Dua

11.3K 1.2K 81
                                    

Rhaea Estelle as Karlie (pic to the side)

Aku memarkir mobilku persis didepan pagar, saat hendak keluar mobil aku terdiam sejenak memerhatikan rumah yang terletak disebelah rumahku dari kaca spion mobil. Aku turun dari mobil dan memerhatikan rumah itu sambil berjalan beberapa langkah mendekat. Rumah ini mirip dengan rumahku, hanya saja ini satu tingkat lebih tinggi dan tidak memiliki kolam pancuran air dihalaman depannya, aku tak tahu apa yang menarikku untuk memperhatikan rumah ini tapi setelah beberapa saat aku tersentak kaget ketika mendengar suara pintu pagar dibuka.

"Kau mencari seseorang?" tanya seorang gadis berambut pirang, ia bermain-main dengan kunci mobil ditangannya.

"Hah? Eh, tidak. Maaf, aku tetangga barumu." kataku sopan dan menjabat tangannya.

"Oh, kau baru pindah kemarin ya? Namaku Gemma," katanya. Namanya terkesan familiar bagiku. Aku seperti pernah mendengarnya, atau membacanya? Tapi dimana?

"Iya, aku Karlie." kataku.

"Kau mau mampir dan mengobrol didalam?" tawarnya.

Aku menimbang-nimbang sejenak tawarannya, tapi aku masih harus membongkar beberapa boks perabotan dirumah dan mengerjakan tugas dari sekolah, jadi aku menolak.

"Tidak usah, lain kali saja ya." kataku.

"Tidak apa-apa, senang bertemu denganmu." Gemma menyinggungkan senyum dan aku membalasnya sebelum masuk kedalam rumah.

Ayah sedang dikantor jadi aku sendirian sore ini, kuletakkan ranselku dimeja dapur dan menggulung ujung lengan kaosku sebelum mencuci piring.

Tumpukan piring yang sudah ku lap kuletakkan diatas meja makan selagi aku mengelap gelas-gelas yang baru kucuci. Aku menoleh ketika tiba-tiba terdengar suara pecahan, salah satu piring diatas meja berserakan berkeping-keping dilantai. Aku cepat-cepat membungkuk dan membersihkannya sebelum ayah pulang dan menginjak serpihannya.

Bagaimana bisa? Pikirku.

Setelah semua serpihannya sudah bersih dan peralatan makan sudah kuletakkan dilemari semua, aku beranjak kekamar dan menyiapkan air panas untuk mandi.

Selagi membilas sabun dibadanku aku mendengar seperti suara ketukan dipintu kamar mandi, dua tiga kali diulang namun tidak ada suara seorangpun diluar. Tak lama kemudian suara ketukan itu pun berhenti, aku terheran dan lanjut membilas busa-busa sabun dari badanku.

Setelah melipat handuk disekujur tubuhku aku berniat mengeringkan rambut tetapi ketika aku memandang kearah cermin mataku langsung melebar dan aku bergidik ngeri. Cermin kamar mandiku berembun akibat uap panas dari showerku--itu hal normal. Yang tidak normal adalah tulisan dicermin tersebut, 'Hi'.

Aku bersumpah aku tidak menulisnya disana.

Dan ayahku juga tidak mungkin melakukannya, untuk apa? Kurang kerjaan sekali ayahku kalau dia yang melakukan ini?

Tidak, tidak. Mungkin memang aku yang menulisnya tapi aku lupa. Bisa saja kan?

Tapi sumpah demi apapun bukan aku yang menulisnya. Aku cepat-cepat keluar kamar mandi dan mengenakan kaos polos dan celana pendekku. Ketika aku berbalik aku mendapati tas ranselku tergeletak diatas ranjang.

Apa-apaan lagi ini? Batinku.

Aku ingat dengan jelas kalau aku meletakkannya dimeja makan saat aku pulang sekolah tadi. Apa ayah yang membawanya naik? Aku memutuskan untuk mengecek mobil ayah dari balkon kamarku, kalau ia sudah pulang pasti aku bisa melihat mobilnya terparkir didepan rumah kami.

Tidak ada.

Berarti dia belum pulang. Atau mungkin dia sudah pulang, lalu naik keatas dan membawakan tas ranselku, lalu ia mengetuk pintu kamar mandi untuk memberitahku bahwa ia akan pergi lagi? Masuk akal 'kan? Tapi--

Gone H.S [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang