19

905 101 2
                                    

Flashback on..

Saat nyonya kim menyuapi seokjin makanan yang dia bawa, kedua matanya tak luput menatap seokjin. Entah kenapa tak ada raut bahagia terlihat di wajahnya. Membuat nyonya kim khawatir tentu saja, ada apa? Apakah namjoon putra nya lagi-lagi berbuat salah?

" sayangnya eomma, apa makanan nya tidak enak? " tanya nyonya kim klise.

" tidak eomma, ini sangat lezat. "

" lalu, kenapa putri eomma terlihat murung? "

Seokjin yang ditanya begitu tidak langsung menjawab, dia melihat kearah lain dengan gugup, rasanya seperti sedang diinterogasi karena sudah mencuri sesuatu.

" a-aku, baik-baik saja eomma.. "

" apa karena namjoon?apa anak nakal itu berulah lagi? "

" tidak eomma.... "

Kali ini seokjin tak bisa menjawab, dia hanya diam dan meremat selimutnya. Tak tahu harus menjawab apa pada nyonya kim.

" ada apa sayang? "

" eomma mianhae, karena a-aku tidak b-bisa....."

" .....memaafkan namjoon ?"

Seokjin hampir tersedak jika tidak ingat untuk menelam makanannya terlebih dahulu, tebakan nyonya kim tepat sasaran tanpa bertele-tele. Membuatnya hanya bisa menunduk, sebagai bentuk jawaban benar atas tebakan ibu mertuanya ini.

Nyonya kim meletakkan piring kotor itu di sisi meja dan mengambil gelas minum. Terdengar helaan nafas nyonya kim sebelum melanjutkan kalimatnya.

"eomma paham nak, jadi jangan menahan dirimu. Jangan jadikan alasan kehamilan mu untuk mu tetap bertahan dengan namjoon."

Seokjin spontan menoleh, melihat nyonya kim yang sedang berjalan kearahnya sambil membawa segelas air dengan raut yang sulit ditebak.

" m-maksud eomma ?"

" minum dulu..."

Seokjin menerima saja saat nyonya kim membantunya minum, seokjin meminta berhenti saat air di gelas itu sisa setengah.

" jika kamu membenci namjoon, tidak papa. Jika sudah benci, maka akan sulit mencintai kembali. Agar hidupmu lebih baik kamu boleh memilih untuk meninggalkan atau lebih tepatnya meminta cerai pada namjoon."

Sekali lagi, seokjin terkejut mendengar apa yang ibu mertuanya katakan.

" aku akan menjamin anak nakal itu bertanggung jawab atas anaknya, jadi kamu tidak perlu berhubungan lagi dengannya karena kebahagiaanmu lebih penting."

Seokjin berpikir kenapa seakan sang ibu mertua lebih mendukung nya untuk berpisah, satu pikiran buruk datang padanya. Apakah ini sebuah kesengajaan agar keluarga namjoon bisa mengambil anaknya dan mencampakkannya ?

" ti-tidak !!! Ku mohon jangan begini eomma, jangan ambil anakku!!"

" sayang apa yang kamu pikirkan? Eomma tak pernah berniat seperti itu nak, "

Nyonya kim panik saat seokjin mulai cemas sampai memeluk erat-erat perutnya. Sungguh dari hati terdalamnya sama sekali tak ada niat untuk mengambil calon cucunya itu, tapi tampaknya seokjin salah paham.

" hiks...hiks... Eommaa.......hiks, a-aku minta maaf...a-aku mohon eomma jangan ambil bayiku... "

Nyonya kim pun ikut menangis dan memeluk erat tubuh menantu kesayangannya itu, beliau jugalah seorang perempuan dan seorang ibu, tentu dia tahu betul betapa sulitnya memahami maksud dan pemikiran orang lain disaat kondisi tubuh tidak nyaman karena ada kehidupan baru yang sedang berjuang didalam sana, apa lagi seokjin yang kondisi tubuhnya berbeda dari ibu hamil kebanyakan.

Random Married ( It's You )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang