Mew mulai gelisah karena tidak dapat menghubungi Gulf dari siang tadi. Tidak mungkin Gulf pergi mengecek furniture sampai selama ini. Lagipula biasanya Gulf selalu memberitahunya jika ingin mampir ke tempat lain.
“Apa Gulf menghubungi mu?” Mew mencoba bertanya kepada Tay.
“Tidak. Bukankah ia pergi mengecek pesanan furniture?”
“Iya. Tapi seharusnya tidak selama ini. Aku juga tidak dapat menghubunginya sejak tadi”
Ada sesuatu yang terjadi. Mew merasakan firasat yang tidak enak namun ia berusaha menampiknya.
“Aku akan segera menyusul Gulf” Mew bergegas mengambil kunci mobil.
Dalam perjalanan Mew berdoa agar tidak ada yang terjadi terhadap Gulf. Ia berharap semua akan baik-baik saja. Mungkin Gulf hanya kehabisan baterai ponselnya sehingga tidak bisa mengabari keberadaannya.
“Tuan Kanawut sudah pergi sejak siang tadi” Ujar salah satu pegawai disana saat ditanya.
“Kemana sebenarnya Gulf pergi?” Ujar Mew dalam hati.
“Apa kalian melihat ada sesuatu yang aneh dengan Gulf? Apa ia terlihat sakit?” Mew terlihat sangat khawatir.
“Tuan Kanawut terlihat baik-baik saja dan sempat bertemu dengan temannya”
“Siapa temannya?”
“Kami kurang tau. Pria itu baru pertama kali datang ke sini”
“Apa aku boleh melihat CCTV kalian? Mungkin saja pria itu tau dimana Gulf sekarang”
Salah satu pegawai mengantarkan Mew keruangan CCTV untuk melihat dengan siapa Gulf bertemu hari ini. Untungnya pihak gedung mau bekerja sama dan membantu Mew dengan mengijinkannya melihat rekaman CCTV mereka.
“Bangsat. Pria itu masih belum puas mengganggu ku”
Dengan sekali lihat pun Mew yakin siapa pria yang terlihat pada layar TV dihadapannya.
Kao Noppakao.
Dengan tidak menunggu lebih lama lagi, bergegas Mew beranjak mencari keberadaan Kao. Ia tau kemana harus melangkah dan segera menuju ke kantor Kao.
“Bilang kepada Kao, aku Mew Suppasit ingin bertemu dengannya” Ujar Mew kepada receptionist di kantor Kao.
“Maaf Tuan, apa anda sudah ada janji sebelumnya?”
“Sebut saja nama ku kepada atasan mu”
Tidak mudah bagi Mew untuk masuk menemui Kao. Ia berusaha mencari cara agar bisa masuk.
“Mew?”
“Luke. Apa yang sedang kau lakukan disini?”
“Aku bekerja disini sekarang”
Luke memang menolak saat Mew mengajaknya bergabung dengan perusahaan baru yang sedang ia rintis. Luke memilih bertahan untuk bekerja di CH3, Tapi apa yang baru saja Mew dengar? Luke sekarang bekerja sama dengan Kao?
“Bukankah kau bilang akan tetap bekerja di CH3?”
“Maaf. Tapi aku mendapat tawaran kerja yang lebih bagus disini”
Mew tidak ingin mempermasalahkan itu sekarang. Ia sudah tidak peduli dengan siapa Luke memilih untuk bekerja. Yang ia inginkan saat ini adalah bertemu dengan Kao dan menanyakan keberadaan Gulf.
“Bawa aku ke atasan baru mu sekarang juga”
“Kau tidak bisa memerintah ku seenaknya lagi sekarang. Ingat, aku sudah bukan karyawan mu lagi” Luke yang sebelumnya merupakan teman baik sekaligus asisten pribadi Mew berubah menjadi sosok yang sombong.
KAMU SEDANG MEMBACA
MewGulf - Love Destiny
RomanceApapun yang sudah ditakdirkan untuk bersama, tidak akan pernah terpisahkan.. Bahkan sejauh apapun terpisah, dengan cinta semua akan kembali bersama..