Zara berjalan meninggalkan area sekolah tanpa memperdulikan Nashwa, Joa dan Charissa yang mengejarnya sambil memanggilnya.
"Woi lah Zar, lo kenapa sih?" tanya Charissa yang hampir mendekati Zara.
"Baperan amat sih, ya udah deh besok kita nongkrongnya," ucap Joa sambil merangkul Zara namun di tepis oleh Zara.
"Lo kenapa sih?" tanya Nashwa.
Zara hanya acuh lalu berjalan dengan cepat meninggalkan mereka. Zara benar-benar badmood saat ini.
Joa, Charissa dan Nashwa saling melirik satu sama lain.
"Tu anak ketularan mood nya si Anneth kali ya, kok bisa samaan gitu mood nya naik turun?" ucap Joa.
"Ntahlah, apa ki-"
"GUYS!! YUHU," pekik Anneth yang langsung terobos aja memeluk ketiga sahabatnya.
"Anneth, ngagetin aja lo sumpah," ucap Charissa.
Anneth menyengir lalu kembali berdiri seperti semula.
"Gue tau kenapa si Zara ngambek gitu," ucap Anneth.
Joa, Nashwa dan Charissa langsung saja menoleh heboh pada Anneth. "Kenapa?" tanya mereka serempak.
"Hari ini tuh ulang tahunnya si Zara," ucap Anneth.
"Oh iya gue lupa!" pekik Nashwa sambil menepuk jidatnya.
"Sama gue juga, astaga gue kirain tadi kenapa dah si Zara bisa ngambek gitu," ucap Joa.
"Nah iya tuh, lah terus gimane? Gak mungkin kan kalau kita bilang mau ikut nongkrong sama si Zara?" tanya Charissa.
"Iya sih, bakal di cuekin lagi kita," ucap Joa.
"Gue ada ide nih guys, ide cemerlang," ucap Anneth sambil menaik turunkan alis matanya.
"Apa ide nya? Buruan kali Neth lo bilangnya," ucap Joa dan Charissa.
"Ck, kalian berdua gak usah ngegas gitu nape dah," ucap Anneth.
"Ya makanya buruan Anneth," ucap Charissa.
"Iya, iya. Jadi gini guys," ucap Anneth lalu menarik ketiganya agar mendekat pada dirinya kemudian membisikkan sesuatu.
"Lo yakin Neth ini bakal berhasil?" tanya Joa.
"Nah iya Neth, lagi lo kan ada kelas tambahan gimana itu?" tanya Nashwa.
"Tenang guys, si Deven udah setuju kalau hari ini kita gak ada kelas tambahan kelas tambahan kita berdua diganti jadi besok, nah jadi aman cuy," ucap Anneth.
"Gue ngikut aja deh," ucap Charissa dan Joa.
Anneth tersenyum lalu menoleh pada Nashwa. "Kalau lo Wa?" tanya Anneth.
"Gue gak janji, tapi gue bakal usahain," ucap Nashwa.
Anneth mengangguk.
》》》》
Anneth berjalan melalui halaman depan rumah Zara bersama dengan Nashwa, keduanya sudah meminta izin kepada kedua orang tua Zara.
Rumah Zara saat ini sepi, tidak ada orang hanya ada pembantu serta petugas keamanan khusus untuk rumah mereka.
Ya, karena rumah Zara ini sangat besar bisa dikatakan sudah seperti istana saja.
"Gila sih, rumah si Zara udah kaya istana aja," ucap Nashwa.
"Ya memang istana Wa, lo gimane dah Wa," ucap Anneth sambil terkekeh.
"Eh tapi cuman kita berdua doang ni Neth?" tanya Nashwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Atlantik [END]
Fiksi Penggemar[Follow sebelum baca] . [SUDAH DI REVISI, KALAU MASIH TYPO KALIAN KOMEN SAJA] Kalian punya sahabat tidak? Kalau iya, coba kamu baca dan ikuti kisah dari cerita ini. Menurut mu, kalau kita ingin memperbaiki suatu hubungan persahabatan kita, tapi ada...