itu tak suka.

"Hey." Feli melambai kepada teman-temannya.

"Sini-sini." Panggil Leon

Feli duduk dan membuat Reni berdiri dari tempatnya.

"Gue cabut dulu." Kata Reni berlalu.

"Kenapa tuh anak dari tadi gue lihat kayak ada masalah." Tutur Reza.

"Gak tau mungkin lagi PMS." Balas Leon.

"Tau apa lo soal PMS." Kali ini suara dingin Risa terdengar horor.

Mata Dimas bertemu dengan mata Reni. Tapi Reni langsung memutuskan kontak tersebut dan berlalu meninggalkan Dimas dan teman-teman lainnya.

Kali ini gue salah apa?. Batin Dimas. 

Dimas ikut duduk bersama sahabatnya.

"Kayaknya Reni marah sama lo deh." Pernyataan Leon mampu membuat Feli dan Dimas saling menatap.

"Oh pantas Reni kek gitu, ternyata dia marah toh." Ucap Reza yang langsung mendapat anggukan dari Tiara dan Risa.

"Coba gue yang ngomong ke Reni." Feli bangkit dari duduknya namun tangannya di tahan oleh Dimas.

"Biar gue aja." Feli mengangguk tanda setuju.

Dimas kini berjalan menyusuri koridor tapi nihil, dia tak menemukan keberadaan Reni.

Taman belakang. Batin Dimas.

Ternyata benar Reni kini berada disini, termenung dengan masalah yang dipendam sendiri.

"Kenapa?" Reni masih tak menyadari sosok Dimas didekatnya.

"Hey, kenapa?" Dimas mengelus rambut Reni dan berhasil membuat Reni sadar dari lamunannya.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Reni jutek.

"Ditanya malah nanya balik, dasar." Balas Dimas.

"Marah?" Tanya Dimas.

"Tau ah." Balas Reni.

Reni hendak pergi tapi tangannya di terik oleh Dimas hingga posisi mereka begitu dekat, deru nafasnya sama-sama terdengar.

"Lepasin gak."

"Gak, sebelum gue tau lo kenapa." Balas Dimas.

"Lepas gak, gue gak mau dilihat sama yang lain." Kali ini Reni mendorong dada Dimas tapi kekuatannya tak sebanding dengan Dimas.

"Biarin, biar semua tau kalau lo itu pacar gue." Ucap Dimas santai.

"Hikss,hikss, gue gak suka." Reni mulai menangis.

Dimas yang panik lantas memeluk Reni.

"Kenapa hmm, gue ada salah?" Tanya Dimas selembut mungkin.

"Emang gak peka." Balas Reni di sela-sela tangisnya.

"Gue minta maaf Ren, gue gak tau salah gue dimana." Tutur Dimas.

Semenjak Reni melihat Dimas dan Feli berpelukan di rooftop, Reni sulit untuk percaya pada sahabat dan pacarnya sendiri.

Yah mereka berdua berpacaran tapi backstreet. Tidak ada yang mengetahui hubungan keduanya, baik The'Cogan ataupun Squad Girl.

"Gue gak suka lo dekat sama cewe manapun termasuk sahabat gue sendiri." Tutur Reni. Dimas tahu kemana arah pembicaraan Reni dan ternyata benar kalau Reni cemburu pada Feli.

Dimas melepas pelukannya dan memegang pipi Reni.

"Lihat mata gue, cari kebohongan dimata gue. Gue cuma sayang sama lo, soal Feli kenapa gue sering sama karena Feli pacar sahabat gue. Gak mungkin gue diamin kayak gitu. Paham kan." Tutur Dimas panjang lebar.

"Ta.." Belum sempat Reni melanjutkan ucapannya, Dimas langsung mencium bibir Reni membuat Reni menegang.

"Ihhh apan sih." Reni malu akibat tindakan Dimas yang main nyelonong aja.

"Hufftt, gini yah kalo ngadepin cewe." Keluh Dimas.

Reni mengerucutkan bibirnya mendengar Dimas.

"Minta dicium lagi." Dimas mendekatkan wajahnya dan langsung di tabok oleh Reni.

"Aww."

"Banyakan modus." Reni kini ketawa melihat Dimas kesakitan.

"Gak marah lagi kan?" Tanya Dimas dan Reni mengangguk.

"Sama Feli juga kan?" Tanya Dimas dan Reni kembali mengangguk.

"Pacar baik." Kata Dimas sambil mengelus puncak kepala Reni.

TBC.

PERFECT BAD BOY (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang