“Papa”
Nattha kecil berlari menuju ke arah Gulf yang baru saja kembali dari kerjaannya.
“Hai tampan.. Papa sangat merindukan mu, naa..”
Gulf menggedong Nattha ke dalam dekapannya dan mencium pipinya dengan gemas. Pria kecil itu saat ini sudah berusia tiga tahun. Diusia segitu, kemampuan bicara Nattha jauh dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Ia bahkan sudah bisa memprotes jika Papa dan Daddy-nya terlalu sibuk bekerja.
“Apa Nattha tidak merindukan daddy?” Ujar Mew sedikit cemburu.
“Tentu. Tapi aku lebih merindukan Papa” Nattha hanya menatap sekilas ke arah Mew lalu kembali memfokuskan tatapannya kepada Gulf.
Mew tau jika Nattha sangat melekat kepada Gulf dan begitu juga sebaliknya. Terkadang Mew merasa seperti orang ketiga diantara mereka. Nattha hanya akan merengek kepada Gulf jika ia akan ditinggal kerja tapi tidak kepada Mew. Bahkan Nattha akan menangis jika melihat Mew memeluk Papanya. Sungguh anak yang posesif.
“Darimana Nattha mendapatkan sifat posesif seperti itu?” Ujar Mew.
“Tentu saja dari Daddy-nya” Gulf menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Mew.
Pernikahan Mew dan Gulf sudah berjalan kurang lebih hampir empat tahun lamanya. Mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis walaupun terkadang ada saja hal-hal kecil yang membuat mereka bertengkar tapi mereka bisa mengatasinya.
“Bi.. Kurasa sudah lama kita tidak menghabiskan waktu berdua saja” Mew menggelayut manja.
“Kita tidak mungkin meninggalkan Nattha”
“Hanya untuk beberapa hari saja, naaa.. Kau tau, aku merindukan mu”
“Mew, kita bertemu setiap hari. Bagaimana kau bisa masih merindukan ku?”
Mew hanya ingin menghabiskan waktu berdua dengan Gulf. Karena sejak kelahiran Nattha, mereka hampir tidak pernah pergi berdua. Gulf selalu menyibukan diri dengan Nattha. Dan sekalinya mereka pergi berdua, Gulf selalu terlihat tidak nyaman dan pada akhirnya Gulf akan meminta Mew untuk mengantarkan pulang.
“Aku hanya merindukan saat-saat kita berdua. Kau selalu menyibukan diri mu dengan Nattha. Kau bahkan selalu meminta untuk cepat pulang jika sedang pergi dengan ku” Mew melepaskan unek-unek yang ada dikepalanya.
“Kau sudah cukup tua untuk cemburu dengan anak mu sendiri” Gulf tertawa dan berjalan meninggalkan Mew untuk pergi ke kamar Nattha. Sudah menjadi rutinitasnya setiap malam untuk membacakan dongeng sebelum tidur bagi Nattha. Ia tidak memperhatikan perubahan pada wajah Mew.
Perilaku Mew seperti ini bukan berarti ia tidak menyayangi Nattha. Ia bahkan sangat menyayanginya melebihi apapun. Tapi terkadang Mew merasakan Gulf semakin jauh darinya. Sekarang ini hidup Gulf hanya dipenuhi oleh Nattha dan menomor sekiankan kepentingan Mew.
Pagi hari setelah membuka mata, Gulf sudah tidak ada disampingnya. Lalu pada malam harinya, Gulf terkadang ketiduran saat membacakan dongeng untuk Nattha dan berakhir dengan tidur disana.
Mew merasakan kesepian.
---
“Pa, aku ingin main bersama Uncle Win dan Levi” Ujar Nattha pagi ini saat sarapan.
Levi adalah anak perempuan dari Bright dan Win. Mereka benar-benar mewujudkan impian mereka untuk memiliki anak melalui Surrogate Mother. Dan saat ini Levi sudah berumur dua tahun. Setelah menyelesaikan kuliahnya, Win memutuskan untuk menjaga penuh Levi sambil menjalankan bisnis caffe yang ia rintis.
![](https://img.wattpad.com/cover/261935521-288-k509383.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MewGulf - Love Destiny
RomantikApapun yang sudah ditakdirkan untuk bersama, tidak akan pernah terpisahkan.. Bahkan sejauh apapun terpisah, dengan cinta semua akan kembali bersama..