37

611 75 5
                                    

Akhirnya pasangan kim pun kembali ke kediaman mereka saat jam akhir makan malam. Seokjin sejujurnya takut jika ia dimarahi mertuanya karena baru pulang jam segini, tapi bukan salahnya juga, tentu namjoon yang harus bertanggung jawab jika memang nanti diri nya di omeli ibu mertua.

" tenang saja, eomma bukanlah ibu-ibu jaman dulu, seokjin-ah. "

" tapi kita jadi menelantarkan seokjoon kan?"

" kita tidak menelantarkan sayang, hanya menitipkan sebentar. "

Rasa khawatir seokjin yang berlebihan akhirnya terbayar sudah saat kedua matanya disuguhi pemandangan yang indah di ruang tamu , dimana seokjoon yang rupanya sudah terlelap dalam gendongan neneknya, dan sang kakek yang duduk di samping nenek menyanyikan lagu penghantar tidur.

" eomma, appa... Maafkan kami pulang terlambat, kami...... " ucap namjoon yang terhenti karena dipotong sang ayah.

" kenapa tidak pulang besok saja sih? Kalian bisa berlibur ke Jeju jika perlu, kami masih ingin bersama cucu kami. "

Namjoon dan seokjin saling pandang, tersenyum kaku melihat betapa kakek-nenek baru itu sangat menyayangi putra mereka.

" k-kami tidak setega itu appa. " jawab namjoon akhirnya.

Seokjin meminta izin untuk mengambil seokjoon dan membawanya ke kamar, ke tempat tidur putranya itu. Karena kasihan juga walaupun wajah mertuanya itu terlihat sangat bahagia, tetap saja gurat lelah itu terlihat walau samar. Mengurus bayi hampir seharian itu tidak lah mudah, seokjin saja kadang masih kewalahan, apa lagi mertuanya yang sudah tergolong lansia, walaupun masih terlihat awet muda.

Setelah memastikan segalanya aman untuk putranya, seokjin keluar untuk kembali bersama suami dan mertuanya, tapi di ruang tamu hanya ada ibu mertua.

" eommonim, dimana aboenim dan namjoon? "

" entahlah, aku tidak tahu. Kebiasaan mereka sejak dulu memang seperti itu, jika sudah asik berdua pasti aku ditinggal. "

Akhirnya seokjin memilih duduk di samping nyonya kim, menemaninya.

" eommonim dan aboenim sudah makan malam? "

" tentu saja sudah, jangan khawatir soal itu seokjin, kami mungkin mulai pikun, namun untuk makan kami tak akan pernah lupa."

Mendengar itu seokjin tersenyum senang, diiringi suara tawa khas nyonya kim yang memenuhi ruang itu.

" seokjin-ah, apa kamu dan namjoon baik-baik saja? "

" iya eommonim, sejauh ini kami baik-baik saja. "

" begitu....syukurlah. Senang mendengarnya."

Seokjin bingung untuk melanjutkan obrolan,  terhenti di situ saja dan keduanya saling diam. Seokjin sesekali menatap ibu mertuanya, nyonya kim yang terlihat begitu anggun dengan stelan yang dia gunakan, perhiasan minimalis namun kesan elegan, aura keibuannya juga diiringi aura mahal.

" pantas saja namjoon juga terlihat tampan dan mahal... " ungkapnya dalam hati.

" seokjin-ah... "

" n-ne... Eommonim ?"

" namjoon sudah cerita, bagaimana dirimu dan keluargamu. "

Seokjin tentu terkejut mendengarnya, seingatnya namjoon tak pernah meminta izin atau bilang jika dia menceritakan masa lalu dirinya pada kedua orang tua namjoon. Dan memang selama ini seokjin juga tak pernah menceritakan bagaimana masa lalunya pada mertuanya, tapi tak ada niat untuk menyembunyikan, hanya saja seokjin tak kepikiran kesana, karena sudah begitu nyaman dengan mertuanya ini.

Random Married ( It's You )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang