29 ; Random talks

804 134 21
                                    

Di Part kali ini 70% isinya percakapan Jeno-Ryujin dan mungkin agak cringe, jadi aku harap kalian gak bosen. Happy Reading :)

✧༝┉•°⋆✦𝖙𝖗𝖔𝖚𝖇𝖑𝖊✦⋆°•┉༝✧

Setelah makan malam bersama di rumah keluarga Lee, Jeno mengajak Ryujin melihat-lihat isi kamarnya.

"Kamar kamu Dark banget" Celetuk Ryujin begitu ia masuk di kamar Jeno.

"Gak mungkin kan warna pink sayang"

"Ya siapa tau ajakan, kata Nenek dulu waktu kecil kamu suka hello kitty"

Jeno mendelik kesal mendengar ucapan Ryujin, sudah ia duga pasti gadisnya itu tidak berhenti meledeknya setelah mendengar semua aibnya dari sang Nenek.

"Puas banget kan habis dengar semua aib aku dari Nenek"

"Puas dong ya kali ngga"

"Ck' malas banget, kamu udah tau semua rahasia aku, tapi kamu bahkan belum ceritain ke aku alasan kamu waktu itu minum alkohol"

"Kalau soal itu sebenarnya alasannya cuman karena aku pengen ngelepas stress bareng Yeji dan entah kenapa kita malah kepikiran buat beli minuman alkohol"

"Gimana kamu bisa dapat minuman alkohol saat itu?"

"Saat itu aku dan Yeji menyamar jadi mahasiswa lalu mendatangi sebuah minimarket dan secara ajaib kasir minimarket itu tidak curiga sama sekali dan membiarkan kami membeli minuman alkohol"

"Nakal juga ternyata"

"Ya maaf, kan saat itu lagi khilaf"

"Yang penting gak diulangin lagi" Jeno mengelus pelan rambut Ryujin, lalu menarik gadis itu duduk di tepi kasur bersamanya.

"Tapi, kamu juga nyebat kan"

"Hah? Ngga"

"Jangan bohong, waktu kita berangkat ke basecamp Dreamiez aku liat kotak rokok dimobil kamu"

"Itu bukan punya aku, itu punya Haechan"

"Jen aku alergi asap rokok, jadi sensfitif sama bau asap rokok. Kamu ingat awal kita ketemu di dekat gudang, saat itu aku bisa rasain bau asap rokok dari seragam kamu"

"Ketahuan ternyata. Kalau gitu kamu maunya gimana hm?"

"Berhenti nyebat"

"Aku juga mau berhenti tapi rasanya susah"

"Kalau gitu kamu coba aja ganti rokok jadi sesuatu misalnya permen, kalau kamu gak tahan mau nyebat ganti rokok itu jadi permen"

"Aku gak suka makan permen"

"Ck' terus kamu sukanya apa?"

"Your lips"

Ryujin refleks memukul lengan Jeno karena ucapannya itu.

"Ngomong tuh jangan ngasal Jeno!" Sewot Ryujin, sementara Jeno hanya tersenyum memperlihatkan eye smilenya membuat Ryujin menghela napas frustasi.

"Hah eye smile Jeno manis banget" Batin Ryujin

"Oh aku baru ingat! Aku ada sesuatu buat kamu," Ucap Jeno kemudian beranjak menuju nakas yang berada di dekat kasur, pemuda itu terlihat mengeluarkan sebuah kotak kecil dari salah satu laci nakas.

Jeno menyerahkan kotak kecil itu pada Ryujin memberikan isyarat agar gadis itu membuka kotak tersebut.

"Kalung?" Ucap Ryujin saat melihat isi kotak tersebut. Sebuah kalung dengan bandul cincin biasa, ah ralat di cincin itu ada terukir nama Jeno.

"Kok ada nama kamu?"

"Cincin itu sebenarnya mau aku kasih saat nanti kita tunangan—"

"Jen mikirnya jangan kejauhan"

"Ck' dengerin dulu!"

"Hehe maaf, terusin"

"Aku tau kita harus kuliah dulu, jadi aku buat cincin itu jadi kalung aja dulu nanti kalau udah selesai kuliah baru aku pasangin di jari kamu"

"Sebelum mikir kayak gitu, kamu pernah bayangin gak kalau misalnya nanti aku lulus masuk kedokteran kamu bisa nungguin aku 6 tahun?"

"Jangankan 6 tahun, 1000 tahun juga bisa"

"Dih gombal banget"

"Tapi aku serius," Ucap Jeno menatap dalam manik Ryujin. Kemudian tanpa aba-aba Jeno mengambil kalung tersebut dan memasangkannya pada leher Ryujin.

"Tunggu, kok cuman aku yang punya cincin?" Tanya Ryujin setelah Jeno selesai memasangkan kalung pada lehernya

"Tentu aku juga punya" Jeno mengeluarkan sebuah kalung yang sama dari dalam kaos miliknya dan memperlihatkan nama Ryujin yang ada pada cincin itu.

Setelah itu mereka berdua terdiam sejenak hingga Ryujin secara tiba-tiba mengecup pipi Jeno dan membisikkan sesuatu.

"ILy"

Setelah itu Ryujin mengacak pelan rambut Jeno, kemudian berlalu keluar dari kamar meninggalkan Jeno yang mematung dengan rambut yang teracak.

Selang beberapa menit kemudian Jeno baru sadar akan apa yang baru saja terjadi.

"Hah sial hati gue juga ikut teracak" Jeno menghela napas pelan kemudian memejamkan matanya sejenak.

"Bunda, Jeno akhirnya udah nemuin gadis yang sama seperti Bunda"


End

End : 23/10/2021•×Trouble•×

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

End : 23/10/2021
•×Trouble•×

TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang