Chapter 38

2.1K 250 5
                                    

Pernikahan mereka tinggal menghitung hari. Dan sekarang mereka telah kembali ke tokyo bersama dengan keluarga Sakura. Ayah dan ibunya memilih tinggal di apartemen lamanya yang tak ditinggali siapapun, alasannya karena mereka tak ingin merepotkan keluarga Uchiha dengan tinggal di kediaman mewah keluarga tersebut. Orangtua Sasuke pun memaklumi hal tersebut.

Sedang Sakura tinggal bersama Sasuke, di apartemen lelaki itu. Itu adalah permintaan Sasuke pada ayah dan ibunya, mereka pun menyetujuinya selagi semuanya berjalan dengan baik.

Sakura tengah sibuk mengatur pakaiannya dalam lemari. Setelah menikah mereka akan tetap tinggal disini sampai Sasuke bisa membeli rumah. Sakura setuju-setuju saja, ia tak membantah karena tinggal dimana pun selagi itu bersama Sasuke, ia akan tetap menerimanya.

Merasa semua pekerjaannya telah selesai, ia segera membersihkan diri. Setelah ini ia akan ke kantor untuk mengantar makan siang pada calon suaminya. Semenjak kembali dari tokyo, Sasuke kembali memegang kendali perusahaan Uchiha Grup, dan beberapa hari sebelum pernikahan mereka mungkin lelaki itu akan sedikit sibuk menyelesaikan pekerjaannya hingga ia kembali mengambil cuti menikah.

Selesai mengganti pakaian, Sakura langsung mengambil bento yang sudah disiapkannya untuk Sasuke lalu berjalan keluar apartemen.

Hari ini ia akan naik taksi, mengingat jam 12 siang bus tak akan lewat karena ini jam istirahat. Beruntung sesampainya di bawah, taksi lewat dan langsung menaikinya. Sepanjang perjalanan ia memilih melihat pemandangan dari balik kaca jendela.

Tak membutuhkan banyak waktu karena apartemen Sasuke tak jauh dari kantornya.

Ia membayarnya sebelum berjalan masuk ke dalam kantor.

Di lobi bisa dilihat Matsuri tengah berada di tempatnya. Gadis itu juga kembali bekerja, setelah beberapa hari mengambil cuti.

"Matsuri" dia menoleh cepat ketika merasa ada yang memanggilnya.

"Sakura, apa yang kau lakukan disini?"

Sakura tersenyum lebar sambil berjalan mendekati gadis itu. Mengangkat bento tersebut, "membawa makan siang"

"Wah ternyata Sasuke-sama tak ingin makan makanan selain buatan calon istrinya, aku terharu mendengarnya. Andai saja Gaara juga seperti itu"

Memutar bola matanya bosan, apakah Matsuri tengah mencurahkan isi hatinya sekarang, "makanya kau harus belajar memasak. Bagaimana Gaara akan memakan makananmu yang rasanya hambar"

"Kata-kata ibu hamil memang sangat menusuk" gumam Matsuri sambil menepuk-nepuk dadanya. "Kalau begitu bagaimana kau mengajarkan aku memasak saja"

Tidak, jangan atau dapur apartemen Sasuke akan meledak. Jadi karena tak ingin hal itu terjadi, Sakura segera berbalik tanpa menjawab ucapan Matsuri.

"Heyy jangan asal pergi begitu saja, Sakuraaa"

"Resepsionis macam apa ini, berteriak di lobi"

Matanya melebar sambil berbalik, "eh Gaara-kun, apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya dengan tampang terkejutnya. Pasalnya lelaki itu tengah marah padanya karena semalam ia mengabaikan ketukan pintunya. Salahkan Gaara yang datang ke apartemen di saat ia mulai memasuki mimpinya, walau masih setengah sadar ia tak berniat membukakan pintu untuk lelaki itu.

Pagi-pagi lelaki itu menelpon dan memarahinya habis-habisan. Ia sendiri tak tahu harus melakukan apa selain diam saja. Sebenarnya ia juga salah karena mengganti kata sandi apartemen dan tak membukakan pintu untuk kekasih merahnya, tapi tetap saja itu bukan sepenuhnya kesalahannya. Itu salah Gaara yang datang di jam tidurnya.

"Bukan urusanmu" jawabnya datar sambil berjalan memasuki lift.

"Wah benar-benar panda itu, ingin mencari gara-gara denganku yaa"

Back To You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang