CHAPTER 10 [ HOPE ]

6.5K 809 60
                                    

"Aku... Bisa melihatnya dengan langsung bagaimana pengorbanan seorang Ibu... " pikir Tooru ketika menatap wajah pucat Hayase saat ini.

"Tidak ada yang akan marah walaupun kau berteriak" Ujar Hagure yang kini tengah menyetir itu

"Ugh... Mm.. "

"Perutku... Sakitnya hingga ke.. Jantungku.. Sesak... Ugh.. "

"Tarik nafasmu perlahan-lahan... " Ujar Tooru

"Kau harusnya tidak perlu ikutt!!! " Bentak Hagure kesal

setiap kali mendengar nama Tooru, melihat bahkan mendengarnya langsung selalu membuatnya kesal.

"Aaaaarghh!! Sakitt!! " Ujar Hayase sembari meremas erat kemeja Tooru.

"Apa begitu sakitnya? "

"Bagaimana mereka akan mengeluarkan anak ini? "Pikir Tooru pucat sendiri di belakang sana.

Hayase kini hanya bisa berusaha menahan suaranya karena kesakitan, namun tentu saja yang bisa ia keluarkan saat ini hanyalah tangisan, ia bahkan sudah merosot hingga turun dari kursi penumpang.

"Pegang tanganku... "ujar Tooru yang kasihan sendiri melihatnya saat ini.

Hayase tak menggubrisnya dan lebih memilih mengigiti sapu tangannya sendiri dari pada harus memegang tangan Tooru.

" Duduklah dengan benar.. "

"Aku... Ingin mati" ujar Hayase

"Jangan mati dulu ! Kita sudah sampai! " ujar Hagure sembari berlari keluar dan memanggil
dokter serta perawat.

Saat ini, Hayase dalam kondisi Kritis. Ia tidak dapat mengatur nafasnya dengan baik hingga sesak nafas sendiri.

"Aku akan menelpon ibu dan ayahmu! Kau, pergi temani dia di dalam ruang operasi"

Tooru pun mau tak mau mengikuti orang-orang berbaju putih yang membawa Hayase pergi.

"O.. Operasi? Yang benar saja... Apa aku akan... Melihat... Orang dibedah? " Pikir Tooru pucat.

"Apa.. Aku harus menggunakan ini? " tanya Tooru

"Anda...Suaminya? "Sang Dokter balik bertanya

" Ya.. "

"Pasangan yang begitu muda...

" Ya, Anda harus mengenakannya, ini menjaga agar ruang operasi tetap steril. Namun, sebenarnya aku tidak menyarankan untuk seorang suami menemani istrinya di dalam ruangan operasi, terutama karena Anda masih begitu muda, dan lagi pasangan anda seorang Omega."

"Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian" Ujar Tooru.

"Perawat akan membantumu .. " ujar sang Dokter sembari masuk ke dalam ruang operasi lebih dahulu

"Mereka, pasangan termuda yang akan kutangani... Mari berharap ibu dan bayinya baik-baik saja" pikir Sang Dokter

Setelah persiapan Tooru selesai dan ia masuk ke dalam ruang operasi, ia tercengang melihat Hayase yang sudah diinfus dan sudah ada pembatas berupa tirai.

"Mari kita mulai"ujar sang Dokter.

" Aku takut... "Bisik Hayase pelan

" Tenanglah mereka—

Wajah Tooru semakin memucat ketika Dokter meletakkan pisau operasi itu dan mengambil yang lainnya.

Rasanya ia ingin pingsan saat itu juga.

TO BE LOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang