Dua Puluh Enam

6.9K 910 59
                                    

pertanyaan penting diakhir chapter please jawab

Aku, Zayn, dan Niall masing-masing mendorong troli belanja didalam supermarket, daftar barang yang harus dibeli kini dipegang Niall.

"Kertas krep, untuk apa kertas krep?" tanyanya sambil membaca daftar tersebut.

"Entahlah, ambil saja." kataku. Niall mengambil beberapa gulung kertas krep berbagai warna dan melemparkannya didalam troli.

"Apa lagi yang kurang?" Zayn menyahut dibelajang kami.

"Uh, kayu triplek, cat berwarna merah muda dan hitam." kata Niall.

"Kurasa kita tidak akan menemukannya disini, seingatku aku masih punya beberapa kayu triplek dirumah danauku. Bagaimana kalau kita mampir kesana?" usul Zayn.

"Ide bagus," sahut Niall.

Selesai berbelanja dekorasi, kami semua langsung menuju rumah danau Zayn. Rumah danaunya kurang lebih terlihat seperti milik Liam, luas dan bertingkat. Ini baru pertama kalinya aku kemari, jadi aku mengikuti Zayn dan Niall seperti anak anjing tersesat.

"Zayn, aku haus, boleh aku minta minum?" tanya Niall begitu kami masuk kedalam ruang tamu.

"Tentu, Karlie kau mau juga?" Zayn menawarkan.

"Um ya, apa kau punya teh kotak?" tanyaku. Berharap ia akan menjawab ya.

"Tidak kurasa, tapi kalau kau mau aku bisa membuatkan teh untukmu?"

"Tidak usah repot-repot."

"Tidak apa-apa, aku akan membuatkan teh untuk kalian berdua. Bisa tolong kalian langsung kegudang dan mencari barang-barang yang kita perlukan?"

Aku dan Niall mengangguk, setelah Zayn berlalu kedapur kami berdua menyusuri rumah ini lebih dalam dan menuju kegudang yang terletak diruang bawah tanah. Niall sepertinya sudah pernah kemari, dengan santai ia membuka kunci pintu dan meraba-raba kesebelah kirinya untuk mencari saklar lampu.

"Hati-hati, kayunya sudah tua." katanya sambil menunjuk ke tangga yang kami pijak.

"Aku akan mencari kayu tripleknya disebelah sana, sepertinya cat-cat ada dibagian situ." Niall menunjuk kebagian ruangan seberang, aku menurutinya dan mulai mencari-cari cat yang kami perlukan. Dipojok ruangan sini terlalu gelap, kukeluarkan handphoneku untuk memberikan sedikit cahaya. Ditumpukan barang-barang didepanku, ada papan kayu yang tergeletak begitu saja.

"Niall, sepertinya ada kayu triplek disini." panggilku.

"Oh ya? Bisa tolong kau ambilkan? Aku masih mencari beberapa lagi disini," sahutnya. Tanpa menjawab, aku berusaha meraih papan kayu tersebut dengan satu tangan dan satu tangan lainnya masih menggenggam handphone.

Saat aku sudah bisa menggapai papan kayu tersebut, flash dari handphoneku kuarahkan dimana tanganku berada, dengan refleks aku menarik tanganku kembali menghindari noda cat merah dan pecahan kaca diatas papan tersebut.

"Bukan kayu triplek ternyata, hanya papan kayu cermin bekas," teriakku pada Niall. Kuperhatikan tanganku kali-kali saja tergores terkena pecahan kaca namun untungnya baik-baik saja. Aku lanjut mencari cat yang dimaksud dan akhirnya kutemukan dibawah tumpukan benda-benda lainnya. Setelah kami berdua mendapatkan barang yang dicari, kami lanjut kembali keruang tamu dan menemui Zayn yang membawakan kami dua gelas es teh manis dan makanan kecil.

"Kalian sudah dapat semuanya?" tanyanya.

"Sudah," jawabku.

Kami duduk-duduk sebentar diruang tamunya sambil menghabiskan makanan dan minuman yang disajikan Zayn sebelum kembali kesekolah.

Gone H.S [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang