part 30

150 8 0
                                    

🌟🌟🌟

Jarak kita hanya sesaat, disaat waktu yang tepat jarak itu akan terkikis.

-Feli

Feli akhirnya bisa kembali ke sekolah setelah satu hari full beristirahat karena sakitnya.

Saat di depan gerbang dia melihat Michelle sedang dibonceng oleh seorang. Feli semakin memperhatikan orang tersebut dan benar bahwa ternyata Michelle bersama El.

Gak boleh lemah Fel. Batin Feli.

Feli menuju arah kelasnya dan Michelle memanggilnya.

"Fel, tungguin." Teriak Michelle.

Feli berhenti dan berbalik pada Michelle.

"Ck! Kok ngikut sih." Umpat Feli yang tidak terdengar oleh Michelle.

"Kenalin temen aku Feli" Ucap Michelle pada El.

Mata El dan Feli bertemu sesaat, buru-buru Feli memutus kontak tersebut.

"Hmm kenalin ini El."

"Eh hay, Feli." Feli mengulurkan tangannya dan El tidak menghiraukannya.

El masih saja memperhatikan Feli dan membuat Feli menahan air matanya. Bagaimana tidak seseorang yang sudah hilang berbulan-bulan ini telah ada dihadapannya ada rasa rindu yang muncul dalam dirinya serta penjelasan akan semua ini.

Tiba-tiba El merasakan sakit di kepalanya. Bayangan hitam itu muncul lagi.

"El." Teriak Feli.

"El hilang ingatan sebagian makanya dia sering kek gini kalau lagi mau ngingat sesuatu." Tutur Michelle.

Ternyata gue salah, gue terlalu membenci tanpa tau sebabnya. Batin Feli.

Sakit di kepala El sudah hilang. Kini dia berlalu meninggalkan Feli dan Michelle.

"Hati-hati." Teriak Feli.

"Udah biarin, El emang gitu kok." Feli mengangguk.

"Ayo." Ajak Michelle.

Feli dan Michelle memasuki kelas mereka.

"Gue boleh nanya sesuatu gak?" Tanya Feli.

"Boleh kok, emang apa?" Balas Michelle.

"Gim__" Ucap Feli terputus saat dirinya ditarik oleh sahabat-sahabatnya.

Michelle hanya mengedikkan bahu dan ke bangkunya.

"Apaan sih tarik-tarik." Feli kesal pada sahabatnya karena langsung menariknya begitu saja.

"Ikut deh." Ucap Reni.

Kini mereka berada di taman belakang dan di sana sudah ada Dimas, Leon, dan Reza menunggu mereka.

"Ngapain kumpul, udah mau masuk loh." Kata Feli.

"Kita mau jujur sama lo." Dimas angkat bicara.

"Soal apa?" Mereka semua terdiam mendengar pertanyaan Feli.

"Lo duduk dulu yah, janji gak bakal sedih." Kata Tiara.

"Sebenarnya_" Ucap Leon menggantung.

"Ngomong dong." Ucap Risa jengah.

"Sebenarnya kita nyembunyiin sesuatu tentang El." Terang Reza.

"El lupa ingatan sebagian, kata dokter dia gak lama lagi bakal pulih. Maaf Fel, gue baru kasih tau lo, seharusnya gue gak nyembunyiin ini." Terang Tiara.

"Kalian semua udah tau? Dan gak ada dari kalian yang ngasih tau gue." Feli tertawa pelan, ada kesedihan yang di tampilkan.

"Kita gak mau buat lo sedih Fel, karena El." Kata Leon.

"Justru gue lebih sedih kalau sahabat gue nyembunyiin sesuatu besar kayak gini." Tangis Feli pecah.

"Maaf Fel." Dimas tertunduk.

Risa memeluk Feli.

"Lo itu sahabat kita, kita gak mau lihat lo sedih, lo pasti lakuin hal yang sama saat ada salah satu dari kita juga ada masalah." Risa membuat Feli mengerti.

"Maaf yah Fel."

"Maaf Fel."

Semua meminta maaf pada Feli.

"Gak papa, gue beruntung bisa kenal kalian semua." Feli menghapus air matanya dan tersenyum.

"Dokter bilang kalau gak lama lagi El bakal sembuh, gimana kalau kita bantu dia buat ngingat Feli." Ide cemerlang ini muncul begitu saja dari Leon.

"Duh ide lo bagus juga." Reza menabok kepala sahabatnya itu.

"Sakit Dugong." Balas Leon.

"Eh curut diam bentar." Risa menjewer kedua cowo di depannya itu.

"Sakit sayang." Ucap Leon memegang telinganya.

"Hiya dipanggil sayang." Tawa Reni pecah.

"Sayang, sayang, mau gue hantam lo." Ancam Risa.

"Tacutttt ihh." Ucap Reza terlalu lebay.

Tawa Feli pecah melihat kekonyolan Sahabat dan teman-temannya ini.

"Udah bangkek. Mikir dong gimana caranya." Ucap Tiara.

"Nah sekarangkan sih Michelle itu lagi gencar-gencarnya deketin sih El. Gimana kalau kita jauhin mereka terus deketin sih Feli gampang kan." Saran Reni.

"Pacar gue nih." Kata Dimas membuat pipi Reni merona.

"Iyaa dehh." Ucap mereka semua.

"Nah terus kita ulang awal mereka kenal, gimana?" Saran Leon dan semua mengangguk.

"Setiap sore kita kumpul bareng agar waktu El sama Feli makin banyak, biar El cepat sembuhnya." Tiara menambahkan.

"Itu sih mau lo supaya bisa lihat kak Gion tiap hari." Tiara hanya cengengesan.

"Tapi ada benernya juga." Bela Risa.

"Jadi intinya kita buat El kenal sama Feli, terus kita kumpulnya juga tiap hari." Dimas memperjelas kembali.

"Okee setuju."

Feli hanya menyimak diskusi mereka. Feli bersyukur bisa kenal sama orang-orang yang baik.

PERFECT BAD BOY (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang