Chapter 34

2.6K 297 13
                                    

Sulit dipercaya tapi itulah kenyataan yang terjadi, semua telah Sasuke katakan padanya tanpa ada satu pun yang terlewat, mulai dari kebusukan Shion yang terungkap, ayahnya yang begitu kecewa hingga teman-temannya yang mencari keberadaannya.

Sebenarnya ia sedih karena telah membuat mereka khawatir, tapi disisi lain ia bersyukur karena masalah ini sudah selesai meski tak sepenuhnya. Sasuke juga sudah tahu jika ia tengah mengandung. Malam ini mereka seolah saling memberitahu.

Sakura menatap lurus ke langit-langit kamarnya. Sudah 30 menit ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur, tapi matanya belum kunjung merasa kantuk. Selain itu ia juga tengah memikirkan Sasuke yang tidur di ruang tengah, mengingat badan Sasuke lebih tinggi dari panjangnya sofa pasti lelaki itu kesulitan.

"Bukannya aku mempunyai kasur lipat ya?" Sakura bertanya pada dirinya sendiri, sambil mengingat kasur lipat yang dulu sering ia gunakan saat berkemah di sekolah. Otaknya bekerja dengan cepat, ya ia ingat. Dan itu tersimpan di bawah tempat tidurnya.

Segera saja mengeceknya, dan seperti dugaannya benda tersebut ada disitu. Beruntungnya lagi terbungkus dengan kantong sehingga ia tak perlu susah payah untuk membersihkannya.

Lumayan berat memang hingga membuatnya sedikit kesusahan mengangkatnya.

Keluar dari pintu kamar yang memang langsung bertemu dengan ruang tengah. Sakura yang terlihat kesusahan mengangkat kasur tersebut kini terdiam saat melihat Sasuke yang sedang duduk menatapnya bingung. Mereka saling tatap satu sama lain untuk beberapa saat, hingga Sasuke cepat-cepat mendekatinya.

"Kenapa mengangkatnya? Kau terlihat kesusahan"

"Aku ingin memberikannya padamu Itu kasur lipatku dulu kau bisa gunakan untuk tidur, karena yang ku tahu kau merasa kesulitan tidur di sofa kecil ini"

Sasuke mengerti dan menaruh kasur tersebut di samping sofa. Daripada itu ia lebih penasaran kenapa Sakura belum tidur juga. "Kemarilah" menepuk samping sofanya.

Menduduki dirinya disitu, Sakura menatap Sasuke penuh tanya. "Kenapa kau belum tidur?"

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu" ucap Sasuke sambil mengelus pipi gadis itu. "Apakah kau menginginkan sesuatu?"

"Tidak. Aku memang belum mengantuk dan terpikirkan untuk membawakan kasur lipat untukmu. Kau sendiri kenapa?"

"Aku juga belum mengantuk" jawab Sasuke. "Tapi setelah ini kau harus tidur, ini hampir dini hari"

Terdiam, Sakura menatap wajah Sasuke yang tampak tenang. Lelaki itu menyandarkan tubuhnya di sofa. Lalu dia memejamkan matanya sejenak, dan itu dalam perhatian Sakura. Ia merindukan Sasuke, sangat. Tapi masih terlalu takut untuk bertindak sesuka hati setelah apa yang dilakukannya pada lelaki itu.

"Katakan saja"

"Ehh"

Membuka matanya. Memberikan tatapan lembut pada Sakura yang kebingungan. Selanjutnya ia tersenyum hangat. "Kau ingin mengatakan sesuatu?"

"Aku--" ia menunduk dalam sambil memainkan jari-jarinya. "Masih merasa bersalah padamu, maaf"

Tak ada jawaban dari Sasuke, mungkin saja lelaki itu tengah berpikir sesuatu. Dan semuanya terjawab saat tangan hangat itu mengangkat tubuhnya dan membawanya ke dalam pelukan hangat yang selalu dirindukannya. Bau khas Sasuke yang membuatnya seketika merasa tenang dan nyaman.

"Sudah ku bilang, tak perlu merasa bersalah. Aku sudah memaafkanmu, tidak bahkan kau tak bersalah jadi untuk apa aku memafkanmu" kata-kata penenang bersamaan dengan elusan di punggung mampu menghilangkan rasa bersalah tadi.

"Aku merindukanmu Sasu, hiks entah mengapa aku seperti tersiksa dengan pilihan yang ku ambil sendiri, hiks tapi hanya itu jalan satu-satunya agar semuanya baik-baik saja"

Back To You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang