Chapter 35

2.5K 280 6
                                    

Masih tak percaya jika dirinya benar-benar melakukan pekerjaan berat tersebut sampai sore. Jika ia adalah manusia lebay mungkin saja sudah memposting foto di media sosial sambil memasang caption 'membantu calon ayah mertua berkebun'. Tunggu, mengkhayalkannya saja mampu membuat Sasuke merinding, itu sangat menngelikan untuk ukuran lelaki kaku sepertinya.

Sasuke mengumpulkan cangkul dan beberapa alat lainnya untuk dibawa pulang. Ayah Sakura sudah memanggilnya beberapa menit yang lalu, dan ia menyelesaikan dulu pekerjaan yang tersisa sedikit sebelum bergabung dengan pria tersebut.

"Kau lelah, ini minumlah" menerima air mineral yang disodorkan Kizashi, dan segera meneguknya hingga menyisahkan setengah. Tanpa dikatakan pun sudah jelas jika dirinya kelelahan sekaligus kehausan. Karena ini pertama kali untuknya jadi belum terbiasa saja. Pasti kalau sering seperti ini, tubuhnya tak akan seremuk ini.

"Terima kasih paman"

"Seharusnya aku yang berterima kasih karena kau telah banyak membantu"

Mendengarnya entah mengapa membuat Sasuke tersenyum canggung, secara tidak langsung ayah Sakura memujinya bukan.

"Tidak paman, aku juga melakukannya dengan sukarela"

Kizashi menepuk pundak lelaki tersebut, "baiklah tapi setelah ini kau harus memijat punggungmu jika tak ingin bangun pagi tubuhmu terasa remuk" ucapnya pada Sasuke.

Sebenarnya sekarang saja ia sudah merasakan remuk, apalagi bangun pagi. Jadi sesuai perkataan ayah Sakura ia harus menyuruh kekasihnya untuk memijat punggungnya, mengingat tadi Sakura memijat hanya beberapa menit saja karena dirinya yang harus kembali mencangkul.

"Tentu paman"

"Lebih baik sekarang kita pulang, sepertinya malam ini akan turun hujan"

Sasuke ikut mengiyakan, melihat cuaca yang mendung sudah pasti akan turun hujan.

.

.

.

Suara Sakura yang sedang muntah membuatnya segera mempercepat membersihkan diri. Tadi setelah sampai di rumah, Sakura sedang tidur dan mungkin saja dia terbangun karena rasa mual tersebut.

Jujur Sasuke sangat khawatir, baru kali ini mendengar langsung gadis itu muntah-muntah. Dan ia dengan segala kecepatan yang dipunya,  menyelesaikan mandi dan berpakaiannya. Setelah itu langsung berjalan keluar.

Bisa dilihat Sakura tengah memuntahkan isi perutnya di wastafel, ada Mebuki di sampingnya yang dengan setia memijat tengkuknya.

"Bibi Sakura kenapa?" Ia bertanya dengan nada panik yang kentara sekali. Membuat Mebuki menoleh sambil memasang senyum agar dirinya tak perlu khawatir.

"Hanya mual-mual biasa, kau tenang saja ini wajar untuk wanita yang sedang hamil muda" ucap Mebuki padanya.

Melihat Sakura yang mungkin sudah selesai, ia langsung mengambil segelas air putih dan mendekat pada mereka. "Bibi biar aku saja"

Wanita itu mengangguk dan memberi tempat pada Sasuke. Lelaki itu pun membantu Sakura meminum air tak lupa tangan lainnya digunakan untuk mengelus punggungnya.

"Masih mual?" Tanyanya berbisik. Tanpa dikatakan pun sudah pasti dirinya ini tengah panik.

"Sudah lebih baik, aku tak apa" jawab Sakura tak lupa memasang senyumnya untuk mengurangi kekhawatiran Sasuke. Memang ia merasa sedikit lemas, tapi karena sudah terbiasa jadi ia tak merasa selemah itu.

"Oh ya Sasuke, kau jaga Sakura dulu bibi akan masak makan malam"

"Baik bi" gumam Sasuke sebelum menuntun Sakura untuk ke ruang tengah. Padahal Sakura sudah mengatakan jika dia bisa berjalan sendiri tanpa bantuan, namun Sasuke tetap bersikeras merangkul tubuhnya.

Back To You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang