part 29

125 6 0
                                    

🌟🌟🌟

Happy reading guys

"Ngantin yuk." Ajak Reni dan Tiara.

"Ayo." Balas Risa.

"Lo duluan aja nanti gue nyusul." Balas Feli.

"Oke kita tunggu tuan putri." Mereka bertiga meninggalkan Feli yang masih sibuk menyusun buku-bukunya.

Michelle datang menghampiri Feli yang masih sibuk dengan bukunya.

"Gue pinjam buku lo yah, soalnya gue belum akrab sama yang lain kecuali lo." Kata Michelle.

"Nih." Feli menyodorkan bukunya pada Michelle.

"Sekalian nomor lo juga." Michelle menyodorkan ponselnya pada Feli.

Deg

Feli melihat wallpaper orang yang selama ini Feli sayang. Siapa lagi kalau bukan El.

"Nih pacar lo?" Tanya Feli hati-hati.

"Lo kenal?" Balas Michelle.

"Gak kok, cuman pernah lihat." Feli berusaha menutupi suaranya yang mulai parau karena menahan air matanya.

"Dia El, orang cuek yang bikin gue nyaman dan bahagia." Terang Michelle pada Feli.

Feli merasakan sakit yang luar biasa tapi berusaha untuk tersenyum di depan Michelle.

"Gue mau ke kantin, lo mau ikut gak?" Tanya Michelle.

"Lo duluan aja." Balas Feli.

Setelah Michelle dan semua orang pergi ke kantin kini Feli benar-benar menangis lagi.

Salah gue apa sampai-sampai harus ngerasain sakit ini. Batin Feli.

Feli menangis sesenggukan. Matanya merah dan bengkak.

Jika ada yang melihatnya akan ad masalah baru lagi. Buru-buru Feli pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya.

30 menit berlalu dan Feli belum juga muncul.

"Feli mana sih kebiasaan deh." Kata Reni jengkel.

"Mungkin ada urusan." Balas Risa.

"Woi, ada yang pingsan."

"Tolongin."

"Anak kelas sebelah, cewe woi."

Teriak murid-murid di sana. Reni, Risa dan Tiara yang mendengar itupun langsung berlarian ke sumber suara.

Deg.

Feli kini pingsan untung saja ada The'Cogan yang menjadi pahlawan kesiangannya itu.

"OMG Feli, lo kenapa gini."

"Pasti lo gak sarapan pagi kan."

"Kalau istirahat makan dulu jangan cuma pelajaran yang lo pikirin terus kesehatan lo lupain."

Sahabat Feli panik dengan keadaan Feli, wajahnya yang pucat begitu terlihat.

"Diam dulu Feli sakit gini lo pada ribut." Cerocos Leon.

"Ho oh, beliin Feli minum kek, apa kek, gitu jangan marah-marah mulu." Tambah Reza.

"Ck! Udah berantemnya, kita bawa Feli ke UKS dulu, biarin dia istirahat." Tutur Dimas dan semuanya mengangguk.

1 jam berlalu namun Feli belum juga sadarkan diri.

"Panas gak badannya?" Tanya Reza.

"Agak sih." Balas Reni.

"Panggil dokter aja." Saran Risa dan tanpa berlama-lama Tiara langsung memanggil dokter.

Setelah dokter memeriksanya.

"Gimana keadaannya dok?" Tanya Risa.

"Feli cuma kecapean dan lagi stress. Saran saya Feli jangan dibuat stress dulu karena berdampak pada kesehatannya." Terang dokter.

Pasti lo mikirin El, maaf gak bisa ceritain semua Fel. Batin Dimas.

Maaf Fel, gue gak bisa jujur ke lo. Batin Tiara.

Feli kini sudah sadarkan diri.

"Kok gue disini?" Tanya Feli.

"Lo tadi pingsan untung kita-kita ada pas lo pingsan." Tutur Leon.

"Makasih yah, buat kalian repot." Ucap Feli yang menahan air matanya.

"Gak papa Fel, kita kan sahabat lo, yah kali kita lihatin lo sakit." Balas Reni.

"Kata dokter lo gak boleh stress." Kata Risa.

"Mikirin apa sih lo?" Tanya Reni.

"Gak papa kok." Feli tersenyum pada sahabatnya.

Mereka sudah tahu kalau Feli tak mau sahabatnya sedih karena masalah yang dihadapinya.

Tbc.

PERFECT BAD BOY (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang