Ayo di Ramein dong, Happy Reading :)
Senin—entah mengapa setiap kali mendengar kata hari senin yang muncul di pikiran setiap orang itu pasti adalah hari yang melelahkan. Padahal semua hari sama saja tergantung apa yang kita kerjakan di hari itu, iya kan?
"Kenapa Jeno jadi manja banget hari ini, kayak ngurus bayi aja" Gumam Ryujin setelah merebahkan diri di kasur miliknya.
Pikiran Ryujin kembali mengingat beberapa tingkah manja Jeno di sekolah hari ini. Bahkan anggota dreamiez yang lain menatap Jeno heran karena tak biasanya Jeno menunjukkan sifat manja nya kecuali kepada orang yang dianggapnya spesial.
Ah bukan kah itu artinya Ryujin sudah masuk ke dalam list orang spesial Jeno.
10.21 AM
"Jen tangan kamu lepasin! Diliatin orang tau!" Ryujin menatap Jeno jengkel, pasalnya sejak tadi Jeno terus melingkarkan tangannya di pinggang Ryujin.
"Biarin mereka kan punya mata, atau kamu mau aku congkel mata mereka satu-satu hm?"
Ryujin berdecak kesal mendengar ucapan Jeno. Padahal Ryujin berniat datang ke perpustakaan saat jam istirahat untuk menghindari Jeno, tapi sekarang ia malah terjebak bersama pemuda itu.
"Lee Jeno!"
"Kenapa sayang?"
"Lepasin tangan kamu!"
Jeno menggelengkan kepalanya sambil menunjukkan eye smile nya pada Ryujin. Oh ayolah kemana Lee Jeno yang memiliki wajah datar dan dingin.
"Aku mau peluk kamuuuuu"
"Aku gak bisa konsentrasi belajar kalau kamu kayak gini terus!"
"Cium dulu"
"Hah?"
"Cium dulu baru aku lepasin"
Ryujin melotot mendengar ucapan Jeno. Yang benar sajalah, mereka sekarang sedang berada di perpustakaan dan Jeno malah meminta yang tidak-tidak.
"Jangan gila Jeno! Ayo lepasin"
Sekali lagi Jeno menggeleng pertanda ia tetap pada keputusannya. Dan Ryujin pun hanya bisa mendengus pasrah.
Tak sampai disitu saja, saat pulang sekolah Jeno menghampiri Ryujin di kelasnya lalu merangkul gadis itu keluar kelas, dan lebih parahnya lagi Jeno mencium pipi Ryujin di koridor depan kelas, membuat siswa yang sedang berlalu lalang di sekitar mereka melotot terkejut.
"Tapi, jika dipikir-pikir ada baiknya juga jika Jeno bersikap seperti itu, setidaknya tak ada lagi siswa yang jadi korbannya," Gumam Ryujin pelan setelah pikirannya mengingat kejadian di sekolah tadi.
Gadis itu kemudian melirik jam alarm yang terletak di atas nakas, 03.07 PM "Makan ajalah dulu, terus berangkat les"
---------×××---------
"ANJ— SIAPA YANG NYIMPEN KOPER DI TENGAH RUMAH!?" Jeno berteriak kesal ketika kakinya tersandung sebuah koper.Salah satu asisten rumah tangga keluarga Lee yang mendengar teriakan Jeno langsung menghampirinya. "Ah maaf tuan muda, itu koper nyonya besar yang baru saja tiba"
"Hah? Maksud lo nenek baru aja datang?"
"Iya tuan muda"
"Anjir! Terus nenek dimana sekarang?"
"Ada di halaman belakang tuan muda"
Jeno berdehem mengerti lalu melangkahkan kakinya menuju halaman belakang, saat sudah sampai disana Jeno melihat seseorang yang dicarinya sedang duduk dikursi taman bersama dengan sang Ayah—Lee Donghae.
"Nenek!" Jeno memeluk wanita yang di panggilnya dengan sebutan nenek.
"Wah cucu nakalku ini sudah besar ternyata, dan lihat otot mu ini besar sekali"
"Tentu saja aku ini giat berolahraga tidak seperti Papa yang sudah buncit"
Donghae melotot mendengar ucapan anak semata wayangnya itu. "Berani sekali kau meledek orang tua mu Lee Jeno!"
"Siapa yang meledek, itu memang kenyataannya kan"
"Kau ingin semua fasilitas mu disita Lee Jeno!?"
"Sita saja, ada Nenek yang akan memberikan ku fasilitas yang lebih. Iyakan nenek?" Ucap Jeno membuat Donghae mendengus kesal.
"Nenek tidak akan memberikan mu fasilitas kalau kau tidak memperkenalkan pacarmu pada Nenek." Jeno spontan melepaskan pelukannya saat mendengar ucapan Nenek Lee.
"Dari mana Nenek tau aku punya pacar?"
"Kau pikir nenek tidak tau apa yang selama ini kau lakukan. Nenek bahkan tau kalau kau sering mengonta ganti pacar mu, belum cukup seminggu sudah ganti lagi, dan kau juga sangat suka membully teman sekolah mu kan. Dasar bocah nakal!"
Jeno mengaduh kesakitan ketika mendapat pukulan tepat di lengannya dari sang Nenek. "Ah nenek benar-benar sadis," Ucap Jeno dramastis.
"Tidak usah sok dramastis begitu, nenek tau semua kelakuan mu di sekolah!"
"Tapikan membully orang menyenangkan nenek"
"Ck' terserah kau sajalah. Kau ini sama saja dengan ayahmu, sangat keras kepala."
"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya kan"
"Iya kau benar. Lagipun nenek datang kesini hanya ingin bertemu dengan pacarmu, jadi Nenek mau kau membawanya kesini malam ini"
"Apa?! Malam ini? Tidak bisa besok saja Nek?"
"Nenek akan berangkat ke Chicago besok, jadi Nenek ingin bertemu pacarmu malam ini"
Jeno hanya bisa mendengus pasrah sekarang. "Ya udahlah nanti Jeno coba hubungi dia Nek, sekarang aku mau bersih-bersih dulu." Setelah memberikan satu kecupan dipipi sang Nenek, Jeno melenggang pergi menuju kamarnya.
"Aku benar-benar tak menyangka kalau dia akan serius dengan satu perempuan, aku pikir dia hanya akan terus bermain-main," Ucap Donghae saat melihat punggung Jeno sudah menghilang di balik pintu rumah penghubung dengan halaman belakang.
"Ibu pun tak menyangka saat kau menelpon dan memberitahu ku bahwa Jeno sudah mulai menjalani hubungan dengan serius."
"Yah semoga saja gadis ini merupakan gadis yang bisa merubah Jeno sama seperti aku dulu"
"Sisi baik Jeno itu berasal dari almarhum istri mu, dan semua sisi buruknya benar-benar menurun dari mu, Ibu sampai tak habis pikir dan kau juga malah memperbolehkannya melakukan semua hal buruk itu"
"Aku tidak mungkin melarangnya saat aku sendiri dulu seperti itu Ibu, bahkan lebih parah lagi"
"Kau benar, semoga saja Jeno cepat meninggalkan semua hal buruk itu"
"Kok telinga gue gatal ya" -Ryujin
![](https://img.wattpad.com/cover/240025544-288-k211976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble
FanfictionDefinisi masalah yang sesungguhnya itu adalah seorang Lee Jeno -Shin Ryujin ➼ End - Revisi [Dreamiez Universe]