Chapter 21

2.7K 334 17
                                    

Kedua mata mereka sibuk menonton layar di hadapan yang menayangkan film twilight. Hari belum terlalu larut, masih jam delapan saat mereka menyelesaikan makan malam.

Suara kunyahan keripik yang bising mampu membuat tatapan Sasuke mengalih pada Sakura yang duduk di sofa, menonton sambil memakan cemilannya dengan serius. Padahal film tersebut sudah banyak kali di tontonnya, tapi tetap saja selalu serius.

Dengusan geli terdengar, ia yang duduk di karpet menyeret tubuhnya hingga mendekat pada kekasihnya. Tangan Sasuke bertengker di pahanya, "masih terasa sakit?"

Sakura mengangkat kedua alisnya bertanya melalui raut wajah. Dan mengerti saat Sasuke menunjuk miliknya dengan mata.

"Tidak" jawab Sakura santai, kembali fokus pada layar televisi, "kau terus bertanya beberapa hari ini, kau ingin?"

"Setiap saat aku memang berkeinginan memasukimu"

Mendelik pada lelaki itu, Sakura sontak menepuk tangan Sasuke yang mengelus miliknya. Kekasihnya memang pandai mencari kesempatan, tak heran jika hampir setiap malam mereka akan berakhir dengan bercinta. Dan entah mengapa dirinya iya-iya saja.

Sasuke memilih menenggelamkan kepalanya di antara paha gadis itu, mencari posisi yang nyaman. Tak selang beberapa saat, tangan Sakura mengelus kepalanya membuatnya semakin nyaman untuk meneruskan tidurnya.

"Kalau tidur di kamar, aku tak mungkin mengangkat tubuhmu" Sakura memberi peringatan sambil asik menonton.

"Aku ingin disini"

"Ya terserah padamu" gumamnya asal, lebih baik menonton film di hadapannya daripada meladeni Sasuke yang sedang dalam mode bermanja-manja.

Menghentikan gerakan mengelus kepala Sasuke, ketika terdengar ketukan pintu. Apakah Ino? Tak mungkin setelah beberapa hari yang lalu, dimana dia mengganggu hari Sakura yang berseri-seri, tak terdengar lagi kabarnya karena sebelum Ino pamit pulang, dia mengatakan pada Sakura akan sibuk pemotretan.

"Siapa?" Tanya Sasuke, mengangkat kepalanya.

"Mana ku tahu" jawabnya lalu beranjak dari sofa. Ia berjalan ke arah pintu dengan Sasuke yang mengekor seperti anak itik.

Langsung membuka pintu tersebut, sebelum rusak karena ketukan yang keras dari luar. Tamu macam apa mengetuk pintu seperti itu?

"Kenapa lama sekali membuka pintu?" Lihat ternyata si Gaara, tamu tak tahu diri yang mengetuk apartemen orang seolah akan merusakinya.

Dia menerobos maju, "hei bagaimana kabarmu bung?" Menyapa Sasuke seperti mereka memang berteman baik dan selalu menghabiskan akhir pekan dengan berlatih basket.

Lihat, Sasuke juga terlihat sama anehnya dengan Gaara. Dia membalas salaman ala lelaki dari Gaara. Yang membuat Sakura semakin melongo dibuatnya. Segera menoleh pada Matsuri yang masih berdiri di depan pintu, tanggapannya hanya berupa menguap bosan tak peduli. Dalam hati mengumpati kekasih merahnya, yang membiarkannya membawa kantong plastik berisi minuman alkohol.

"Baik"

"Kau memang terli-"

"Hentikan omong kosongmu Gaara bodoh" umpat Matsuri setelah beberapa saat menahan bibirnya untuk tidak mengeluarkan kata tersebut. Ia menyodor kantong plastik di hadapan kekasihnya, "ambil ini, jariku hampir patah membawanya"

Gaara menerimanya sambil menyegir pada Matsuri yang memberikannya tatapan mematikan, "oke maafkan aku sayang"

"Kalian membawa vodka?" Tanya Sakura dengan nada terkejutnya. Ia melirik Sasuke yang ikut mengangguk seperti Matsuri dan Gaara, seakan dia memang tahu.

Back To You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang