Chapter 11

4K 428 33
                                    

Saat tangan yang terasa hangat itu menangkup wajahnya sambil menatapnya dengan tatapan terluka. Tatapan yang sulit dipercaya oleh Sakura. Ada apa dengan lelaki itu?

"Lihat aku Saki" ini kedua kalinya ia membuka suara saat sedari tadi memilih bungkam.

Sakura menganggapnya angin lalu, ia tak membalas tatapan Sasuke, matanya lebih memilih melirik ke arah lain, asal jangan wajah lelaki itu.

Elusan lembut dipipi oleh Sasuke hampir membuat pertahanannya runtuh untuk tidak melihat wajah itu.

"Ku mohon" gumamnya lirih. Dan bodohnya Sakura dengan secepat hitungan detik tatapan matanya berpindah pada wajah itu. Tak pernah sebelumnya mendengar Sasuke memohon sepanjang hidupnya, baru kali ini menurut Sakura.

Sudah diduga, matanya kembali berembun ketika bertemu dengan onyx pekat milik Sasuke. Mantra apa yang diucap lelaki itu hingga ia tak bisa sekali pun menjauh dari tubuh Sasuke?

"Ku mohon jangan menangis" dia kembali memohon membuat Sakura mengernyit keheranan.

Tersenyum paksa, ia menggeleng "kau tak salah bicara kan? Setelah apa yang kau lakukan padaku kini kau menyuruhku untuk tidak menangis, kau waras?"

Kini gantian Sasuke yang menggeleng cepat. Jari ibunya lebih dulu menghapus air mata Sakura sebelum menuju pipinya.

"Dengarkan aku, i-ini bukan seperti yang kau pikirkan Saki, aku tak-"

"Bukan seperti yang aku pikirkan, apa maksudmu? Kau pikir selama ini apa yang kau lakukan padaku" Sakura benci ini, walau ia tidak terisak namun air matanya mengalir deras mewakili rasa sakit hatinya yang tak bisa dijelaskan oleh kata-kata.

"Kau tak akan mengerti" gumamnya sambil melepaskan tangannya dari kedua pipi Sakura, membuat wajahnya yang tadi terasa hangat seketika dingin. Sasuke dan pengaruh besar lelaki itu, bahkan setelah apa yang dilakukannya Sakura tak bisa membohongi dirinya sendiri jika ia merindukan sentuhan lelaki itu.

"A-apa yang tidak ku mengerti darimu...? APA SASUKE? SELAMA INI AKU SELALU MEMAHAMIMU DAN KAU BILANG AKU TAK AKAN MENGERTI" napasnya tak teratur saat ia berteriak keras di depan Sasuke, tak lagi nemikirkan jabatan lelaki itu. Yang terpenting pertanyaan yang ditahannya selama ini bisa dikeluarkannya pada Sasuke.

"Kau memang tak pernah memikirkan perasaanku selama ini" Sakura menunduk dalam, lalu terkekeh, "astaga apa yang aku harapkan. Aku hanyalah anak seorang petani, tak mungkin ada lelaki yang mencintai si miskin ini dengan tulus. Ehh apa yang kau harapkan Sakura?" Dia bertanya pada dirinya sendiri sambil tertawa, namun lihat air matanya malah semakin deras.

"Seharusnya dari awal kita menjalin hubungan, aku harus sadar dengan posisiku, tak mungkin kan mimpi waktu kecilku untuk menikah dengan lelaki tampan yang mencintaiku apa adanya terwujud. Oh ayolah ini bukan sebuah kisah cinta klasik yang sering diputar di tv tapi ini kisah rumitku yang tak mendapatkan balasan cinta dari kekasihku sendiri. Lucu bukan? Berharap padamu yang nyatanya berbeda jauh denganku. Kita bagaikan langit dan bumi" Sakura lalu mendongak, menatap wajah Sasuke yang sedari tadi memperhatikannya dalam diam. Lagi-lagi tatapan itu sulit diartikan, membuat Sakura bingung harus berspekulasi seperti apa.

Ia tersenyum lebar sampai menampilkan deretan gigi-gigi teraturnya pada Sasuke. Meski begitu Sasuke tahu jika gadis itu berusaha tetap tegar.

"Ku memang tak mencin-"

"Aku mencintaimu" pernyataannya secepat kilat keluar dari mulutnya, memotong ucapan Sakura.

"Kau berbo-"

"Aku mencintaimu Sakura"

Teruskan berkata hal itu dan kau semakin menyiksa Sakura. Menyiksa hatinya yang remuk.

Back To You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang