GARIS ATLANTIK || 3

178 19 6
                                    

Pagi yang cerah untuk mengawali hari gadis tinggi berkulit putih dengan sifat denginnya.

Anneth, gadis itu telah rapi dengan seragam sekolahnya. Tinggal menghitung beberapa menit saja untuk bisa sampai ke sekolah.

Anneth melangkah menuju ruang makan keluarga, jangan lupa kalau Anneth adalah gadis yang tidak akan pernah lupa dengan sarapan.

Tidak peduli jika waktu nya mepet, Anneth pasti akan mementingkan sarapan lebih dulu. Biar punya tenaga.

"Pagi Neth," sapa Tiara sambil duduk disamping Anneth.

Anneth hanya membalasnya dengan senyuman setelah itu Anneth mulai bergabung duduk bersama Tiara.

Anneth mulai mengambil roti yang sudah disajikan di piring tepat dihadapannya, kemudian memakan sarapannya dengan santai.

"Eh Neth, akhir-akhir ini Papi sama Mami sibuk banget, Kakak takutnya mereka berdua nggak perhatiin kesehatan mereka."

Anneth hanya diam sambil menikmati makanannya. Tidak terganggu dan tidak peduli dengan ucapan Tiara barusan.

Tiara menoleh pada Anneth kemudian menyenggol bahu Anneth.

"Kamu jangan pura-pura nggak dengar Neth, gak baik tau." Tiara berucap.

"Makan Kak, jangan bicara kalau makan," ucap Anneth lalu meminum segelas susu.

Tiara yang mendengar itu hanya menghela nafas.

"Neth, jangan gini dong. Papi sama Mami udah nggak kaya dulu lagi, kamu kenapa masih tetap kaya dulu?"

Anneth bangkit berdiri setelah menyelesaikan sarapannya dengan cepat.

"Aku pergi ke sekolah dulu, Aku nggak mau telat ke sekolah untuk tidak merusak citra Papi dan Mami."

Anneth kemudian berbisik pada Tiara karena keberadaan pelayan yang ada disekitar mereka.

"Iya kan Kak? Papi dan Mami tuh gak berubah, sama aja kaya dulu. Mentingin keuntungan sendiri."

Anneth lalu berdiri kemudian mencium pipi kanan Tiara setelah itu gadis itu pergi.

Tiara masih diam menatap lurus, kosong kemudian menghela nafas dalam-dalam.

"Sabar ya Ti, semua akan kembali dengan normal. Perlahan, kita bantu Anneth dulu, lalu lanjut ke Papi dan Mami. Iya ... Pasti bisa."

》》》》

"Hari ini gue dapat hadiah dong!!" ucap Joa dengan setengah berteriak.

Charissa, Nashwa, dan Zara menatap jengkel Joa.

"Semalam juga lo udah kasih tau sama kita, kalau lo dapat hadiah." Zara mendengkus kesal.

"Beribu kali bahkan, sampai gue gak bisa fokus belajar," ketus Charissa.

"Yang jadi pertanyaan gue, lo dapat hadiah dari siapa? Baru kali ini ada orang yang ngasih hadiah ke lo. Biasanya juga ke gue," lanjut Charissa.

Joa melotot. "Enak aja! Noh, di rumah segudang hadiah dikasih sama gue."

"Dih, salah kirim kali," ucap Zara.

"Iri nih, iri, keliatan guys kalau kalian iri sama gua yang jelas-jelas paling banyak fens nya."

"Yakin, kalau lo yang paling banyak fens nya? Yakin? Berani taruhan nggak nih?" tanya Nashwa menaik turun kan alis matanya.

Joa mulai gelagapan lalu berdiri dengan sok nya. "Yakin dong!" ucap Joa sambil menggrebek meja membuat satu kelas menoleh kearah mereka.

Garis Atlantik [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang