Chapter 13

3.7K 415 34
                                    

"Sasuke-kun" gumamnya terkejut. Ia menepuk pelan pundak lelaki itu agar bisa tersadar, namun tak berhasil. Sasuke benar-benar tak sadarkan diri.

Rasa gelisah dan takut melingkupi hatinya, air matanya sampai membasahi wajah Sasuke yang babak belur itu. "Hiks aku menyuruhmu menjauhiku bukan untuk ini, kenapa kau bodoh sekali. Ya tuhan selamatkan kekasihku" entah sadar atau tidak, gadis itu mengatakan jika Sasuke adalah kekasihnya.

"Nona ada apa?" Pertanyaan seseorang membuat Sakura segera mendongak, menatap pria paruh baya yang memakai pakaian security, berterima kasihlah pada tuhan hingga tak membutuhkan waktu lama mengutuskan seseorang untuk membantunya.

"Pa-paman tolong bantu aku membawanya ke dalam apartemen"

Tak ingin banyak bertanya lagi karena paham dengan wajah panik gadis pink itu, si security segera membantu Sakura mengangkat tubuh Sasuke dan membawanya ke dalam apartemen. Mereka merebahkan lelaki itu di atas sofa.

Setelahnya Sakura membungkuk sopan pada pria yang menolongnya, "terima kasih banyak paman, kau baik sekali"

"Iya nona sama-sama... kalau begitu aku pamit, jaga baik-baik kekasihmu yah" Sakura mengangguk pasti sambil mengikuti pria itu sampai depan pintu. Setelahnya ia segera menutup pintu apartemennya dan kembali ke dalam.

Dengan kecepatan yang dipunya, ia berlari mengambil kotak P3K, tak lupa es batu dan handuk untuk mengkompres wajah Sasuke.

Sakura terlalu panik hingga hampir terpeleset, beruntung ia bisa menyeimbangkan tubuhnya. Dan segera mensejajarkan tubuhnya di hadapan Sasuke.

Seharusnya hari ini ia tak menangis, tapi nyatanya salah. Ia terus menangis sambil mengompres wajah tampan Sasuke. Menurutnya sangat rugi sekali memukul wajah lelaki itu, apakah mereka tak kasihan.

Ngomong-ngomong tentang Sasuke, siapa yang memukulnya? Dan kenapa ia sampai menjadi seperti ini? Tanyanya dalam hati.

Menghapus air matanya kasar Sakura dengan telaten membersihkan darah yang telah mengering di wajah Sasuke. "Kau bodoh, hiks seharusnya aku membunuhmu karena kau telah berkata kasar padaku saat di kantor, tapi aku tak bisa"

"Kenapa kau seperti ini? Hiks jangam bilang kau ingin menarik perhatianku? Bodoh, aku tak akan peduli padamu" meski bibirnya terus mengomeli lelaki itu, namun tangannya tetap mengobati wajah Sasuke dengan pelan, takut menyakitinya.

Selesai mengobati, Sakura membiarkan begitu saja bekas kapas dan perlengkapan lainnya yang digunakannya tadi. Kini fokusnya pada Sasuke yang tak kunjung sadar. Ia takut, tentu saja. Kalau sampai Sasuke benar-benar tak sadar, entah apa yang akan terjadi padanya.

Tangannya terulur mengelus rambut lepek Sasuke karena berkeringat, "sadarlah, ku mohon. Hiks aku takut Sasuke-kun, aku tak bisa lagi melihatmu terluka, selama ini kau memendamnya hiks seharusnya kau katakan padaku, jangan menyimpannya sendiri. A-aku pasti akan mengerti" tangis Sakura lirih sambil mengelus-ngelus kepala Sasuke dengan gerakan lembut. Bahkan ia mengecup jidat lelaki itu, tak peduli lagi dengan hubungan mereka yang sudah menjadi mantan.

"Saki"

Isakannya terhenti ketika gumaman Sasuke memasuki telinganya, Sakura menatap lekat wajah lelaki itu. Menghembuskan napasnya kasar, Sasuke hanya sedang mengigau namanya saja, dia belum sepenuhnya sadar.

"Ku mohon jangan tingalkan aku Saki, aku mencintaimu" dia terus mengigau membuat Sakura dibuat bungkam oleh kata-kata yang keluar dari mulut lelaki itu. Sebesar itukah cinta Sasuke padanya, hingga dalam tidurnya pun menggumamkan nama Sakura?

Sakura tak bisa memberikan respon apa-apa selain menangis sedih, ia juga tak sanggup dengan takdir ini.

.

Back To You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang