14 : Jjajangmyeon

993 182 4
                                    

LINE!
Pasien RSJ!
Gue tunggu di parkiran
Jangan coba-coba kabur
Atau lo bakal tanggung akibatnya!


Rasanya sekarang Ryujin ingin memakin dirinya sendiri. Kenapa juga tadi dia dengan berani nantangin Jeno.

"Huaaaa goblok banget sih lo Ryujin" Teriak Ryujin dalam hati.

Ryujin membuang napasnya kasar saat bel pulang sekolah berbunyi. Welcome to the hell

"Yang piket jangan langsung pulang dulu!" Teriakan dari sang ketua kelas secara tiba-tiba membuyarkan pikiran Ryujin, gadis itu melirik jadwal piket yang tertempel di dinding, dan gotcha! Hari ini adalah jadwal piketnya.

"Puji kerang ajaib. Gue sekarang punya alasan biar Jeno bisa pulang lebih dulu dari pada gue. Yes yes yes" Batin Ryujin

Dengan segera Ryujin merogoh tasnya untuk mengambil ponsel dan memberitahukan pada Jeno bahwa ia harus piket terlebih dahulu jadi pemuda itu bisa pulang duluan.

Tapi tolong siapapun ingatkan pada Ryujin bahwa terakhir kali saat gadis itu sudah merasa akan bebas, Jeno selalu saja bisa mengagalkannya.

"Kenapa lama banget?" Ryujin mendogak ketika ia mendengar suara Jeno, jari yang tadinya sibuk mengetik pesan untuk Jeno langsung berhenti.

"Ah itu... hari ini gue harus piket dulu dan mungkin ini bakal lama, jadi lo bisa pulang duluan Jen"

Jeno megangkat sebelah alisnya, ia tau bahwa gadis di hadapannya itu sedang mencoba membuatnya untuk pulang lebih dulu.

"Ya udah gue tungguin" Ucap Jeno sambil menatap tajam semua siswa yang masih tersisa di kelas itu.

"Anu... Ryujin lo bisa pulang lebih dulu"

Ryujin mengerjapkan matanya tak percaya saat mendengar ucapan ketua kelasnya. Sebesar itukah pengaruh Jeno di sekolah ini dan kenapa Ryujin baru sadar.

"Tapi gue ngga enak sama yang lain"

"Ngga apa-apa, lo kan juga harus istirahat karena baru keluar dari rumah sakit"

Sepertinya sampai kapan pun Ryujin memang tak bisa menang dari Jeno.

"Kalau gitu ayo pulang" Jeno menarik tangan Ryujin menuju parkiran.

"Siapapun tolooooong gue!" -Ryujin

---------×××---------

"Ryujin Pulaaang!" Ryujin mengeryitkan keningnya bingung saat tak ada yang menyahut menyambut kedatangannya. Biasanya Bunda pasti teriak menyuruhnya langsung makan.

"Bunda pergi arisan di rumah Hwang bersaudara—Eh ada kak Jeno." Ryujin mengalihkan tatapannya pada Yuna yang baru saja muncul dari dapur.

"Mau kemana lo? Rapi banget"

"Biasalah. Les" Ryujin hanya mengangguk mengerti. Sementara Jeno yang berada di sampingnya hanya memperhatikan interaksi kakak beradik itu.

"Oh iya kalau lo mau makan masak sendiri dulu," Ucap Yuna sebelum ia membuka pintu keluar.

"Emang Bunda ngga masak?"

"Tadi sih bunda udah masak kimchi jjigae (Sup Kimchi)" Yuna tertawa sebentar "Tapi udah gue habisin"

Ryujin hanya bisa berdecak sebal "Ah rakus emang lo! Udah sana pergi"

"Ya udah deh gue pergi dulu, hati-hati berduaan di rumah, jangan buat yang iya-iya. Bye~"

"Ck' sialan memang tuh bocah"

Setelah Yuna pergi, suasana menjadi hening tiba-tiba.

"Ehm... Jen lo mau makan apa?" Tanya Ryujin pada Jeno yang saat itu sedang fokus pada ponselnya.

Tapi bukannya menjawab Jeno malah balik bertanya "Lo bisa masak jjajangmyeon (Mie kedelai hitam)?"

Ryujin mengangguk pelan sebagai jawaban "Lo mau makan itu?"

"Iya"

"Kalau gitu ayo ikut ke dapur kita masak" Ucap Ryujin bersemangat.

Jeno kemudian mengikuti Ryujin menuju ke dapur untuk memasak jjajangmyeon bersama. Yah walaupun sebenarnya ini pertama kalinya seseorang mengajaknya memasak bersama, tapi entah mengapa Jeno merasa senang akan hal itu.

TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang