Masih bimbang mau lanjutin ini atau ga...tp pada akhirnya...... Nulis juga.
Selamat membaca!
-----------------------------
Keesokan harinya, tak banyak yang bisa ariana lakukan selain melakukan kegiatan rutin seperti mandi, makan dan kini berakhir duduk termenung ditepi ranjangnya-tentunya dengan mata yang tak memancarkan kehidupan. Berulang kali gadis itu mendesah antara kesal dan geram-chester, pria itu sungguh keterlaluan tidak mengizinkannya untuk keluar-sekedar mengunjungi taman. Sejak kejadian tangannya tergores kemarin, chester semakin protektif-membatasi pergerakan arianna.
Didalam kamarnya sepi, atau suasana rumah ini yang sepi karena berada ditengah hutan. Entahlah, ariana sangat berharap dapat melihat sekali saja bagaimana rupa tempat ini. Apakah bagus, modern, ataukah seperti rumah hantu. Karena pemiliknya ini memiliki kebiasaan yang mengerikan dan juga rumah apa yang berada ditengah hutan, kalau bukan rumah yang menyeramkan.
Suara ketukan dari arah pintu menarik lamunan ariana, ia tidak langsung menoleh kearah pintu-tetap pada posisinya menatap lurus kedepan.
Pintu kamarnya berderit-perlahan terbuka. Seorang pelayan muda-ada sedikit rasa takut tersirat diwajahnya juga sebersit rasa keberanian yang dipaksakan. Kalau saja arianna dapat melihat bagaimana ekspresi pelayan itu-dia pasti mengira kalau sipelayan baru saja melihat hantu.
"pe-permisi no-non-na, saya diminta oleh tuan chester untuk membantu nona mengenakan pakaian dan berhias" ucap pelayan itu tergagap.
Alis ariana berkedut, kerutan demi kerutan tercipta di dahi mulusnya. "Aku sudah mengenakan pakaian dan berhias? Untuk apa aku berhias?"
Pelayan itu mendekat kearah ariana-menyisakan jarak selebar 1,5 m. Ia menatap arianna dengan sorot mata simpati bercampur kagum. Ia merasa kasian karena gadis itu harus berhubungan dengan chester-tuan nya yang menakutkan. Bukan rahasia lagi-semua pelayan dirumah ini tahu siapa chester-si pengusaha kaya yang memiliki hobi yang membuat siapun.bergidik ngeri. Orang yang bekerja dirumah ini semuanya sudah melalui seleksi dan tes yang rumit-pastinya terpaksa karena tidak memiliki pilihan lain selain bekerja disana. Semua pekerja sudah disumpah bahkan disuruh menandatangani kontrak-jika salah satu dari mereka membocorkan rahasi siapa itu chester, maka bayarannya adalah kematian mereka dan keluarga mereka.
Ia juga kagum pada arianna, karena meskipun memiliki keterbatasan penglihatan-gadis itu tetap memancarkan kecantikan-bahkan tanpa riasan. Mata berkabut miliknya seolah bukanlah kekurangan-melainkan menjadi penambah elemen cantik diwajahnya.
"tuan ingin mengajak anda pergi kepesta, nona" jawab pelayan itu.
Ariana berdecak tidak suka, bagaimana bisa chester tidak memberitahunya lebih dulu. Tiba-tiba saja mengajak pergi seperti ini. Tapi ia sedikit penasaran, kepesta apa pria itu mengajaknya. "kau tahu, pesta apa itu?"
Pelayan itu hendak menggeleng-tapi dia seketika ingat kalau ariana tidak bisa melihat. "maaf-saya tidak tahu nona. Tapi sepertinya itu pesta topeng, karena tuan menyiapkan sebuah topeng cantik untuk nona" jelas nya.
Mulut arianna bergerak membentuk huruf O dengan sedikit anggukan. Seumur hidup ia tidak pernah datang kepesta manapun kecuali pesta ulang tahun anak tetangganya. Ia akhirnya mempersilahkan.pelayan itu untuk membantunya mengenakan gaun pesta. Ia tak bisa melihat, hanya merasakan lewat rabaan. Tampaknya gaun.itu cukup sopan meskipun bagian bahunya sedikit terbuka.
Pelayan itu juga membantu menata rambutnya lalu berganti merias wajahnya dengan hati-hati.
"astaga-anda cantik sekali,nona" puji pelayan itu-memandang takjub kearah arianna. "gaun anda juga terliht sangat cocok dengan anda"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bird in the cage
General FictionAriana Joanna stan adalah seorang gadis buta yang hidup bersama bibi dan pamannya. Kedua orang tuanya telah pergi meninggalkan ariana sejak ia berusia 8 tahun. Ariana terbiasa melakukan semua hal sendiri, karena tak mau merepotkan siapapun. Kehidu...