“Pa.. Nenek bilang Papa dan Daddy akan punya baby”
Gulf melakukan panggilan video call dengan Nattha tak lama setelah turun dari pesawat. Mereka akhirnya tiba setelah beberapa jam perjalanan.
“Daddy akan memberikan mu adik” Mew menggoda Gulf di hadapan Nattha.
“Itu Papa ku. Jangan peluk Papa” Nattha mulai merengek melihat Mew memeluk Gulf.
“Daddy pinjam Papa Nattha dulu, naa..”
Gulf yang sudah biasa melihat keributan antara Mew dan Nattha segera mengakhiri panggilannya. Mew dan Nattha memang selalu memperebutkannya. Ia seperti menjaga dua anak kecil yang sedang berebut mainan.
“Kau selalu suka menggoda anak mu” Ujar Gulf
“Ia terlihat begitu lucu saat merengek seperti itu. Tidak pernah mau berbagi papa-nya dengan ku”
“Tapi selama tiga hari kedepan, aku adalah milik mu” Gulf tersipu malu saat mengucapkan kalimat itu dan segera berjalan mendahului Mew.
Mew tidak menyangka kalimat seperti itu akan keluar dari mulut Gulf. Biasanya Gulf adalah tipe orang yang sulit untuk mengutarakan perasaannya. Tapi mendengar kalimat begitu saja, sudah bisa membuat Mew mabuk kepayang.
Mereka tiba di Maldives pagi ini. Gulf sengaja memilih tempat itu karena ia tau bahwa Mew sangat menyukai laut. Ia bahkan sudah mempersiapkan semuanya. Mulai dari memesan private room sampai menyewa yatch untuk mereka berlayar nanti. Semua itu dirasa Gulf akan cukup untuk mengobati rasa bersalahnya terhadap Mew setelah kurang memperhatikannya selama ini.
“Terima kasih, naa..” Ujar Mew
Seharian ini Mew tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya. Menikmati pemandangan laut yang terhampar luas dihadapan mereka sambil berbaring dipangkuan Gulf dan mendengar suara deburan ombak yang begitu menenangkan. Ini semua sangat berarti bagi Mew. Mew sangat merindukan suasana seperti ini. Biasanya jika sedang berlibur bersama, Mew harus mengalah karena Nattha selalu menempel kepada Gulf dan tidak membiarkan Mew mendekati Gulf.
“Ku rasa jika Nattha memiliki adik, ia akan tau bagaimana caranya berbagi”
“Itu hanya akal- akalan mu saja” Gulf tau inti dari omongan Mew.
“Lagipula Nattha sudah berumur tiga tahun, naa.. Ku rasa sudah saatnya kita menambah satu anak lagi”
Gulf memilih untuk diam. Ia tau memang umur Nattha sudah cukup untuk memiliki seorang adik. Dan Mew benar, mungkin saja jika Nattha memiliki adik nantinya ia lebih bisa mengerti artinya berbagi.
Gulf sedikit kewalahan karena Nattha sangat posesif kepadanya. Sama persis seperti Daddy-nya yang bahkan sampai saat ini masih posesif terhadap Gulf.
Mew masih tidak suka jika Gulf pergi tanpa diri-nya dan Ia juga tidak suka jika Gulf harus bertemu dengan client pria maupun wanita tanpa ditemani olehnya. Mew hanya akan membiarkan Gulf pergi dengan orang yang dikenalnya saja. Itupun akan selalu dipantau oleh Mew jika Gulf tidak mengabarinya lewat dari beberapa jam saja.
“Apa yang akan kita lakukan selama tiga hari disini?”
“Makan, tidur dan jalan-jalan”
“Hanya itu?” Mew mengusapkan hidungnya ke pipi Gulf untuk menggodanya.
“Apalagi yang kau inginkan selain itu?” Gulf tau kemana arah pembicaraan Mew.
“Kau tau apa yang ku inginkan”
Tentu saja Gulf tau.
Senyuman Gulf seakan seperti lampu hijau bagi Mew untuk memulai aksinya.
Usapan hidung Mew mulai turun kearah leher jenjang Gulf. Menghirup bau tubuh Gulf yang selalu membuat Mew menggilainya. Bau tubuh yang dapat membuat Mew merasakan ketenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MewGulf - Love Destiny
RomanceApapun yang sudah ditakdirkan untuk bersama, tidak akan pernah terpisahkan.. Bahkan sejauh apapun terpisah, dengan cinta semua akan kembali bersama..