Chapter 1

8.6K 489 17
                                    

Hidupnya masih monoton seperti biasa tiada gairah untuk kembali meraskan cinta yang dulu sempat dirasakannya. Semuanya seolah pergi bersama hatinya yang dibawa oleh orang itu. Masa lalunya yang bisa dikategorikan dalam kata 'Indah' berubah saat lelaki itu tiba-tiba datang dan memutuskan hubungan secara sepihak, tanpa ada alasan masuk akal yang bisa membuatnya sadar apa mungkin ia mempunyai kesalahan pada lelaki itu, namun tidak ada. Selain tamparan keras dan kata putus yang begitu tak elite. Setelahnya lelaki itu pergi meninggalkannya dalam keadaan mematung, mencoba mengingat apa kesalahan yang dilakukannya pada lelaki itu.

Namun seolah memang tuhan tahu bahwa dirinya membutuhkan jawaban, keesokan hari diiringi kabar buruk mengenai pindahnya mantan kekasihnya ke luar negeri ia juga mendapat alasan mengapa lelaki itu meninggalkannya. Ya lelaki itu tak sengaja melihatnya berpelukan dengan sahabatnya Gaara, itu yang didengarnya dari Sai. Sangat tak masuk akal sekali bukan, cemburu sampai memutuskannya. Memang awalnya lelaki itu sudah memperingatinya untuk menjahui Gaara, tapi memang saat itu Gaara sedang membutuhkannya untuk mencurahkan isi hatinya. Ia sebagai sahabat yang baik pun mendengarkan keluh kesah lelaki merah tersebut. Namun nyatanya niat baiknya tidak diterima oleh mantan kekasihnya. Hm apa boleh buat semua sudah terlanjur, lelaki itu telah pergi meninggalkannya. Ia sadar bahwa memang dirinya yang salah, bukan lelaki itu. Tapi dia terlalu berlebihan sampai memutuskan hubungan yang hampir tiga tahun terjalin. Ia tak tahu harus melakukan apa, selain menyesali sesuatu yang tak mungkin lagi dapat diulangi.

Hembusan napasnya terdengar lirih, menggeleng pelan. Ia tak perlu lagi melihat masa lalu, meski lelaki itu masih berada dalam hatinya. Ia tak boleh terpuruk dengan kejadian setahun lalu saat ia berada di semester terakhir. Sekarang ia telah lulus. Dan akan fokus untuk mencari pekerjaan.

Kaki jejangnya berjalan masuk ke lobi perusahaan Uchiha Grup tersebut. Sebenarnya sedikit merasa ragu ketika datang ke perusahaan ini karena masa lalunya. Namun tak ada pilihan lain, beberapa perusahaan yang didatanginya belum menerima karyawan. Hanya perusahaan ini, itu pun ia dengar dari sahabatnya Ino.

Antara ingin bertanya atau tidak. Ia takut tapi disisi lain ia membutuhkan pekerjaan. Kedua orang tuanya yang berada di kampung selalu menanyainya apakah sudah mempunyai pekerjaan, jika belum mereka menyuruhnya untuk pulang saja, namun Sakura menolak. Bukan tak mau membantu kedua orangtuanya untuk mengurus kebun mereka, ia hanya tak ingin merepotkan kedua orang tuanya. Makanya ia berusaha mencari pekerjaan di tokyo agar bisa mendapatkan penghasilan untuk kehidupannya dan sisanya untuk dikirim pada orangtuanya.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Lamunanya buyar ketika mendengar pertanyaan dari seseorang. Menoleh, ia menatap wajah sopan gadis yang menjadi resepsionis tersebut.

Tersenyum ramah ia menunduk sopan, "maaf, apa benar disini sedang menerima karyawan?"

"Iya disini memang sedang menerima karyawan. Apakah anda akan melamar pekerjaan?"

Mengangguk antusias. Hatinya langsung berbunga-bunga mendengar tuturan gadis berambut coklat tersebut. "Iya"

"Baiklah sini saya antar langsung ke ruangan ceo, berhubung beliau sedang berada di kantor" gadis itu melangkah lebih dulu di hadapannya, ia pun segera mengikuti langkah gadis tersebut.

.

.

.

Sebelum mengetuk pintu tersebut ia menarik napas panjang. Gadis resepsionis tadi telah pergi, mengantarnya hanya depan pintu saja karena dia masih banyak pekerjaan.

Berjalan masuk ke dalam ketika mendengar suara seseorang menyuruhnya masuk. Dengan langkah pelan ia berjalan mendekat kursi tersebut saat orang itu menyuruhnya untuk duduk. Sakura belum melihat wajahnya karena ceo perusahaan tersebut tengah berbalik sambil menatap hamparan pemandangan kota tokyo dari jendela. Menduduki tubuhnya dengan pelan di kursi tersebut.

Back To You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang