Kini Anneth tengah berjalan memasuki rumah Zara. Keduanya telah kembali ke rumah Zara. Ya, dengan raut wajah kusut. Bukan, bukan Deven tapi wajah Anneth yang benar-benar kusut.
"Akhirnya lo berdua balik juga," Nashwa menyambut Anneth dan Deven.
"Muka lo kenapa?" tanya Devan yang menyadari raut wajah Anneth.
"Gak papa, lagi apes aja satu hari ini," ketus Anneth lalu memasuki ruangan itu.
"Kalian udah sampai mana ngehiasnya?" tanya Anneth.
"Udah selesai, tinggal nungguin kue ama si Zara doang," ucap Devan.
"Sekalian nungguin malam, biar keren nih acaranya," ucap Devan lagi.
Anneth hanya mengangguk paham lalu melihat-lihat ruangan yang sudah di dekor oleh Devan dan Nashwa, sebagian, sebagian lagi sih Anneth dan Deven.
"Kalau gitu gue panggil Joa dulu, lagian lama amat cuman buatin kue," ucap Anneth mengambil ponselnya.
Saat ingin menelfon Joa.
"HEI SEMUA, HALO EPRIBADEEEE KITA SUDAH DATANG."
Suara cempreng Joa menghiasi suasana rumah saat ini, Anneth menoleh kebelakang bersamaan dengan Deven, Nashwa, dan Devan.
"Ya ella baru juga mau gue telfon," ucap Anneth.
Joa dan Charissa mendekat kearah mereka.
"Kuenya mana?" tanya Anneth mengerutkan keningnya. Karena Joa dan Charissa tidak ada membawa kue atau bungkus kue.
"Oh kue nya, udah kita makan tadi. Enak banget Neth," ucap Charissa.
Anneth membelak kaget. "GILA LO BERDUA!! Ngapain kue nya di makan hah kan kita mau ngasih kuenya buat Zara nape lo makan," pekik Anneth.
"Ck! Becanda kali Neth, kagak bisa diajak becandaan ni anak. Kagak seru lo," ucap Joa.
Anneth memutar kedua bola matanya malas. "Terus kue nya dimana?" tanya Anneth.
Joa menepuk tangannya dua kali lalu datanglah pelayan membawa troli tempat kue itu.
Anneth dan yang lainnya menoleh kearah pintu masuk dan membelak kaget.
"Buset, ini kue apa? Besar amat," ucap Devan kaget.
"Tau tuh lagian juga buat apa buat kue segede ini?" ucap Anneth menimpali.
"Ye kan sekalian bagi-bagi ke tetangga Neth," ucap Charissa.
"Ehhh, tunggu!! Sejak kapan lo berdua ada disini?" tanya Charrisa yang baru menyadari kehadiran Deven dan Devan.
"Oh itu gue tadi yang manggil mereka berdua, kenapa?" tanya Anneth.
"Oh bukan, gue kirain mau nyolong," ucap Charissa.
"Sembarangan mulut lo, gue tabok juga," ucap Devan.
"Berani lo ama cewe?" tanya Charissa maju selangkah.
Devan mendengkus kesal sambil memutar kedua bola matanya.
"Mm gais, sorry gue gak bisa ikut rayain ulang tahun Zara kali ini," ucap Nashwa.
Hal itu mampu mengalihkan arah pandang mereka ke Nashwa sepenuhnya.
"Loh? Kenapa?" tanya Anneth.
"Gue ada urusan lain selain ini gue gak bisa lewatin acara makan malam keluarga gue," ucap Nashwa.
"Yaahhh kalau kaya gitu mana seru gak ada lo Uwa, nggak bisa dibatalin gitu?" tanya Joa.
Nashwa menggeleng. "Gue udah bilang tadi sama nyokap gue tapi nyokap gue ngotot buat nyuruh gue datang," ucap Nashwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Atlantik [END]
Fanfiction[Follow sebelum baca] . [SUDAH DI REVISI, KALAU MASIH TYPO KALIAN KOMEN SAJA] Kalian punya sahabat tidak? Kalau iya, coba kamu baca dan ikuti kisah dari cerita ini. Menurut mu, kalau kita ingin memperbaiki suatu hubungan persahabatan kita, tapi ada...