****
Chester menghentikan mobilnya didepan pintu rumahnya-lark si kepala pelayan langsung menghampiri mobil tersebut untuk menyambut tuannya. Ia memberikan tundukan hormat pada chester yang dibalas dengan anggukan pelan.
"apa yang terjadi dengan nona ariana, tuan?" lark melirik kearah bangku penumpang didepan-arianna dengan wajah pucat sedang tertidur damai.
"dia sedang tidak sehat, tolong siapkan kamarnya" titah chester.
Lark mengangguk - membungkuk singkat pada chester lalu berbalik-masuk kedalam rumah untuk menyiapkan permintaan chester.
Dengan hati-hati chester membuka pintu penumpang tempat dimana arianna duduk-sekecil mungkin ia meminimalisir timbulnya suara agar gadis itu tidak terbangun. Tangannya perlahan merengkuh tubuh ariana-satu sentakan lembut-tubuh gadis itu berhasil diangkatnya, berpindah didekapan chester. Langkah chester pelan-matanya terbagi fokus antara melihat kedepan lalu ke wajah pucat arianna. Ia tersenyum tipis melihat wajah gadis itu-entah mungkin otaknya sedang bermasalah atau apa. Gadis itu tetap cantik meskipun wajahnya nyaris menyerupai mayat.
Setibanya dikamar, chester meletakkan tubuh ariana diatas ranjang-menutup tunuh gadis itu dengan selimut tebal. Beberapa detik, ia memperhatikan ariana sebelum akhirnya ia mematikan lampu dan beranjak keluar dari dalam sana.
***
Ariana terbangun karena wajahnya terkena pancaran sinar matahari-panas, itu artinya saat ini sudah siang. Ia mengernyit-rasa pening seketika mendera kepalanya saat ia bangun. Ia memijit pelipisnya sekedar mereda rasa sakit. Tidak tahu berapa lama ia tertidur-mengingat dari teriknya sinar matahari mengenai kukitnya-itu artinya ini sudah bukan pagi. Mungkin tengah hari.
Ia meraba sekitarnya-berada diatas ranjang dan dari aromanya ini adalah ruang kamarnya. Seingat ariana-semalam, sepulang dari pesta, ariana berada didalam mobil dan tertidur. Apa chester yang memindahkannya? Jika iya-astaga, bagaimana aku bisa tidak terbangun saat ia memindahkanku.
Ah-pesta, kepalaku semakin terasa berdenyut saar mengingat bagaimana rupa pesta itu. Syukur ia buta, lewat indera penciuman saja sudah membuat perutku mual-apalagi jika ia bisa melihat- bisa dijamin pasti seluruh isi perutnya terkuras keluar atau mungkin pingsan.
Suara pintu menarik perhatian ariana, ia mengira itu adalah chester tapi rupanya itu adalah pelayan yang bertugas untuk membantunya menjalani ritual dipagi hari-membersihkan dan berhias diri. Ariana membiarkan pelayan itu membantunya kecuali saat mandi-sebisa mungkin ia tidak mau orang lain memyentuh tubuhnya. Tapi-chester-pria itu adalah laki-laki sekaligus orang pertama yang memyentuh ariana, rasanya kesal jika ia mengingat hal itu.
Selesai menata rambut ariana-pelayan itu memberi tahu bahwa ariana diminta chester untuk turun kebawah-makan siang bersama.
Satu alis ariana naik dengan cantik-tidak biasanya pria itu mengajaknya makan siang? Biasanya makanan selalu diantarkan kekamarnya.
Ariana menolak saat pelayan ingin membantunya-menuntun gadis itu menuju kebawah. Ia buta tapi bukan berarti harus diperlakukan seperti gadis manja-memang butuh waktu lama dengan usahanya sendiri namun itu sebuah kepuasan tersendiri bagi ariana.
Sesampainya dimeja makan-ariana merasakan aura yang tidak mengenakkan-gelap dan kelam-ia tahu persis siapa orang yang menguarkan aura tersebut-chester. Dibantun pelayan-ariana diarahkan untuk duduk berhadapan dengan chester.
Mata chester tak lepas dari ariana-sejak awal ia terlihat menuruni anak tangga sampai duduk dihadapannya-ia selalu mengamati gadis itu. Melihat gadis itu tampak lebih baik dari terakhir kali ia lihat membuatnya merasa lega-ia tersenyum tipis-sangat tipis hingga tidak ada satu orang pun diruangan itu yang menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bird in the cage
General FictionAriana Joanna stan adalah seorang gadis buta yang hidup bersama bibi dan pamannya. Kedua orang tuanya telah pergi meninggalkan ariana sejak ia berusia 8 tahun. Ariana terbiasa melakukan semua hal sendiri, karena tak mau merepotkan siapapun. Kehidu...