Riuh ricuh suara siswa mulai terdengar di sepanjang koridor Neo High School ketika bel istirahat berbunyi. Ryujin yang baru saja akan menuju perpustakaan mengembalikan beberapa buku, tiba-tiba dikejutkan dengan kehadiran seorang gadis.
"Ryujin biar gue yang bawain buku lo," Ucap gadis itu
"Eh ngga usah, gue bisa bawa ini sendiri," Ucap Ryujin pada gadis yang menjadi babunya tersebut.
"Tapi nanti Jeno bakal ma—"
"Ngga bakal, gue jamin deh." Ryujin berkata seperti itu dengan serius membuat gadis di hadapannya ini meremat rok seragamnya kuat.
Rasa bersalah karena selama ini pernah meneror Ryujin tiba-tiba muncul.
"Ehm Ryujin maafin gue karena selama ini..."
"Ngga apa-apa, gue udah maafin lo,"
"Tapi—"
"Seriusan ngga apa-apa, mending sekarang lo pergi sebelum Jeno datang dan nyuruh lo jadi babu lagi, ngga tega gue liatnya tau ngga,"
"Ya udah kalau gitu gue pergi, sekali lagi maafin gue, dan makasih banyak karena udah bebasin gue dari Jeno."
Ryujin tersenyum menanggapi, dan setelahnya gadis tadi akhirnya pergi begitupun dengan Ryujin yang melangkah kan kakinya menuju perpustakaan.
Di tengah perjalanan Ryujin bertemu dengan Jeno yang sepertinya memang ingin menghampiri Ryujin di kelasnya.
"Mau kemana?"
"Mau ke bulan!" Ketus Ryujin, entah mengapa saat melihat wajah Jeno Ryujin selalu merasa kesal.
"Pakai roket siapa?"
"Kok goblok ya" Pikir Ryujin
"Udah ah jangan banyak tanya ikut aja!" Ucap Ryujin lalu melanjutkan langkahnya di ikuti Jeno di sampingnya
"Tunggu!" Jeno tiba-tiba menahan lengan Ryujin membuat gadis itu berhenti mendadak.
"Kenapa lagi sih?!"
"Babu lo mana?"
"Udah gue suruh pergi, gue ngga tega nyuruh-nyuruh orang kayak gitu,"
Jeno berdecak kesal. Memang pada dasarnya gadis di sampingnya ini terlalu baik berbanding terbalik dengan sifat Jeno.
"Itu artinya lo nolak perintah gue buat jadiin cewe itu babu!"
"Bu-bukan gitu tapi..."
"Ck' lo aja deh yang gue jadiin babu,"
"Eh ngga bisa gitu dong, gue kan cewe lo! Masa lo jadiin gue babu" Ucap Ryujin kesal lalu sedetik kemudian ia menyadari apa yang baru saja ia katakan
"Duh gue ngomong apa sih" Batin Ryujin
Jeno tersenyum ketika mendengar ucapan Ryujin terutama di bagian 'gue kan cewe lo'
"Anu... ma-maksud gue bukan—"
"Ngga perlu gugup gitu, lo kan memang cewe gue"
"Iya, tap—eh bukan maksud gue ngga—aduuh jadi ngelantur kan! Udah ah gue mau ke perpustakaan"
"Katanya tadi lo mau ke bulan"
"Ya gue ngga mungkin ke bulan sekarang Lee Jeno!" Wajah Ryujin sampai memerah karena kesal
Sementara Jeno malah tertawa melihat wajah Ryujin yang benar-benar kesal karenanya.
-----▪︎▪︎▪︎■■▪︎▪︎▪︎-----
Setelah dari perpustakaan mengembalikan buku, Ryujin dan Jeno sekarang sudah berada di kantin dengan nampan makanan masing-masing.
Walaupun sebenarnya Ryujin merasa suasana kantin sangat tidak mengenakkan baginya. Rasanya tatapan sinis semakin banyak tertuju padanya.
"Jen... gue mau ke kelas aja"
Melihat Ryujin yang baru saja akan beranjak tanpa menghabiskan makanannya, membuat Jeno menatap tajam ke arah gadis itu. "Duduk! Jangan berani pergi tanpa izin gue!"
Ryujin memang takut pada ancaman Jeno, tapi tatapan sinis orang-orang lebih membuatnya merasa tak enak.
"Gue udah kenyang Jen"
"Gue bilang duduk ya duduk!"
"I-iya"
Jeno tak bodoh, pemuda itu juga bisa merasakan jika banyak pasang mata yang terus menatap sinis pada pacarnya ini.
Brak Prang!
Suara nampan makanan yang tiba-tiba di lempar Jeno membuat seisi kantin tiba-tiba menjadi hening. Ryujin yang duduk di samping Jeno pun terkejut.
"KALAU LO SEMUA UDAH BOSEN PUNYA MATA BILANG SINI! BIAR GUE BUAT LO SEMUA BUTA! BERANI BANGET LO PADA NATAP SINIS CEWE GUE!"
Semua orang yang ada di kantin langsung menunduk. Haechan dan Jaemin yang baru saja akan masuk ke kantin pun terkejut dengan suasana kantin yang mencekam.
"Uwow calm down bro" Ucap Jaemin menenangkan Jeno.
"Eyy cewe lo juga ketakutan tuh" Haechan menunjuk Ryujin yang juga menunduk takut.
"Ck' gue jadi ngga mood makan. Gue cabut duluan" Ucap Jeno pada Haechan dan Jaemin. Ia lalu mengenggam tangan Ryujin dan membawanya keluar dari kantin.
Di tengah perjalanan Ryujin melepaskan tangannya dari genggaman Jeno, membuat pemuda itu menatapnya tajam.
"Gue bisa ke kelas sendiri" Ucap Ryujin tanpa menatap Jeno, tatapan Jeno saat ini benar-benar menakutkan bagi Ryujin.
"Gue anterin"
"Ngga usah. Mending lo balik ke kelas juga"
"Lo tau gue paling ngga suka di tolak"
"Sekali ini aja biarin gue sendiri Jeno"
"Shin Ryujin!"
"Lo ngga bisa egois gitu Jen, gue juga mau bebas!" Ryujin menatap Jeno geram. Dari tatapannya jelas terpancar bahwa ia lelah.
"Jadi lo merasa gue ngekang lo?"
"Emang gitu kenyataannya!"
Jeno berdecih pelan "Kalau gitu mari kita lihat gimana lo bisa bebas dari gue" Jeno menyeringai saat melihat Ryujin semakin menatapnya emosi.
"Let's play the game babe" Jeno mengubah seringaian nya menjadi senyum manis, Ryujin yakin siapapun yang melihat senyum itu pasti akan tertipu.
Dan setelah mengatakan itu Jeno melangkahkan kakinya meninggalkan Ryujin yang masih menatapnya geram.
"Definisi masalah yang sesungguhnya itu adalah seorang Lee Jeno" Batin Ryujin
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble
FanfictionDefinisi masalah yang sesungguhnya itu adalah seorang Lee Jeno -Shin Ryujin ➼ End - Revisi [Dreamiez Universe]