Ariana baru saja selesai mandi, ia segera mengenakan pakaian yang ia pilih secara acak. Tanpa tahu bahwa pakaian yang ia pilih itu adalah T-shirt berwarna hijau sedikit oversize dan celana olahraga warna abu-abu.
Rambut ariana masih basah, ia mengusap-usap rambutnya dengan handuk agar segera kering. Jika ada chester, ia pasti menggunakan alat pengering rambut, dan rambutnya akan mengering dengan cepat.
Ariana bertanya-tanya dalam hati, kemana chester pergi. Ia segera menepis dugaan bahwa chester kembali kerestoran itu. Ia menggelengkan kepalanya, tak mungkin jika chester benar-benar membunuhnya.
Sebuah ketukan pintu memecah lamunan singkat ariana. Ariana tahu jelas bahwa itu bukanlah chester,
"masuk" kata ariana dengan suara keras.Pintu kamar ariana terbuka,Lark masuk kedalam kamar ariana, "maafkan saya mengganggu nona, apa nona mau makan malam?"
"tidak usah lark, aku sudah makan tadi dengan chester" jawab ariana.
"baiklah kalau begitu, saya permisi nona" lark keluar dari kamar ariana, ia menutup pintu tanpa suara.
Ariana segera menghentikan aktifitasnya begitu rambutnya sudah hampir mengering. Ia segera berpindah, naik keatas ranjang.
Ia merasa lelah setelah seharian keluar bersama chester. Yang ia inginkan saat ini adalah tidur, matanya sudah berat. Ariana menguap kecil, beberapa detik kemudian ia kembali menguap.
Ia harus tidur, ariana memejamkan kedua matanya. Alam bawah sadar bersukacita menyambut ariana.
- - -
Dua hari ini chester terus berada dirumah. Dia berkutat diruang kerjanya, mengerjakan dan meninjau ulang dokumen yang berkaitan dengan perusahaan dan beberapa usaha miliknya. Sisi lain dari seorang chester, dimana ia terlihat lebih manusiawi dibalik meja kerjanya.
Ariana berada diruang keluarga, duduk disofa kulit-hitam besar. Punggung ariana bersender dengan nyaman disofa, sesekali ia mengayunkan kakinya. Ia merasa bosan, karena tak melakukan apapun. Tak ada teman bicara, tak ada hal menarik yang ingin ia lakukan.
Sebenarnya, Ariana ingin menemui chester, namun ia tak bisa, dirinya takut kalau ia mengganggu chester.
"nona, mau saya bawakan camilan" tanya seorang wanita berusia sekitar 30 tahunan, ia mengenakan seragam pelayan.
"tak perlu" tolak ariana dengan lembut, yang ariana butuhkan saat ini adalah udara segar, melakukan sesuatu, bukan camilan.
"baiklah kalau begitu, nona, saya permisi" baru saja wanita itu hendak beranjak pergi, langkahnya terhenti oleh suara ariana.
"tunggu dulu, ngomong-ngomong,siapa namamu?"
Wanita pelayan itu berbalik, menghadap kembali kearah ariana. "Gretha Ward, panggil saja Eta, nona"
Ariana mengangguk, "baiklah eta, apakah dibelakang rumah ini ada taman atau semacamnya?"
"tentu, ada nona. Taman itu taman kesayangan tuan chester. Disana penuh oleh tanaman bunga mawar merah. Dan saat ini musim semi, mereka bermekaran dengan indah" eta menjelaskan dengan penuh semangat, ia jadi terdengar seperti membanggakan taman itu.
"aku jadi ingin menunjunginya" gumam ariana
"kalau mau, aku bisa menemanimu nona" tawar eta
"tentu, jika kau tak sibuk. Dan tolong panggil aku ariana saja" pinta ariana
Eta menggeleng, "tak bisa nona, saya akan mengalami kesulitan jika memanggil nama nona" eta tak berbohong karena ada kesedihan dalam suaranya. Peraturan dirumah ini adalah semua pelayan tidak diperboleh memanggil nama pada tuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bird in the cage
General FictionAriana Joanna stan adalah seorang gadis buta yang hidup bersama bibi dan pamannya. Kedua orang tuanya telah pergi meninggalkan ariana sejak ia berusia 8 tahun. Ariana terbiasa melakukan semua hal sendiri, karena tak mau merepotkan siapapun. Kehidu...