Anneth berlari mengejar Nashwa, dirinya tidak ada niat untuk merusak persahabatan antara Joa, Charissa, Zara, dan Nashwa. Anneth hanya berniat ingin menyatukan mereka kembali.
Kejadian Charissa membela Anneth ketimbang Nashwa sahabat lamanya, bisa dilihat seberapa ingin menjauhnya Nashwa mereka.
Anneth hanya berniat untuk menyatukan keutuhan persahabatan mereka lagi dan melihat senyum mereka semua.
Katakan saja ini permintaan terakhir setelah semuanya akan selesai.
Anneth tidak butuh uang, Anneth juga tidak butuh apa yang namanya harta, yang dibutuhkan Anneth sekarang seseorang yang selalu ada buat dirinya. Yang selalu membelanya saat dirinya terpuruk, yang selalu berbagi keceriaan dan selalu memotivasi dirinya saat sedang terluka.
Itu hanya ada di Nashwa, Anneth tidak ingin Nashwa menjadi sama dengan dirinya. Ditinggal hanya demi sahabat baru, Anneth sudah pernah merasakannya. Rasanya gimana? Sakit!
"Uwa! Dengerin gue dulu," teriak Anneth sambil mengejar Nashwa.
Nashwa tetap berlari tanpa memperdulikan sosok Anneth yang terus memanggilnya. Nashwa juga tidak memperdulikan tatapan setiap orang pada mereka berdua. Yang Nashwa butuhkan adalah berteriak seorang diri di sebuah lapangan yang sepi.
Hanya itu.
"NASHWA! DENGERIN GUE UWA, LO JANGAN NGEHINDAR TERUS." teriak Anneth hingga Anneth berhasil menjangkau Nashwa.
"APA LAGI?!" Nashwa berbalik badan dengan menyentak tangan Anneth yang menahan lengannya dengan suara bentakan.
Anneth kaget mendengar bentakan itu. Segera Anneth melepaskan genggaman tangan di lengan Nashwa.
"Denge--"
"Apa yang mau gue dengar hah? Itu udah cukup ngejelasin semuanya! Charissa benar, gue emang gak layak punya sahabat kaya kalian! Puas lo?!"
Nafas Nashwa sudah memburu hingga wajahnya terlihat memerah, Nashwa tidak habis pikir dengan jalan pemikiran sahabatnya.
"Uwa, lo salah paham. Kita gak bermaksud ngatain lo, kita han--"
"Hanya apa?! Hanya karena kasihan gue ditinggal keluarga gue? Iya?! Kasihan karena bokap nyokap gue cerai? Atau lo pada gak sudi temanan sama gue karena keadaan keluarga gue yang hancur? IYA?!"
"Gue gak habis pikir sama lo pada, benar-benar tega banget lo pada sama gue, selama ini gue tulus bersahabat sama lo pada, selalu ngesupport kalian, selalu ngehibur kalian, selalu mempriotitaskan kalian! Trus gue salah dimana? Gue salah apa sama kalian?" tanya Nashwa, suara Nashwa dapat di dengar dengan jelas bergetar dan kedua bola mata Nashwa terlihat berkaca-kaca walau Nashwa sangat berusaha menahan air matanya untuk tidak jatuh.
Anneth menggeleng. "Lo gak salah Uwa, yang salah itu gue."
"Iya! Dan semua ini salah ello! Dari awal lo datang gue benci banget sama lo! Kalau bukan karena dorongan dari sahabat-sahabat gue buat nerima lo, gue udah buly lo dari awal masuk sekolah!"
Anneth menatap Nashwa kaget. Sebegitu bencinya kah Nashwa pada dirinya?
"Uwa--"
"Lo gak usah sok polos di depan gue! Lo mending pergi, gue gak suka lo ada disini!" ucap Nashwa.
"Uwa, gue mohon maafin gue," ucap Anneth berusaha meraih tangan Nashwa namun gadis itu menjauh dari Anneth. Gadis itu juga bingung, apa salahnya?
Nashwa menggeleng. "Gue bakal maafin lo! Tapi lo pergi dari kehidupan sahabat-sahabat gue dan dari kehidupan gue dan juga dari kehidupan Deven terutama!" ucap Nashwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Atlantik [END]
Fanfiction[Follow sebelum baca] . [SUDAH DI REVISI, KALAU MASIH TYPO KALIAN KOMEN SAJA] Kalian punya sahabat tidak? Kalau iya, coba kamu baca dan ikuti kisah dari cerita ini. Menurut mu, kalau kita ingin memperbaiki suatu hubungan persahabatan kita, tapi ada...