Enam

7.6K 1K 50
                                    

Harry's POV

"Kau mau kemana?" tanya Gemma ketika aku menuruni anak tangga.

"Pesta." jawabku sambil tersenyum dan Gemma memutar bola matanya. "Jadi kau merayakan ulang tahunmu dengan berpesta dengan teman-temanmu tapi kau menolak untuk merayakannya bersama keluarga?" tanya Gemma lagi.

"Merayakan dengan keluarga tidak asyik, paling-paling kita hanya akan makan malam direstoran mewah dan separuh dari tamu undangannya adalah teman-teman kerja ayah dan ibu." gerutuku sambil memutar-mutar kunci mobil dijari telunjukku.

"Terserah kau saja, asal kau jangan pulang pagi. Berhati-hatilah." katanya sambil berlalu kedapur.

"Selamat tinggal kalau begitu." aku berjalan kearah pintu dan mengoreksi kalimatku, "Maksudku sampai jumpa."

Saat aku hendak menutup pintu depan tiba-tiba Gemma memanggilku lagi dan aku menoleh padanya dengan sebelah alis terangkat.

"Harry," dia berhenti sejenak, "Apa kau yakin untuk pergi? Rasanya ada yang tidak beres."

"Maksudmu?" alisku bertaut dan kusilangkan kedua lengan didadaku.

"Tidak, mungkin ini hanya firasatku saja. Sana pergilah bersenang-senang." Aku mengangguk dan berlari kecil ke garasi mobil dan dengan cepat menyalakan mesin mobilku. Sambil memanaskan mesin mobil aku mengecek handphoneku kali-kali saja ada pesan dari teman-temanku yang sudah datang ke rumah kabin milik keluargaku dimana aku mengadakan pestanya. Ada satu pesan dari Lux.

"Kau dimana saja? Cepat kemari, sudah mulai ramai ❤"

Aku heran mengapa aku bisa menyukainya hingga aku sadar sekitar sebulan yang lalu kalau ia adalah seorang perempuan menjengkelkan. Tidak, seekor. Seekor perempuan menjengkelkan. Namun aku tetap membalas pesannya dengan sekedar; "Aku dijalan." dan dengan itu aku menancap gas dan berlalu kejalan raya.

Begitu sampai dirumah kabin, sudah banyak mobil berjejer di driveway dan dipinggir-pinggir jalan, juga sederet motor teman-temanku yang terparkir rapi ditepi rumah. Orang-orang menari dan mengobrol sambil memegang cup merah ditangan mereka, berfoto dan bersenang-senang dengan dentuman musik keras yang terdengar dari dalam rumah.

"Selamat ulang tahun Harry!" sahut sekumpulan temanku dengan bersamaan dan aku mengangguk berterima kasih pada mereka. Ucapan selamat ulang tahun kerap disahutkan mulai dari parkiran bahkan sampai aku sudah berada didapur rumah tersebut, beberapa dari mereka juga mengajakku berfoto bersama.

Tiba-tiba saja kurasakan dua lengan memelukku dari belakang dan aku menoleh melihat Lux dibelakangku dengan riasan wajahnya yang tebal dan rambut merahnya digulung seperti donat diatas kepalanya, aku memaksakan senyum kepadanya dan lanjut menuang alkohol kedalam gelas.

"Selamat ulang tahun," bisiknya ditelingaku dan aku menoleh, dengan refleks melingkarkan kedua lenganku dipinggangnya.

"Terima kasih," kataku.

"Ayo, yang lain sudah berkumpul diatas." ia menarik tanganku dan aku mengikutinya menaiki anak tangga menuju kamarku dilantai dua, biasanya gerombolan teman-teman dekatku selalu berkumpul disini jika kami sedang tidak ingin bergabung dengan orang-orang lain dibawah.

Begitu aku melangkah masuk terdengar lagi ucapan selamat ulang tahun dari teman-teman dekatku. Aku berterima kasih pada mereka dan duduk diranjang, Lux dengan cepat menyusul dan duduk diatas pahaku.

Duh, perempuan ini.

Niall dan Liam sedang asyik bermain FIFA didepanku, Nicky dan Zayn sedang mengobrol biasa di sofa dekat jendela. Aku terlalu asyik memerhatikan Niall dan Liam ketika Lux memukul pelan bahuku dengan kesal. "Apa kau mendengarku?" gerutunya.

Gone H.S [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang