24 ; Sleep Over

1K 174 10
                                    

08.29 PM

"We anjir bar bar banget lo main! Sisain lawannya setan! Jangan lo embat semua!" Hyunjin berteriak kesal karena Jeno yang membunuh semua lawan tanpa menyisakan satu pun, padahal mereka itu sedang mabar bukan bermain solo.

Tapi lihatlah tuan Lee Jeno ini, membunuh semua lawan tanpa menyisakannya untuk empat orang yang sejak tadi mengumpat kesal, Hyunjin, Yuna, Sungchan, dan Renjun.

Dan jangan tanyakan kenapa pemuda bermarga Huang itu bisa ada disini juga, karena tentu jawabannya ia memaksa Jeno untuk membawannya.

Yah Jeno juga tak mungkin menolak, karena sejujurnya Jeno lebih takut pada Renjun, apalagi mulut Renjun bisa mengeluarkan kata-kata tajam yang menusuk hingga ke tulang-tulang.

"Bukan gue yang bar-bar lo semua yang lelet," Ucapan Jeno berhasil membuat Renjun menatapnya tajam.

"Iya nanti gue sisain satu" Sekarang bukan hanya Renjun yang menatapnya tajam, tapi juga Yuna dan Sungchan, sementara Hyunjin hanya mencibir kesal.

Permainan game pun berlangsung kembali, tentunya dengan Jeno yang tidak rakus lawan lagi. Teriakan dan umpatan mulai terdengar, hingga Ryujin dan Yeji yang baru saja datang dari supermarket dengan membawa banyak cemilan hanya mendengus kesal karena ke lima orang itu bahkan tak menyadari kedatangan mereka.

"ENAK YA LO PADA MAIN GAME! GAK BANTUIN SAMA SEKALI!"

Tak ada yang menyahut, teriakan Yeji barusan hanya seperti angin lalu di telinga lima orang yang sedang sibuk bermain game, sementara Ryujin hanya tertawa melihat ekspresi kesal Yeji.

"Oh ok, gak usah ada yang makan nanti" Yuna, Sungchan dan Hyunjin langsung melotot mendengar ucapan Yeji, sementara Renjun dan Jeno masih santai melanjutkan game nya.

"Lo berdua kalau masih mau main mending pulang!" Serentak Renjun dan Jeno meletakkan ponsel mereka. Yah bukan karena takut sebenarnya, tapi biar bagaimana pun mereka tau diri sedikit. Tempat ini bukan markas dreamiez.

Dan akhirnya mereka saling membantu menata makanan sekaligus memasang layar tancap, persiapan untuk nobar film horor nanti.

Drrt... Drrt...
Swit olhji saljjak meomchishan nuni
neon neomeoga beoryeo imi
nal hyanghae umjigyeo
I like it like that

Suara ponsel Jeno mengalihkan atensi semua orang padanya, hingga pemuda itu menjawab panggilannya.

"Halo?"

"....."

"Oh udah sampai?"

"......"

"Iya, tunggu"

Tut

Setelah mematikan sambungan teleponnya, Jeno dengan cepat berjalan menuju lantai bawah, sepertinya hendak menghampiri seseorang.

Ryujin yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Jeno, langsung mencekal lengan pemuda itu sebelum ia membuka pintu pembatas rooftop. "Mau kemana?"

"Mau kebawah bentar sayang, ngambil pesenan"

"O-oh okee"

"Gemes" Jeno mengacak pelan rambut Ryujin kemudian berlalu pergi.

"SERASA DUNIA MILIK BERDUAAA YAA, KITA SIH CUMAN NUMPANG!" Ryujin melirik sinis Hyunjin yang tiba-tiba saja berteriak meledeknya. Maklum jomblo sirik

"Kita? Lo aja kali bang yang merasa" Semuanya langsung tertawa begitu mendengar ucapan Sungchan.

"LAKNAT YA LO!"

Sungchan memperlihat kan cengirannya tanpa dosa sambil menaik turunkan alisnya meledek Hyunjin.

-----▪︎▪︎▪︎■■▪︎▪︎▪︎-----

11.03 PM

"KENAPA GUE YANG KENA TERUS SIH!" Ruang tamu keluarga Shin di penuhi gelak tawa mendengar teriakan frustasi Hyunjin.

Setelah menonton bersama di Rooftop sambil menikmati pizza dan cola yang dibeli oleh Jeno tadi, Hyunjin mengusulkan untuk bermain truth or dare di ruang tamu karena angin malam yang semakin dingin.

"Tau gini gue gak bakal ngusulin main TOD," Ucap Hyunjin kesal

"Itusih salah lo sendiri, udah buruan pilih truth or dare?" Ucap Jeno tersenyum puas, di antara semua orang memang Jeno lah yang paling senang melihat Hyunjin menderita.

"Ck' gue pilih truth"

"Bang Haje cemen huuuu" Yuna menyoraki Hyunjin, di ikuti Sungchan dan Yeji. Sementara Ryujin dan Renjun hanya tertawa melihat wajah Hyunjin yang terbully.

"Bacot lo semua! Buruan kasih pertanyaan anjir!" Hyunjin mode ngegas.

"Hal ilegal apa yang pernah lo lakuin selain balap liar?"

Hyunjin tampak berpikir sejenak setelah mendengar pertanyaan Jeno

"Hm... kayaknya cuman nyebat deh" Jawab Hyunjin santai

"APA?! Lo pernah nyebat? Sejak kapan goblok?" Yeji melotot tak percaya mendengar jawaban saudara kembarnya itu.

"Gue udah berhenti, gue pernah diciduk Bunda nyebat di kamar"

"Lagian ngapain lo nyebat Haje goblok?!" Ucap Yeji masih dengan matanya yang melotot.

"Kak Yeji kan juga pernah coba minum alkohol sama nih kloningan pig" Celetuk Yuna tiba-tiba sambil menunjuk Ryujin.

"Weh dajjal!" Ryujin seketika meneriaki Yuna yang baru saja menyadari ucapannya.

"Eh kecoplosan. Hehe peace" Yuna tersenyum kikuk ketika melihat Jeno dan Hyunjin menatapnya tajam.

Sementara Renjun dan Sungchan menatap Ryujin tak percaya. Yah mungkin sebenarnya itu bukan hal yang perlu di permasalahkan, karena kebanyakan remaja di luar sana bahkan ada yang lebih parah. Akan tetapi bagaimana mungkin Ryujin yang notabennya anak emas sekolah melakukan perbuatan ilegal seperti itu.

"Hwang Yeji!" Yeji meneguk ludahnya pelan begitu mendengar suara Hyunjin yang menakutkan.

"A-aku cuman nyobain se-sekali kok, Haje jangan marah ya," Walaupun Yeji lebih sering memarahi Hyunjin, tapi gadis itu tau kalau Hyunjin sudah marah maka akan benar-benar sangat menakutkan.

"Ayo pulang!" Yeji mendongak menatap Hyunjin yang sudah berdiri dari duduknya.

"Tapi—"

"Pulang Yeji!" Ucap Hyunjin tegas.

Hyunjin sebenarnya sangat protective pada Yeji, pemuda itu tak ingin jika saudara kembarnya mengenal hal buruk seperti dirinya.

Yeji menghela napas sejenak, jika seperti ini apa boleh buat selain menuruti ucapan Hyunjin. "Iya-iya kita pulang,"

Setelah mengatakan itu, Yeji langsung pamit pada Ryujin dan Yuna. Di saat itu pula Yeji dapat melihat jelas jika sejak tadi Ryujin enggan menatap Jeno yang duduk tepat di samping gadis itu.

"Maafin Yuna ya kak," bisik Yuna pada Yeji.

"Santai aja, ini bukan salah lo." Yeji tersenyum kemudian berlari menyusul Hyunjin yang sudah keluar terlebih dahulu.

Suasana saat itu benar-benar hening, hingga Jeno akhirnya membuka suara. "Gue bareng Renjun juga mau balik,"

"Lah kok balik?" Renjun menatap Jeno heran

"Kalau lo mau tinggal disini, terserah lo. Gue mau balik!"

"Ck' ya udahlah ayo balik ke markas aja"

Sebelum benar-benar beranjak pergi Jeno membisikkan sesuatu di telinga Ryujin "Wait for your suprise tomorrow babe"

Ryujin hanya bisa meringis pelan mendengar bisikan Jeno, entah apa yang akan di lakukan Jeno besok sepertinya Ryujin harus mempersiapkan mental.

TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang