30

866 100 32
                                    

Setelah melalui berbulan-bulan di rumah sakit, hari ini tepat usia kandungan seokjin 9 bulan. Namjoon merasa sangat bersyukur karena akhirnya tinggal menunggu kapan seokjin akan melahirkan dan bersyukur karena kondisi seokjin yang baik-baik saja.

Hoseok pun melakukan pemeriksaan rutin pada seokjin dan menyarankan agar seokjin tetap bedrest hingga saatnya melahirkan.

Seokjin tak diizinkan lagi berjalan sendirian walau hanya ke kamar mandi, semuanya harus di lakukan di atas ranjang.

Tentu saja seokjin menolak, namun namjoon berhasil memberi pengertian. Itu sengaja di lakukan hoseok karena cedera yang seokjin alami tidak 100% sembuh.

Saat ini namjoon duduk di sisi seokjin yang tengah merebahkan diri di ranjangnya. Dia tidak tidur, hanya menikmati kedua tangan namjoon yang mengusap perutnya, dan menggenggam tangannya.

Namjoon tak henti tersenyum, merasakan beberapa kali gerakan sang bayi yang aktif di dalam sana. Seakan sudah terlahir ke dunia, dan menikmati kebersamaan kedua orang tuanya.

" baby, istirahat nak... "

Namjoon berbisik di dekat perut sang istri, menegur bayi mereka yang sangat aktif di dalam sana.

" itu karena kamu mengajaknya bermain terus namjoon-ah, sudah saatnya pergi bekerja. "

Namjoon berdiri dan mencium kening seokjin sayang, mengusap pipi gembil yang begitu dia cintai dan tak lupa meninggalkan ciuman di sana.

" bagaimana jika aku disini saja?"

" tidak-tidak, mau bayar pakai apa biaya rumah sakit nanti jika kamu tidak bekerja? "

" aset ku masih banyak yang bisa di jual sayang, jangan khawatir. "

" yah, bukan saatnya untuk memamerkan aset anda, tuan Kim. "

Namjoon hanya tertawa gemas dan menjawil hidung mancung seokjin.

" seperti biasa, segera hubungi aku.....?"

" ....jika terjadi sesuatu. "

Namjoon mengangguk dan sekali lagi mencium wajah sang istri. Sebenarnya perasaan namjoon tidak begitu baik sejak semalam hingga pagi ini, ingin sekali dirinya tetap di sisi sang istri namun tuntutan pekerjaan benar-benar tak bisa membuatnya memilih.

Namjoon sudah siap dengan tas dan jas kerja nya, dengan senyum yang di buat-buat dirinya melambaikan tangan pada sang istri. Tapi tetap saja, namjoon sedang berhadapan dengan seokjin yang teramat sangat peka.

" namjoon-ah ada apa? "

Menghela nafas seakan mengaku mengalah dengan akting buruknya, namjoon kembali melangkah dan membantu seokjin yang berusaha ingin duduk, kemudian memeluknya cukup erat.

" sayang aku ingin disini, tapi tuntutan pekerjaan mengharuskan ku meninggalkanmu. "

" tidak apa-apa, namjoon-ah. Kan hanya sebentar, nanti sore kita ketemu lagi. "

" tapi aku tidak mau meninggalkanmu barang sedetik saja. "

" namjoon-ah, jangan begitu. Saat ini pekerjaanmu sangatlah penting, atau kamu mau dimarahi sejin oppa lagi? "

" biar saja, toh istri nya juga sedang hamil kan? Dia tak ada hak memarahiku karena aku juga sedang menjaga ibu hamil. "

Seokjin yang sejak tadi berusaha meyakinkan namjoon agar dirinya pergi bekerja berusaha memutar otak bagaimana caranya agar namjoon mau pergi.

Ting!!!
Sebuah lampu kuning menyala di pikirannya. Saat itu seokjin melepas pelukannya dan beralih menangkup wajah suaminya.

CUP!!!

Random Married ( It's You )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang