"Kamu dari mana Neth?" tanya Tiara yang baru saja keuar dari kamarnya. Gadis itu baru tiba dari luar, bersiap-siap untuk berangkat besok ke Jerman. Karena masa liburan mereka telah selesai.
Anneth mendongak. "Oh itu, habis dari rumah teman," jawab Anneth kikuk.
Takut ketahuan kalau bohong.
Tiara mengangguk lalu menutup pintu kamarnya kemudian melangkah menuju kebawah.
Anneth masuk kedalam kamar setelah Tiara benar-benar pergi dari lantai kamar mereka. Anneth mengunci kamarnya kemudian berjalan mendekati lemari bukunya. Ia menyembunyikan semua data-data kesehatannya dalam sebuah amplop besar berwarna cokelat itu.
Anneth menyusun kembali buku-bukunya lalu menghela nafas, tidak lama dari itu ponselnya berdering menandakan ada pesan yang masuk.
Anneth mengambil ponselnya lalu melihat ada pesan masuk disana. Anneth tersenyum tipis melihat pesan yang dikirim oleh Zara.
Neth, kalau lagi ada masalah jangan dipendam ya. Kalau mau cerita, cerita aja jangan dipendam ya. Ada gue disini.
Begitulah isi pesan dari Zara. Ada gue disini. Kalimat itu mampu membuatnya tersenyum. Anneth tidak merasa sendirian.
Anneth Delliecia: Makasih Zar, lo ada waktu gak hari ini?
Zara Leola: Ada dong, kalau buat lo mah selalu ada.
Anneth Delliecia: Kok gue geli ya dengarnya.
Zara Leola: Dih, geli gelian ni anak, emang buat apaan emang? Mau ketemuan?
Anneth Delliecia: Iya. Ada yang mau gue omongin.
Zara Leola: Oke, kita ketemuan dimana? Gue kepo nih lo mau ngomongin apaan.
Anneth Delliecia: Kafe yang biasa kita datangin pas ngumpul bareng.
Zara Leola: Gue otwww. Oh iya, lo yang bayarin makan ye, kartu gue kena blokir.
Anneth Delliecia: Gratisan mulu hidup lo nyet, oke lah bakal gue bayarin untuk kali ini aja.
Zara Leola: Nah gitu dong! Oke ya bay.
Anneth mendengkus kesal, Zara Leola. Gadis ini memang sepert itu, tapi kalau udah dibayarin atau gimana pasti bakal nurut anaknya.
Hanya saja Anneth kurang yakin, karena kalau soal urusan makanan Zara juara duanya. Pasti gadis itu tidak akan fokus mendengarnya.
Juara satunya? Ya Anneth lah.
Anneth mengambil ransel kecilnya yang biasa gadis itu bawa kemana-mana, lalu keuar dari kamar. Tidak lupa mengunci kamarnya, takut Kakaknya bakal asal masuk sembarangan ke kamar Anneth.
"Mau kemana Neth?" tanya Tiara menoleh kearah adiknya.
"Mau keluar bentar, ketemu sama Zara. Kayanya majalah baru Kakak udah datang ya?" tanya Anneth.
Tiara mengangguk. "Tapi lama sih datangnya."
"Ya udah, aku pergi dulu ya Kak."
"Hati-hati Neth dijalan, soalnya banyak yang ngincar kamu," ucap Tiara membuat kening Anneth mengerut.
"Ngincar gimana?" tanya Anneth was-was.
"Iya, ngincar hati kamu Neth," ucap Tiara tertawa ngakak.
Anneth memutar bola matanya malas lalu pergi meninggalkan Tiara yang terus tertawa.
Apanya yang lucu?
*****
"Lo mau ngomongin apa Neth?" tanya Zara sambil menyantap habis ayam gorengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Atlantik [END]
Fanfiction[Follow sebelum baca] . [SUDAH DI REVISI, KALAU MASIH TYPO KALIAN KOMEN SAJA] Kalian punya sahabat tidak? Kalau iya, coba kamu baca dan ikuti kisah dari cerita ini. Menurut mu, kalau kita ingin memperbaiki suatu hubungan persahabatan kita, tapi ada...