Chapter 4

3.3K 417 16
                                    

Matanya menangkap tampilan dirinya sendiri di depan cermin. Berantakn sekali, matanya sedikit membengkak dan ujung hidungnya memerah. Semua itu karena dirinya yang terlalu lemah, hanya karena perkataan Sasuke ia menangis seperti ini. Dan lagi masih di wilayah kantor, kalau ada yang melihat wajahnya bagaimana?

Entah mengapa jika masuk ke dalam ruangan lelaki itu, ia akan keluar dengan tangisan sakit hatinya.

"Aku ingin berhenti bekerja disini, tapi aku membutuhkan uang" gumamnya dengan bibir bergetar. Padahal ia sudah berhenti menangis sepuluh menit yang lalu, tapi bibirnya masih saja bergetar.

Pandangannya terturun pada perutnya yang berbunyi lapar. Ia lalu melirik jam tangannya yang sudah menunjukan angka dua belas lewat, sudah jam istirahat. Pantas saja perutnya sudah memberi kode.

Sebelum keluar, Sakura merapikan pakaian serta wajahnya yang terlihat lebih baik dari duapuluh menit yang lalu. Setelah merasa cukup ia berjalan keluar toilet.

"Sakura"

"Aa Ayame-san. Ada apa?"

"Aku mencarimu kemana-mana, ku pikir kau tersesat karena tak kunjung kembali"

Sakura berusaha tertawa ringan, padahal jika diteliti lebih baik wajahnya seperti akan menangis. "Maaf tadi aku ke ruangan ceo, Uchiha-sama menyuruh saya membersihkan ruangannya"

Mata wanita itu melebar sempurna, ia mendekati Sakura dan memegang kedua bahu gadis itu, sedang Sakura memasang wajah bingung.

"Kau membersihkan ruangannya?" Sakura mengangguk.

"Astaga seharusnya aku mengatakannya padamu dari awal"

"Apa?"

"Tentang rak buku Sasuke-sama"

Ingatannya langsung melayang memikirkan saat dimana ia didorong lelaki itu hanya karena membersihkan rak serta buku-bukunya.

"Kenapa?"

"Kau tak membersihkannya kan? Katakan padaku sekarang sayang, astaga kau masih sangat muda jangan sampai sesuatu buruk menimpamu"

Mengingat hal tadi, tak mungkin ia mengatakan jika memang benar ia membersihkan rak tersebut dan berakhir dengan ucapan kasar lelaki itu, bisa saja Ayame khawatir padanya.

"Ti-tidak. Memangnya kenapa?" Bohongnya.

Ayame menghembuskan napasnya seolah merasa sangat lega, "Syukurlah" gumanya, "hmm aku tak tahu kenapa Sasuke-sama melarangnya, hanya saja pernah ada kejadian beberapa bulan lalu, sekretarisnya membersihkan rak itu lalu kau tahu apa yang terjadi?"

Sakura kembali menggeleng pelan. "Dia dipecat"

"Benarkah? Hanya karena itu. Apa salahnya coba"

"Entahlah, tak ada satu pun yang tahu akan hal itu" ucap Ayame padanya, "ya sudah lebih baik kita ke kantin saja, ini jam istirahat"

"Baiklah"

.

.

.

"Jadi kau telah mempunyai berkeluarga dan mempunyai anak?" Tanya Sakura, ada sedikit nada antusias dalam pertanyaannya ketika wanita di hadapannya itu mengatakan jika dia sudah berkeluarga.

"Ya, aku mempunyai dua anak laki-laki. Reizi putra pertamaku, berumur 12 tahun dan Keizi putra keduaku umurnya masih 6 tahun. Tapi suamiku dia sudah meninggal saat Keizi berumur 2 bulan" jelas Ayame.

Gadis pink di hadapannya nampak mengangguk pelan sambil tersenyum lebar, "kau wanita hebat bisa membesarkan kedua putramu"

"Aa terima kasih" gumamnya pelan.

Back To You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang