Enjoy and happy reading🍃
.
.
.
.Sepasang bocah lucu yang berusia 6 tahun sedang bermain bersama ditaman kota, mereka berlarian mengejar kucing dan sesekali saling berpelukan.
Keduanya sangat menikmati waktu yang mereka jalani, tertawa riang tanpa beban, seakan kehidupan tak akan pernah memberikan masalah pada mereka.
"Anyaaaa, Anyaaa sinii. Sini sama Adit, Adit nemu anak kucing lucu." panggil bocah berambut hitam pekat, kulit putih bersih, alis mata yang rapi, hidung mancung, mata sipit, bibir pink yang mungil.
Namanya Aditya Wiradana. Usianya 6 tahun.
Bocah yang dipanggil Anya itu menoleh, dia berlari mendekati Adit yang sibuk menggendong anak kucing berbulu oren itu. "Waah, Adit cocok jadi Bapak kucing." seru Anya antusias.
Adit mengerucut tak setuju. "Gamau ah, Adit maunya jadi Bapak dari anak-anak kita." celetuknya santai, tatapan mata indahnya membuat Anya salting.
"Apaan sih Adit, kita masih kecil. Ngomongnya gaboleh gitu." gerutu Anya sebal, sebenarnya itu alibi demi menutupi rasa malunya.
Adit tertawa kuat, lucu sekali melihat wajah cantik Anya merona seperti tomat kesukaanya. Anya berdiri kemudian berjalan mendekati pohon rindang didekat mereka.
Dia asik memetik bunga melati yang tumbuh disekitar pohon, tanpa menyadari jika Adit mulai tak stabil.
"Eungh..Anya.." panggilnya lemas, kepalanya tiba-tiba pusing, dan matanya mulai berkabur.
Anya menoleh, matanya membola kaget saat melihat Adit limbung kebelakang. "ADIT!" teriaknya panik.
Brugh!
Terlambat, Adit sudah jatuh ke rerumputan dengan tangan yang terus meremat rambutnya, berusaha mengenyahkan rasa sakit yang datang.
Adit membuka matanya, gelap. "Hiks..Anyaaaaaa!!..gelap..hiks..ANYAAA ADIT TAKUT!!..hiks..KEPALA ADIT SAKIT ANYAAA!!..hiks..ANYA ADIT GABISA LIAT HUAAAAAAA!!"
Anya panik sendiri, dia berusaha menenangkan Adit yang terus menangis histeris dan memberontak. Sampai akhirnya Anya ikut menangis dan memilih mencari bantuan.
Dia menangis, dia takut melihat Adit yang berteriak kesakitan seperti itu.
"TANTE JIHAN! TANTE JIHAN BANTUIN ADIT!! DIA NANGIS KESAKITAN TANTEEE..hiks..TANTE JIHAN BANTUIN ADIIIT!!" teriak Anya histeris saat sampai dirumah nya.
Dihalaman rumah yang ramai dengan keluarga Adit dan Anya. Wanita berusia 25 tahun yang dipanggil Jihan itu menoleh. Semua menoleh sebenarnya.
"Kenapa Anya!? Ada apa sama Adit!?" tanya Jihan panik.
Anya masih menangis, dia berlari kepelukan sang Ayah. "ADIT KESAKITAN TANTE..Hiks..DIA GABISA LIAT KATANYA..Hiks..ANYA TAKUT AYAAAH..AYAH ANYA TAKUUT!!" tangisnya meraung.
Orang tua Adit langsung berlari menuju taman, sedangkan orang tua Anya berusaha menangkan Anya yang masih histeris.
Bayangan dimana Adit yang menangis dan histeris masih terus mampir kepala Anya.
Kringg!
"Ah!."
Anya membuka matanya, keringat dingin mengalir didahi dan menjalar ke lehernya. Dia baru saja mengalami mimpi buruk, mimpi tentang kenangan masa kecilnya.
Gadis berusia 20 tahun itu bangkit dan terduduk dikasur besarnya, napasnya masih terengah-engah. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Kenangan buruk yang menyakitkan.
"Ya ampun..Adit..kenapa aku mimpiin kamu lagi.." bisik Anya dengan deru napas yang masih memburu.
Dia menoleh ke arah bingkai foto yang ada dinakas kamarnya, foto terakhirnya bersama Adit. Teman kesayangannya.
Anya meraih foto itu "Adit, kamu udah sehat atau belum sekarang. Aku kangen banget sama kamu.." bisiknya sendu.
Sebab, terakhir kali dia melihat Adit, adalah saat kejadian di taman, dimana Adit berteriak histeris kesakitan, kedua orang tuanya langsung membawa Adit pergi.
Dan mereka tak pernah bertemu lagi.
Jadi semuanya, cerita baru yeyyyyyyyyy. Aku excited buanget ini hehehhehehe.
Apakah kita lanjut atau enggak nih?.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lumpuh Husband [End]
RomantizmDijodohin, sangat klise sekali. Tapi dijodohin sama pria lumpuh? Dan pria itu adalah teman masa kecilnya. Udah lumpuh, manja+cengeng, apa jadinya kehidupan rumah tangganya. "Dit, ayo ganti popoknya." "Anhhya..annhya.." "Kenapa Dit?" "Anhyaa..Anhyaa"...