- Keluarga Louis-

345 37 2
                                    

Keluarga louis atau kebahagiaan semu

*

Nyaris sebulan lebih ariana sudah bekerja, diakhir pekan ia juga mendapatkan libur. Semakin bertambah rasa bersalah, maka dihari minggu dimana ada louis dirumah-ia berniat untuk berterus terang pada pria itu. Salma pun berpendapat sama sepertinya. Ia juga dihantui rasa bersalah karena telah berbohong pada tuan yang baik seperti louis.

Sarapan bersama, menu roti panggang dengan aneka selai yang dapat dipilih dan omelete menjadi pembuka. Salma menyodorkan segelas teh aroma melati, dan kopi pada louis. Ketika sarapan berakhir dan berpindah diruang tengah, disana ariana berniat untuk bicara serius pada louis.

Televisi menyala dengan volume kecil, dari suaranya tampak menayangkan liputan olahraga.

"louis.." panggil ariana ragu. Jantungnya sedikit berpacu, ternyata seperti ini menyimpan kebohongan lalu harus mengatakan sebenarny.
"aku ingin mengatakan sesuatu padamu"

"katakan ariana, kau seperti ingin mengatakan sebuah rahasia terlarang" canda louis

Ariana menggigit pipi bagian dalam, sejenak ragu. "aku serius"

"baiklah-baiklah, apa itu?"

"janji ya, jangan marah pada bibi salma setelah ini. Kau boleh marah padaku"

"oke, aku janji" ucap louis.

Menarik nafas pendek sebelum akhirnya ariana mengatakan yang sebenarnya. Tentang pekerjaannya, dan salma yang membantu dirinya.

Tanpa ariana lihat, louis sama sekali tidak bereaksi selain alisnya yang berubah-ubah. Sesekali menekuk, lalu datar.

Mendengar penjelasan ariana, sejujurnya ia tidak marah. Tapi ia sedikit kecewa karena ternyata ariana memiliki kekhawatiran yang berlebihan.
"aku tidak marah, ariana. Karena apapun yang kau lakukan selama itu membuatmu senang-aku menyetujuinya. Hanya saja, aku tidak pernah merasa keberatan. Sungguh uang bukan masalah bagiku. Kau bisa menggunakan uangku semaumu. Dan tinggal disini-melakukan apapun yang kau suka."

Merasa lega karena ternyata louis tidak marah. Namun ia dapat menangkap nada kecewa dalam suara louis. Ia pun merasa terharu Sebaik itu louis padanya.

Topik pembicaraan dengan cepat berganti, suasa seriuspun menghilang-menjadi candaan dan tawa. Louis telah kembali, menceritakan kisah-kisah lucu yang membuat ariana tidak bisa lama menutup mulutnya.

Menjelang siang, ariana berada dikamarnya. Sedangkan louis sedang menikmati waktunya diruang olahraga. Tadinya, ia juga diajak oleh louis-namun ia menolak. Dari pada ia hanya menjadi pendengar lalu berakhir merepotkan louis karena harus mengajari beberapa alat olahraga.

Samar-samar ariana mendengar suara berisik dari ruang tengah. Suara orang berbicara yang asing ditelinganya. Ada dua.
Ia mengernyit, Selama ia tinggal disini, tidak pernah ada orang yang datang kemari. Apakah mereka keluarga louis? Atau kekasihnya? Atau temannya?

"ada perlu apa kalian kesini?" suara louis yang samar terdengar gusar

"perlu alasan kami untuk kemari?" balas lawan bicara louis.

"dari apa yang kudengar, kau menyembunyikan seorang gadis. Dimana dia?"

"benar louis, kami datang untuk memaastikan hal itu" tambah wanita lain

"apa urusannya dengan kalian. Aku sudah dewasa dan jika aku ingin mengajak orang untuk tinggal bersamaku itu bukan masalah"

"no-no! Tunjukkan pada kami"

"Tate!! ibu!!" suara frustasi louis memanggil mereka.

Ariana dapat mendengar derap langkah menuju pintu kamarnya. Ia menggenggam erat selimutnya, dengan jantung berdegup karena was-was.

Bird in the cageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang