-Pengakuan-

1.8K 150 10
                                    

ariana terbangun dari tidurnya, saat mendengar suara pintu kamar terbuka. ia segera bangun, duduk diatas kasur dengan pandangan hampa kedepan. pintu kamar kembali bergerak, menutup. ariana mendengar suara langkah kaki mendekat kearahnya. ariana tahu dari suara langkah kaki, orang itu adalah chester. bahkan ariana mencium aroma yang sama saat pertama kali ariana bertemu chester. ariana tahu jika chester baru saja membunuh seseorang.

chester berdiri memandang ariana dengan wajah datar, dia melepas topi dan jaket coat hitam yang terdapat noda darah-tak terlihat karena tertutup oleh warna dasar jaket tersebut. lalu menaruhnya diatas sandaran kursi. chester sengaja langsung datang kekamar ariana, tanpa membersihkan tubuhnya lebih dulu. ia ingin tahu bagaimana reaksi gadis buta dihadapannya itu saat mencium bau darah. dan ia juga ingin segera melihat wajah gadis itu, karena harus menjalankan misi, ia harus rela pergi meninggalkan sang putri cantik yang telah ia selamatkan.

chester duduk ditepi ranjang, tubuhnya menghadap kearah ariana. ia tersenyum melihat ariana yang hanya diam mematung, tangan kanannya terangkat menyentuh puncak kepala lalu turun kewajah ariana. ia mengelus wajah ariana. tubuh ariana menegang saat merasakan sentuhan chester. jantungnya berdebar keras, bukan karena perasaan aneh melainkan perasaan takut. ia yakin wajahnya pasti pucat seperti mayat hidup. namun ariana tetap tak bergeming dari tempatnya, ia tetap diam dengan tatapan hampa. meskipun ketakutan melanda dirinya. chester terkekeh, ia menurunkan tangannya, memajukan wajahnya, mendekat kearah wajah ariana, menipiskan jarak diantara mereka, jika diantara mereka berdua bergerak sedikit saja, maka hidung mereka akan saling bergesekan. ariana dapat merasakan hembusan nafas chester diatas permukaan kulit wajahnya.

mata chester menyusuri setiap inci wajah ariana, dimulai dari rambut hitamnya yang pangjang-lurus-sedikit bergelombang, kulit putih-pucat ariana yang mulus tampak seperti porselen, alis sedang, kelopak mata dengan bulu mata yang lentik, mata abu-abu berkabut-putih, hidung mancung, bibir penuh yang menggoda. "sempurna" gumam chester. matanya kembali menatap mata abu-abu berkabut milik ariana, ia tampak takjud, ingin sekali ia melepas bola mata itu dan membelahnya, sekedar ingin melihat apa yang membuat mata itu terlihat cantik padahal sama sekali tidak berfungsi.

"kau tahu ariana, aku tak menyesal telah menyelamatkanmu. kau benar-benar indah" bisik chester

ariana tak tahu mengeluarkan reaksi seperti apa, haruskah ia senang dengan pujian yang dilontarkan oleh chester, pria misterius, seorang pembunuh yang mengaku malaikat. mata ariana mengerjap, kebiasaan mata yang sama sekali tak memiliki efek apapun. entah kenapa chester sekali tak ingin membunuh ariana. ia mendapatkan perintah untuk membunuh semua keluarga vincent, ia telah menyelidiki vincent dan istrinya. mereka memiliki seorang anak, dan beruntungnya anak kesayangan mereka tak ada dirumah. mereka sama sekali tak menyebut ariana sebagai bagian keluarga mereka, benar-benar keluarga yang jahat. karena rasa penasaran sekaligus kurang kerjaan chester menggeledah seluruh rumah. lalu ia menemukan ariana. awalnya ia ingin membunuh, namun menyadari gadis itu buta, chester mengurungkan niatnya.

kini terbesit sebuah ide dikepala chester, untuk menjadikan ariana wanitanya, merawat ariana dengan baik, memakaikan pakaian-pakaian yang cantik pada ariana. sejak kapan ia jadi bersemangat, ternyata bermain boneka-bonekaan tak seburuk apa yang ia bayangkan. apalagi boneka hidup.

chester menyadari pakaian yang dikenakan ariana masih sama dengan kemarin. chester ingat ia tak ada pakaian wanita, mungkin nanti siang ia akan keluar sebentar kepusat kota untuk membeli beberapa potong pakaian untuk ariana. chester menarik diri, kembali keposisi sebelumnya. "kau belum mandi kan? kalau begitu aku akan membantumu membersihkan diri."mata ariana melebar, ia segera menggelengkan kepalanya. "tidak, ja-jangan. aku bisa melakukannya sendiri" akhirnya ariana mengeluarkan suara setelah terdiam cukup lama.alis chester terangkat sebelah, "wah, bonekaku bisa bicara ternyata."

Bird in the cageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang