-Gina,Siwanita Pirang-

941 92 1
                                    

Chester kembali kerestoran tempat ia dan ariana makan tadi. Ia berada didalam mobil dengan mesin mobil tetap menyala. Iris cokelatnya terpaku kearah restoran. Seseorang yang ia nanti baru saja keluar. Wanita berambut pirang yang ia temui tadi.ia sudah berganti pakaian dari seragamnya menjadi mengenakan atasan t-shirt pendek dan ketat mengekspos perut ratanya dan rok kulit mengkilat pendek-ketat yang memperlihatkan paha mulusnya. Wanita itu berjalan sambil bersenandung kecil.

Chester segera mengikuti wanita itu dengan mobilnya. Ia membunyikan klakson mobilnya ketika wanita itu tak jauh darinya. Wanita itu terlonjak kaget, ia segera menoleh sebal kearah mobil chester. Bibirnya sudah siap mengucapkan kata makian namun ia langsung mengunci rapat bibirnya. Memasang wajah terbaik dan membenarkan rambutnya begitu melihat siapa yang ada dibalik kemudi.

Chester menurunkan kaca jendelanya, "hai, butuh tumpangan?" chester memasang topeng diwajahnya, menjadi pria tampan yang menggoda. Senyuman manis terukir dibibirnya, dan mata si wanita pirang langsung berbinar, ia membalas senyuman chester.

"tentu" tanpa diminta si wanita pirang langsung mengitari mobil chester dan masuk kedalam mobil, kursi disamping pengemudi. Ia bersikap anggun sekaligus menggoda dengan duduk menyilangkan kakinya. "oh, aku belum tahu namamu, aku Gina Fletcher. Panggil saja gina" wanita itu mengenalkan dirinya.

"Chester" balas chester, ia kembali melajukan kendaraanya. "beritahu aku dimana alamat rumahmu"

"ehm...bisakah kita.. Maksudku tak bisakah kita jalan dulu"

Chester paham sekali maksud gina, wanita itu tak ingin pulang. Jalang sialan itu ingin mengajaknya kemotel, bercinta dengannya. Chester menyeringai, luput dari pandangn gina yang terlalu asyik dalam kesenangannya.

"apa wanita yang kau bawa tadi kekasihmu?" tanya gina

"hm" chester hanya menyuarakan suaranya tanpa berminat menjelaskan.

"jadi dia kekasihmu, astaga, gadis yang beruntung. Kau pasti tertekan punya kekasih seperti dia, kau jadi terlihat seperti seorang pengasuh" gina terus mengoceh, menjelekkan ariana. "kau harusnya mendapatkan yang lebih baik"

Mata chester menguarkan aura kelam, dadanya bergemuruh, merasakan amarah yang begitu besar. Tangannya mencengkeram stir kemudi dengan kuat. Kalau saja ia tak segera menguasai diri didetik berikutnya, sudah ia pukul gina hingga berdarah sekarang juga. Tapi ia tak ingin terburu-buru, bukan itu cara main seorang pembunuh sekaligus psycho sepertinya.

Chester melajukan kendaraanya meninggalkan area kota dan keramaian. Sisi kanan kiri jalan kini hanya ada hutan yang lebat. Mobil chester berbelok kekiri menyusuri jalan berumput.

"kau membawaku kemana chester?" gina merasa takut karena mobil chester sudah masuk kesebuah area ladang dimana terdapay sebuah gubuk tua ditengahnya.

"tenang, sayang. Ini tempat yang cocok untuk kita, kau pasti akan suka" terang chester

Ketakutan gina berangsur menghilang, pikirannya kini kembali melayang. Ternyata chester adalah orang yang menyukai tempat yang sunyi, batin gina. Gambaran akan bercinta dengan pria hot seperti chester membuatnya tak sadar kini chester memandangnya tajam dengan seringai jahat.

Chester menghentikan kendaraanya didekat gubuk. Ia keluar dari mobil diikuit dengan gina. Chester menenteng sebuah tas kecil, tas yang berisi peralatan untuk membunuh.

Gina hanya berpikir itu adalah tas laptop atau berisi barang berharga chester. Chester mengajak gina untuk segera masuk kedalam gubuk.

Gubuk yang sekarang ia masuki itu adalah milik seorang petani yang rumahnya berada dikota. Sudah hampir 2 tahun ladang itu terbengkalai, karena pemiliknya sibuk dengan usaha dikota.

Bird in the cageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang