Tiga Puluh Lima

5.3K 876 12
                                    

two chapters within two hours

Am i the best author or what? Lolol ok continue ily

Dua hari setelah pesta dansa pihak kepolisian bahkan belum memberi kabar lebih lanjut tentang hasil otopsi Harry. Ketakutanku dan Gemma semakin menjadi-jadi karena berarti waktu Harry semakin menipis. Dan soal kejadian saat pesta dansa waktu itu, aku sempat bertanya pada Niall dan ia bilang selama aku tidak ada-- Louis bergabung dengan Niall dan Liam diruang auditorium dan ia baru keluar setelah satu jam aku tidak kembali. Aku masih menebak-nebak sekiranya siapa yang mengurungku malam itu.

"Karlie," kata Niall seraya menepuk bahuku-- membuyarkan lamunanku.

"Iya?"

"Sepulang sekolah nanti kau bisa temani aku kerumah danau Zayn? Aku harus mengembalikan barang-barang miliknya yang kita pakai untuk mendekor ruang auditorium minggu lalu,"

Aku mendengus pelan, "Kenapa bukan kau dan Zayn saja yang melakukannya? Aku lelah,"

"Zayn ada latihan sepak bola sepulang sekolah nanti jadi ia menyuruhku, ayolah Karlie."

"Dia kan menyuruhmu bukan menyuruhku, kau saja yang melakukannya." gerutuku.

"Kumohon, barangnya banyak sekali aku tidak bisa mengangkat semuanya sendiri. Aku janji sebentar saja, kumohon?" Niall membuat wajah memohon didepanku membuatku memutar bola mata.

"Baiklah, tapi dengan satu syarat."

"Apa syaratnya?"

"Kau mentraktirku makan churros dimall dekat sekolah, aku benar-benar ingin makan churros." kataku.

"Setuju!" ia menjabat tanganku lalu pergi.

Saat makan siang pun tiba, dengan langkah kaki gontai aku berjalan kekantin dan menduduki tempat biasa.

"Kau tidak makan?" tanya Lux.

"Menu hari ini membuatku tidak selera," jawabku lalu melipat kedua tangan dan menundukan kepalaku seperti anak kecil yang sedang dimarahi.

****

Sepulang sekolah aku dan Niall langsung menuju rumah danau Zayn, mobilku membuntuti mobil Niall dari belakang karena aku lupa jalannya. Setelah sampai Niall mengeluarkan kunci dari kantong celananya, ia bilang Zayn menitipkan kunci tersebut padanya.

"Bisa kau bawakan cat-catnya kebawah?" kata Niall. Aku mengangguk dan mengangkat dua kaleng cat dan mengikuti Niall ke ruang bawah tanah. Aku mengingat-ingat letak semula kaleng catnya, seingatku dibagian kiri ruangan. Aku menyusun kembali kaleng catnya menjadi tumpukan-tumpukan dan tiba-tiba mataku menangkap sesuatu didepanku. Papan kayu panjang yang saat itu kukira adalah kayu triplek, masih tergeletak disana. Serpihan kacanya pun masih berserakan diatas papan-- serpihan kaca? Serpihan kaca!

Aku langsung menarik papan tersebut dengan hati-hati, sialan karena ukurannya lumayan panjang kurang lebih satu meter. Setelah aku berhasil mengangkatnya dengan hati-hati pula kuraba pecahan kacanya.

"Apa mungkin?" gumamku. Kemudian noda cat merah yang sempat kusentuh saat itu masih terlihat jelas, dengan ibu jari kusentuh lagi noda tersebut. Entah kenapa aku memutuskan untuk mengendus noda tersebut dan baunya amis.. darah? Ya Tuhan. Ya Tuhan bagaimana ini? Aku panik ketika memikirkan bahwa ini mungkin saja serpihan kaca yang sama dengan yang ada ditengkorak Harry? Kalau memang benar, berarti Zayn..

"Niall?" panggilku.

"Ya?"

"Apa dibagasi mobilmu masih ada barang yang belum kita bawa turun kemari?" tanyaku.

"Masih ada beberapa, kenapa?"

"Akan kuambilkan dan kubawa kemari, kau tunggu disini saja ya." kataku lalu cepat-cepat membawa papan kayu tersebut keluar dari ruang bawah tanah. Kutengok kanan kiri saat hendak memasukkan papan tersebut kedalam bagasi dan untungnya tidak ada seorangpun yang melihat. Aku kembali keruang bawah tanah dan menyusun barang-barang lainnya hingga selesai dengan Niall.

"Churros sekarang?" tanya Niall dengan antusias.

"Lain kali saja bagaimana? Aku.. tiba-tiba tidak ingin churros lagi." alasanku.

"Aku bisa mentraktirmu makan makanan lain, bagaimana?"

"Tidak usah, lain kali saja ya. Besok? Atau lusa?"

"Besok aku ada janji dengan Melissa sepulang sekolah, bagaimana kalau lusa?"

"Baiklah. Lusa."

"Oke, sampai jumpa."

"Sampai jumpa."

Keringatku mengucur deras dalam perjalanan menuju kantor polisi. Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain berharap bahwa kaca yang ada dibagasi mobilku dan yang ada ditengkorak Harry sama. Karena kalau tidak, aku mempermalukan diriku sendiri karena sudah mencuri properti orang lain.

Voooooooteeeeeeeeeeee

Te amo

Separuh cinta x.

Gone H.S [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang