Charisa melangkah pergi menuju taman sekolah dengan membawa bekal yang dibuat khusus oleh Mamanya sendiri.
Namun langkah Charisa terhenti saat melihat ada Nashwa disana duduk, Charisa duduk disamping Nashwa sambil meletakkan bekal itu.
"Lo lagi ngapain Uwa? Kok akhir-akhir ini lo jarang kumpul bareng kita? Kenapa?" tanya Charisa lalu membuka bekalnya.
"Gak pa-pa, lagi pengen nyendiri aja," jawab Nashwa.
"Gak baik tau sendiri-sendiri, apalagi lo itu bagian dari kita." Charisa mulai memakan bekal itu. "Lo mau?" tawar Charisa.
Nashwa menggeleng, Charisa menghela nafas lalu meletakkan sendok bekalnya kemudian menghadap kearah Nashwa.
"Gue kenal lo bukan sehari atau dua hari tapi udah bertahun-tahun, gue tau lo lagi ada masalah lo bisa cerita ke gue," ucap Charisa.
Nashwa masih diam, tiba-tiba saja gadis itu merasa ada seseorang yang merangkulnya.
"Ck! Uwa, lo dengar kagak apa yang gue bilang? Lo yang sekarang itu kaya bukan Uwa yang gue kenal," ketus Charisa.
Nashwa menepis tangan Charisa yang bertengger di bahunya. "Gue memang bukan Uwa yang kalian kenal lagi," lalu Nashwa berdiri kemudian pergi meninggalkan Charisa begitu saja.
Charisa menoleh kebelakang dimana Nashwa perlahan-lahan mulai menghilang.
"Sebenarnya lo kenapa sih?" gumam Charisa.
》》》》
"Gue heran deh, sebenarnya apa sih yang terjadi antara Uwa sama Zara? Kok mereka berdua jadi apa gitu," ucap Joa.
"Muak gue sumpah lama-lama kalau gini, bisa hancur persahabatan kita ini yang udah kita bangun selama bertahun-tahun," lanjut Joa.
"Lo diam deh Jo, jangan banyak omong dari pada bertindak. Kalau lo muak usahain supaya mereka bisa baikan kaya dulu lagi," ucap Charisa yang kesal dengan ocehan Joa sedari tadi.
Anneth mengelus bahu keduanya. "Kalian jangan terlalu ambil pusing, kalian yakin aja Nashwa sama Zara pasti bakal baikan lagi."
"Caranya?" tanya keduanya bersamaan.
Anneth mendadak kikuk. "Ya itu sih yang harus kita pikirin," ucap Anneth sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Keduanya menghela nafas.
"Eh, sory gue masih ada kelas sama Deven kalian pikirin aja dulu gue juga bakal bantu nanti," ucap Anneth yang diangguki keduanya.
Anneth melangkah pergi meninggalkan Charisa dan Joa. Anneth menghela nafas, semakin kesini persahabatan mereka seperti tidak ada tujuan yang menentu.
Anneth mendongak menatap langit-langit koridor sekolah, mendadak kepalanya menjadi pusing membuat Anneth buru-buru menunduk kan kepalanya kemudian memijitnya.
Akhir-akhir ini, Anneth sering sekali merasakan sakit kepala serta denyutan dikepalanya secara tiba-tiba. Anneth belum memeriksanya ke dokter.
Anneth berfikir, jika ini hanya sakit kepala biasa. Ya, ini hanya sakit kepala biasa.
Anneth menghela nafas lalu membuka matanya, semua sudah kembali seperti semula. Anneth mulai melangkah kembali menuju ruangan kelas atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Atlantik [END]
Fanfiction[Follow sebelum baca] . [SUDAH DI REVISI, KALAU MASIH TYPO KALIAN KOMEN SAJA] Kalian punya sahabat tidak? Kalau iya, coba kamu baca dan ikuti kisah dari cerita ini. Menurut mu, kalau kita ingin memperbaiki suatu hubungan persahabatan kita, tapi ada...