02✅

18.3K 1.7K 8
                                    

"hmmm" entah mengapa mendengar suara pria yang sedang memeluknya ini membuat lu mei serasa lemas tak berdaya.

'sial kenapa aku harus bertemu kaisar xi tian yu sih mimpi apa semalam' keluh lu mei dengan keringat dingin dikeningnya yang tak henti mengalir.

"ya-yang mulia bisakah anda melepaskan saya?" cicit lu mei dengan suara sekecil mungkin sambil menahan agar tidak mengeluarkan makiannya kepada kaisar tian yu.

Kaisar tian yu langsung melepaskan pelukannya dari wanita bertubuh mungil di hadapannya dengan spontan seperti sepasang kekasih gelap yang tidak sengaja kepergok oleh orang lain.

"kenapa kau ada disini permaisuri?" kaisar tian yu langsung to the point, tentunya dengan raut wajah datar untuk menyembunyikan wajah gugupnya.

Siapa yang menyangka jika kaisar tian yu yang selama ini beremosi datar itu bisa gugup dihadapan lu mei yang memasang tampang polos dan tak berdayanya itu.

"saya sedang berjalan-jalan yang mulia tapi sepertinya saya tersesat." lu mei berkata dengan nada memelas untuk melancarkan aksinya agar terhindar dari hukuman karena kediaman kaisar bukanlah tempat umum yang bisa dilewati seenaknya diperlukan izin dari kaisar agar bisa masuk ke paviliun naga milik kaisar.

Kaisar hanya diam mendengar alasan lu mei dan melihat lu mei dengan tatapan tajam sedangkan yang ditatap merasa sangat risih ditatap oleh kaisar ya walaupun kaisar itu 'SUAMINYA' oh ralat maksudnya 'SUAMINYA PERMAISURI LIU XIAO LU MEI'karena lu mei atau jiwa vio yang memasuki tubuh lu mei merasa tidak pernah menikah dengan pria tak berperasaan dihadapanya saat ini.

Dia hanyalah jiwa tersesat yang tidak sengaja masuk kedalam tubuh permaisuri ini.

"yang mulia apakah ada yang salah dengan saya karena daritadi yang mulia terus menatap saya" akhirnya lu mei menyuarakan isi hatinya.

"tidak ada yang salah memangnya salah ketika zhen melihat istri zhen sendiri."

'Skakmat'

itu pernyataan yang membuat lu mei membatu tak tahu harus berbuat apa lagi, ya harus lu mei akui dia sangat tidak suka beradu argumen dengan pria berstatus suaminya itu, sangatlah menyebalkan!

'sialan kau tian yu tentu saja salah aku bukan istrimu, aku violine ketua pasukan elite dari masa depan bukan permaisurimu!!! Permaisurimu sudah mati BODOH!' jerit lu mei dalam hatinya namun tak mampu mengucapkan dengan kata-kata, bodoh tentunya kalau ia sampai keceplosan memaki orang nomor satu di kekaisaran ini, bisa-bisa kepalanyalah bayaran dari makian itu.

"ee... Tentu yang mulia tentu tak salah hanya saya yang salah." lu mei merendahkan diri dihadapan kaisar tian yu tapi hatinya terus memaki kaisar tian yu.

"kalau begitu saya minta izin undur diri yang mulia jika tidak ada lagi keperluan" ucap lu mei sambil membungkuk hormat kepada kaisar tian yu.

"hmmm" sahut kaisar tian yu dingin dan acuh tak acuh.

Lu mei segera pergi kekediamannya paviliun phoenix dengan tergesa-gesa seperti orang dikejar hantu.

setelah lu mei menjauh kaisar memanggil pengawal bayanganya dengan gerakan tangan yang sederhana.

Sebuah bayangan melesat dan tiba-tiba muncul sambil berlutut di hadapan kaisar tian yu.

"zhen ingin kau menyelidiki mengapa permaisuri nampak berubah"

Bayangan itu mengangguk dan hilang bersamaan.

"ini benar-benar aneh sejak kapan permaisuri bisa bela diri bahkan kelincahan dan kekuatannya menyamai dengan diriku?" kaisar tian yu hanya bisa diam dan menunggu berita dari bawahannya tentang perubahan yang ada pada diri permaisurinya itu.

"apa mungkin dia berubah setelah hukuman cambuk itu? Ah~ sudahlah aku tak perlu memikirkan hal rumit seperti itu."

*****

Lu mei telah sampai di kediamannya dan langsung memanggil dayang li.

"dayang li!"

Dengan tergesa-gesa dayang muda itu datang dan langsung memberi hormat pada permaisuri yang dilayaninya selama ini.

"ya permaisuri ada yang bisa saya bantu?" dayang li penasaran melihat junjungannya itu tampak sumringah entah kenapa? Karena itu cukup aneh bagi lu mei yang jarang menunjukan raut senangnya.

"aku akan keluar istana sebentar jadi kau akan menghalangi orang yang mau menemuiku yah" lu mei tersenyum hangat kepada dayang li.

"tapi permaisuri itu bahaya hamba takut permaisuri terluka dan bagaimana jika yang mulia kaisar mengetahuinya?" dayang li tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi pada junjungannya nanti.

"tak ada bantahan tak ada penolakan." ucap lu mei ketus dan langsung masuk kekediamannya tanpa memperdulikan dayang li yang hendak menasehati dirinya.

Dengan langkah cepat Lu mei mencari baju yang nyaman dipakai dan memudahkanya bergerak  di lemarinya tapi tak menemukannya yang ada hanya hanfu wanita yang panjang dan berat.

"dayang li!!"panggil lu mei.

Segera dayang li datang tergesa-gesa menghampiri lu mei.

"ya permaisuri"

"carikan aku pakaian pria yang biasa saja dan tidak mencolok"lu mei duduk di ranjangnya menyerah untuk mencari.

"tapi permaisuri," dayang li ragu-ragu menuruti perintah lu mei.

"ck, berhenti memanggilku permaisuri telingaku panas mendengarnya, panggil lu mei atau mei'er saja tak perlu embel-embel permaisuri" jawab lu mei kesal.

"tapi," dayang li hendak menyanggah pendapat lu mei karena memanggil seseorang yang tinggi derajatnya tanpa gelar sangat tidak sopan menurutnya.

"sudah ku katakan aku tidak terima bantahan dan penolakan!" nada lu mei mulai tak bersahabat dengan wajah sangar tentu saja membuat nyali dayang li menciut seketika.

"baik permai- eh maksud saya lu mei "ucap dayang li lirih dengan wajah memerah karena gugup.

"bagus, sekarang carikan aku baju pria li'er" ujar lu mei tersenyum manis agar dayangnya tidak takut secara berlebihan kepadanya.

"emm baik per- lu mei" dayang li masih belum terbisa memanggil junjungannya dengan nama saja dan segera pergi mencari baju yang dibutuhkan lu mei nanti.

Tak lama kemudian dayang li datang dengan sebuah lipatan hanfu berwana biru malam ditangannya.

"lu- Mei ini hanfu yang ka-u minta." entah karena takut atau apa dayang li berbicara pada lu mei dengan nada yang terbata-bata.

Tangan kecil nan putih lu mei langsung menggapai hanfu itu lalu memperhatikan setiap detail dan lekukkan hanfu yang dipegangnya.

"ada apa lu- Mei apakah hanfu itu tidak bagus kalau tidak bagus aku akan menggantinya" tangan dayang li segera terulur untuk mengambil kembali hanfu itu karena tak kunjung mendapat jawaban dari lu mei, karena mengira lu mei tidak menyukainya.

"ah~ tidak-tidak ini sudah sangat bagus, kau boleh pergi aku akan segera mengganti hanfuku" usir lu mei tapi matanya tak lepas dari hanfu yang dipegangnya, segera saja dayang li meninggalkan lu mei seorang diri dikamarnya.

"hehe dengan ini aku akan membentuk pasukanku lagi agar semua orang takkan ada yang berani mencemohku. Sekarang waktunya si jenius dari masa depan ini membangun citra yang membuat orang mendengar namaku saja akan gemetar ketakutan termasuk kaisar xi tian yu hehehe" lu mei menyeringai dengan tatapan dingin menusuk dan ini lah saatnya beraksi!

Bersambung.

Empress Lu Mei (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang