Haiii semuanyaaa, jangan lupa vote dan komen ya. Unch-unch aku sayang kaliaaaaan💃✨
Enjoy the reading🍃
.
.
.
.Author Pov🍃.
Jam menunjukan pukul 7 malam, dan sudah saatnya mereka melakukan makan malam saat ini. Anya sudah duduk dikursinya, tapi Adit tak kunjung keluar dari kamarnya.
Dan perlu diketahui, Anya tak bisa makan jika tak bersama Adit, sejak dia melihat Adit lagi, bayinya langsung tak mau membuatnya berpisah dari Adit.
Anya mudah kangen pada Adit, tapi dia masih marah. "Adit mana sih." gumamnya kesal, dia mengelus perut ratanya, dengan terpaksa dia berdiri lalu berjalan menuju kamar yang satu lagi.
Kamar yang terletak disebelah kamar Anya, dia membuka pintu kamar bercat biru itu. Tapi yang terlihat adalah kamar kosong tak berpenghuni.
Anya berjalan mendekati meja rias berkaca, meja dimana tempat dia meletakan surat cerai mereka. Surat itu masih ada disan, dengan surat lainnya.
"Apa dia sudah menanda tanganinya.?" gumam Anya sembari membuka map itu. Matanya langsung melotot tak percaya, Adit sudah menanda tanganinya.
Anya gatau harus senang atau sedih, dia beralih pada surat yang satu lagi.
"Kita ujungnya cuma bakalan pisah, ini adalah hal yang dulu aku takutkan, padahal...aku tak selingkuh, aku punya penjelasan tapi kamu gamau dengerin. Jadi yasudah, lebih baik aku pergi setelah menandatangani surat laknat itu."
"Maaf kalau aku merepotkan Anya selama ini."
Anya meremat surat itu, feelingnya mengatakan dia harus masuk ke dalam kamar mandi. Dengan cepat Anya membuka pintu kamar mandi dan melihat pemandangan yang menghancurkan hatinya.
Darah menggenang disekitar bathup, air yang meluber dengan se onggok tubuh yang pucat tak sadarkan diri disana. Pergelangan tangan kanannya mengeluarkan darah yang banyak.
"ADIT!!" teriaknya histeris.
Adit..melakukan percobaan bunuh diri.
Dinginnya Ac tak lagi Anya perdulikan, kaus birunya sudah ternoda dengan darah milik Adit, dia menggendong Adit seperti orang kesetanan.
Berteriakn memaki para perawat yang sangat lambat dimatanya, Adit kehilangan banyak darah, Anya masih ingat betapa lemahnya detak jantung Adit saat itu.
"Anya tenang ya Nak, Adit pasti kuat." ujar Jihan lembut, walau dia masih gedek sama anaknya itu, tapi tetap saja Adit anak tunggal kesayangannya.
"Padahal..hiks..Anya baru hukum Adit 2 hari Bund..tapi hiks..Adit malah bundir..hiks..bodoh banget sih anak bunda itu." racau Anya kesal, dia memeluk Jihan erat.
Disaat seperti ini dia tak bisa mengharapkan keluarga angkatnya, jadi dia bergantung pada keluarga mertuanya saja.
"Memang tuh, bodoh banget jadi suami. Bisa-bisanya dia ngerencana in hal bodoh kayak gitu sendiri. Bunda aja emosi jiwa tau gak." curhat Jihan, Anya mengangguk.
"Dan lebih begoknya, dia malah selingkuh sama saudara kembar Anya Bund. Yah dia pasti ngadu ke Anya." Jihan terdiam, saudara kembar?.
"Saudara kembar?"
Anya mengangguk "Iya, Mira itu adik kembar Anya. Cuma yang diadopsi dulu cuma Anya, Mira tetep sama ibu dan Ayah kandung kami." jelas Anya.
Jihan ber oh ria "Pantes." gumamnya.
"Jadi kamu udah tau kenyataannya kan?" tanya Jihan memastikan. Anya menganggu.
"Anya juga bakalan putusin hubungan dengan keluarga angkat Anya, Anya gamau berurusan sama mereka. Terlebih ke 3 abang Anya yang gila itu."
Benar, dia kan sudah menikah jadi lebih baik Anya fokus membangun keluarga bareng Adit dan calon bayi kembar mereka. "Anya hamil bayi kembar bund, janinnya ada 2." celetuk Anya.
Jihan langsung melotot tak percaya "WOAH!? DAEBAK!!" pekiknya tak percaya, dia mengguncang bahu Anya dengan girangnya. Tak percaya akan mendapat 2 cucu sekaligus. Hebat sekali anaknya itu.
"Kita lanjutin aktingnya pas Adit sadar nanti gak?" tanya Jihan jahil. Anya menyeringai lebar.
"Oke Bund, siap laksanakan."
#kasihanAdit
#poorAdit
#saveAdit
#savementalAditBersambung🍃
Udah mau end loh guys hehhehe.
![](https://img.wattpad.com/cover/267902855-288-k531840.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lumpuh Husband [End]
RomanceDijodohin, sangat klise sekali. Tapi dijodohin sama pria lumpuh? Dan pria itu adalah teman masa kecilnya. Udah lumpuh, manja+cengeng, apa jadinya kehidupan rumah tangganya. "Dit, ayo ganti popoknya." "Anhhya..annhya.." "Kenapa Dit?" "Anhyaa..Anhyaa"...