21 (2)

901 95 5
                                    

Setelah makan malam, namjoon pun mengajak seokjin berdansa.
Namjoon memutar lagu yang berjudul " it's you " yang di nyanyikan oleh Jeong Sewoon, lagu kesukaan sang istri.

Perut seokjin yang besar benar-benar tak menghalangi kegiatan dansa mereka. Kedua tangan seokjin yang bergantung di leher namjoon, dan kedua tangan namjoon melingkar di pinggangnya, kedua mata yang saling menatap tanpa ingin memutus salah satunya, senyum yang tak henti terukir  di wajah keduanya. Sungguh, ini adalah malam terindah dalam kisah mereka.

Tepat musik berakhir, mereka menghentikan dansa. Namjoon mencium kening seokjin sebelum mengajaknya untuk tidur, ini sudah lewat tengah malam ngomong-ngomong.

" waktu nya istirahat sayang."

" baiklah, tapi boleh aku meminta satu hal? "

" apa itu? "

" hmmm......jika aku minta......kamu tidur di sampingku, boleh?"

Ini dia.
Hoseok melarang mereka tidur seranjang.

Mereka sudah di beritahu sejak awal seokjin di rawat di rumah sakit. Namjoon di larang tidur bersama dengan seokjin guna menghindari gerakan-gerakan tanpa sadar saat tidur. Bisa terjadi hal-hal tidak diinginkan nantinya jika namjoon tidur satu ranjang dengan seokjin yanh kondisi fisiknya masih lemah.

Selain itu, ranjang rumah sakit tidak cukup kuat untuk dua orang. Walaupun ruangan rawat ini merupakan kelas paling tinggi, tapi tetap saja di sediakan ranjang untuk penunggu pasien, jadi namjoon akan tidur disana.

" sayang, aku ingin, sangaaaat ingin. Tapi ingat kata hoseok kan? "

Seokjin tampak berpikir sejenak, tak lama kemudian dia menghela nafas, bahunya turun, kemudian mengangguk.

" tapi kumohon, kali ini saja ya. Kunci saja pintunya agar hoseok tidak bisa lihat, bagaimana? "

" sayang, maafkan aku tapi bagaimana jika nanti hoseok datang untuk memeriksa kondisimu ? Aku bisa dibunuh olehnya nanti."

Mengingat kekejaman hoseok pada namjoon, membuat seokjin bergidik ngeri. Lebih baik menghindari dari pada menghadapi, kira-kira ini lah pepatah yang harus seokjin jalankan kali ini.

" baiklah, tidak usah tidur denganku. "

Seokjin tersenyum, namun namjoon tahu itu sebuah senyum yang dipaksakan. Benar-benar sulit dengan kondisi seokjin yang lemah untuk bergerak terlalu banyak. Namjoon paham betul, seokjin membutuhkan kehangatan darinya, seperti suami istri pada umumnya.

" aku ingin kamu memelukku sambil mengusap perutku, namjoon-ah.... "

" aku juga ingin, ingin sekali..... " teriak namjoon dalam hati.

Namjoon mencoba berpikir mencari solusi, bagaimana caranya keinginan bumil cantiknya ini terpenuhi dengan cara lain. Tak lama, sebuah ide muncul di pikirannya.

" baiklah, aku akan melakukannya. Sekarang kamu harus merebahkan diri dulu, sini aku bantu.. "

Seokjin menurut saja, namjoon mulai merebahkan dirinya, setelah menyamankan posisi, namjoon mengambil kedua tangan seokjin dan mengalungkannya pada lehernya.

" namjoon-ah, apa yang kamu lakukan? "

Tak menjawab, dia hanya tersenyum sambil menyelipkan satu tangannya di balik tubuh seokjin, dan satu tangan lagi dia gunakan untuk mengelus si jabang bayi yang ada di perutnya.

" begini tidak apa kan? "

Kedua matanya terkunci dalam tatapan namjoon, terhipnotis karena senyuman namjoon yang terukir di wajah tampannya. Senyum yang akhir-akhir ini cukup jarang terlihat oleh nya, hingga naluri pun berbicara. Sadar atau tidak seokjin menarik leher sang suami dan mencium bibirnya.

Random Married ( It's You )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang