Tujuh

9K 1K 37
                                    

Songs for this chapter are:

Once in a lifetime-One Direction
More than this-One Direction
You and I-One Direction
Illusion-One Direction
Girl almighty-One Direction
Better than words-One Direction
What I like about you-5sos

Itu yg aku dengerin pas lagi ngetik chapter ini ❤

"Apa ini cocok?" tanyaku pada Harry sambil memutar tubuhku didepan cermin, mengamati dress hitam polos sepaha dan menarik lengannya sedikit kebawah untuk menutupi kedua sikuku.

"Pakai saja apapun yang berwarna hitam, ini acara berduka, kau tidak perlu pakai macam-macam." gerutunya. Bisa dibilang Harry mulai kesal menungguku mencari baju yang pas, ini sudah ketiga kalinya aku berganti baju dalam lima menit. Aku mengamati diriku sekali lagi dicermin sebelum menyelempangkan tas kecilku dan mengajak Harry turun kebawah.

Aku mengambil kunci mobilku yang terletak dimeja ruang tamu dan dengan refleks memutar-mutarnya dengan jari telunjukku.

"Kau tidak perlu naik mobil, rumahku persis disebelah rumahmu." kata Harry sambil tersenyum jahil, aku menepuk dahiku dan melemparkan kunci tersebut kembali keatas meja dan tertawa sambil membukakan pintu rumahku untuk Harry.

Begitu aku keluar pagar, deretan mobil sudah berjejer didepan rumah Harry bahkan ada beberapa mobil yang diparkir didepan rumahku, pagar rumah Harry terbuka lebar dan beberapa orang yang pernah kulihat sepintas disekolah berdiri didekat pintu masuk.

Dengan percaya diri aku ikut berjalan memasuki rumah Harry, orang pertama yang kukenali adalah Nicky yang sedang berbicara dengan Gemma. Ia tersenyum melihatku namun tetap melanjutkan mengobrol dengan Gemma. Rumah Harry sama besarnya dengan milikku, hanya saja ini selantai lebih tinggi, dan dilantai bawah sudah ramai orang. Makanan dan minuman diletakkan diatas meja makan panjang tepat ditengah ruangan, foto keluarga Harry terpatri didinding kuning kecoklatan disebelah kiri menggambarkan sepasang orang tua dan Gemma yang memakai baju toga (baju wisuda) dan memegang gulungan kertas yang mungkin adalah gelarnya, dan Harry yang merangkulnya dengan tersenyum lebar. Sungguh gambar yang memiriskan hati.

"Terimakasih untuk yang sudah datang hari ini, teman-teman Harry, guru-guru dan saudara-saudara dari keluarga kami, terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk menghadiri acara doa bersama untuk almarhum Harry. Jika yang diundang sudah datang semua, sebaiknya langsung saja kita ke kapel." kata seorang wanita berambut hitam yang tampak persis dengan Gemma. Aku menebak-nebak kalau beliau adalah ibu Harry, aku menoleh kearah foto keluarga mereka didinding dan benar saja beliau memang ibu dari Gemma dan Harry. Orang-orang mengikuti Gemma ke halaman belakang rumah, dimana terlihat ada sebuah kapel mungil berdiri diujung halaman. Kami semua berjalan melewati tanaman-tanaman hias dan patung-patung hewan dihalaman belakang, aku menoleh mencari Harry yang semestinya berada disampingku namun aku tidak melihatnya dimana-mana.

Didalam kapel, aku duduk dikursi panjang dideretan paling belakang. Nicky dan Liam duduk dibangku depanku, dengan santai aku melemparkan pandangan kesekeliling kapel mencari Lux tetapi rasanya ia memang tidak datang hari ini. Aku mengingatnya berkata begitu kapan hari saat makan siang.

"Karlie," Nicky berpindah dari bangku depan ke bangku deretanku dan duduk disampingku sambil membenahi kacamata diatas kepalanya.

"Aku terkejut melihatmu dipintu masuk tadi," katanya.

"Kenapa memangnya?" tanyaku.

"Aku kira yang diundang hanya orang-orang yang mengenal Harry disemasa hidupnya saja. Kau kan tidak kenal Harry," Ouch.

Dasar sok tahu.

"Oh, iy-- aku mengenal Gemma." kataku.

"Oh, Gemma yang mengundangmu?"

Gone H.S [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang