Suasana terasa sangat menegangkan, sejak kedatangan kaisar tian yu, kaisar zian dan lu mei dari perjalanan panjang mereka.
Tak ada senyum maupun raut wajah ceria, semuanya diam dengan raut wajah berbeda-beda. Lu mei dengan wajah tenangnya, kaisar tian yu dengan wajah cemas dan kaisar zian dengan wajah pasrah.
Mereka bertiga kini menunggu kedatangan seseorang yang akan ikut merasakan ketegangan yang hakiki ini.
Semua diam dan sibuk dengan pemikiran masing-masing. Sedangkan beberapa pelayan dan prajurit yang berada di sana hanya bisa terdiam di pojokan karena takut dengan aura yang berasal dari ketiga orang penting itu yang terasa sangat mencekik.
"YANG MULIA KAISAR JING MEMASUKI RUANGAN!" teriakan nyaring dari seorang kasim langsung mengalihkan perhatian ketiganya ke arah seorang pria bernetra merah yang dengan langkah penuh wibawanya.
"apakah zhen membuat kalian menunggu lama?" tanya kaisar jing yang langsung di balas sinis oleh kaisar tian yu.
"yah kau sangat lama!"
Kaisar jing hanya tersenyum tipis menanggapi kaisar tian yu. Namun entah kenapa lu mei merasa ada sesuatu di balik senyum tipis itu.
"ah luan yi kau tidak membuat kami menunggu lama, kami juga baru tiba." ujar lu mei lembut, kaisar tian yu hanya bisa mendelik kesal karena ia cemburu lu mei bisa berkata lembut dengan orang lain tapi dengannya tidak.
"itu benar kaisar jing, kami juga baru tiba jadi kami tidak menunggu lama." jawab kaisar zian kalem.
"oh begitukah? Syukurlah jika begitu. Oh ya lu mei zhen mendengar dari seorang utusan bahwa kau akan mengumumkan sesuatu, apakah itu benar?" tanya kaisar jing lalu duduk di hadapan lu mei.
Lu mei tersenyum tipis.
"hmm itu benar, maka dari itu aku mengumpulkan kalian semua.""lalu kau akan mengumumkan apa lu mei?" kaisar jing kembali bertanya, membuat kaisar tian yu semakin jengah dengan sikap kaisar jing yang tak sabaran dan terus-terusan bertanya. Tak bisakah dia mendengar lu mei selesai bicara terlebih dahulu?
"bisakah kau tidak bertanya kaisar jing? Permaisuri bahkan belum selesai berbicara. Namun kau selalu menyela!" lu mei hanya diam dan membenarkan perkataan kaisar tian yu dalam hati.
Sedangkan kaisar jing hanya tersenyum remeh pada kaisar tian yu lalu diam sambil kembali menatap lu mei.
Menghela napas pelan lu mei kembali melanjutkan perkataannya.
"jadi aku mengumpulkan kalian bertiga karena aku akan mengumumkan siapa yang layak menjadi pasanganku."Suasana mendadak hening dan tegang secara bersamaan. Bahkan dalam keheningan itu terdengar samar suara detak jantung ketiga kaisar itu bergemuruh. Sepertinya mereka tengah was-was menunggu keputusan lu mei.
"jadi dar-"
'BRAKKK'
Perkataan lu mei terputus saat seorang prajurit datang dengan mendobrak pintu dengan keras.
"Beraninya kau berlaku tidak sopan!" Murka kaisar tian yu.
"Hamba minta maaf yang mulia. Namun di luar ada seorang pria berusaha masuk dalam istana, dan berkata ingin bertemu dengan yang mulia permaisuri." ujar prajurit itu takut-takut bahkan keringat dingin sudah menghiasi wajahnya.
"Siapa orang itu?" tanya lu mei penasaran.
"h-hamba tidak tahu yang mulia, orang itu hanya berkata ingin bertemu dengan yang mulia permaisuri."
Lu mei hanya diam dan berpikir keras untuk menebak siapa orang itu. 'memangnya siapa yang akan mencariku? Ketiga kaisar berada di sini dan gege berada di markas black angel saat ini. Lalu siapa yang mencariku?' batin lu mei.
"tak usah memikirkan orang itu lu mei mungkin saja itu hanya orang gila yang kebetulan mengetahui namamu." lu mei hanya mengangguk kepalanya pelan menyetujui perkataan kaisar jing.
"kau pergilah dan katakan bahwa permaisuri lu mei tidak ingin bertemu dengannya." usir kaisar tian yu kepada prajurit itu.
"baik yang mulia, semoga berkah dan kejayaan menyertai kekaisaran xi wei." prajurit itu segera pergi dari sana dan kembali menemui pria tak jelas asal-usulnya itu.
Ruangan itu kembali tenang. Ketiga kaisar itu hanya bisa menghela napas kasar, selalu saja ada hambatan ketika mereka tengah penasaran-penasarannya seolah takdir tak pernah membiarkan tenang.
"bisakah kau melanjutkan lagu perkataanmu lu mei?" pinta kaisar jing sebab ia sudah sangat penasaran siapa yang akan di pilih lu mei.
"hmm baiklah, jadi aku memilih salah satu dari kalian dengan cara melihat satu persatu sifat kalian. Aku juga ingin menegaskan bahwa siapapun yang terpilih nantinya aku harap tidak akan pernah menikah lagi dengan siapapun selain dengan diriku seorang. Jika kalian mengingkari hal itu, aku lu mei tak akan segan kekaisaran itu hingga tak bersisa." tegas lu mei dengan aura mencekam membuat ketiga kaisar itu merinding seketika.
"apakah kalian jan-"
DOR
DOR
"Ck ganguan apalagi ini!" teriak kaisar tian yu murka.
"suara apa itu tadi?" tanya kaisar zian, baru kali ini ia mendengar suara ledakan yang terasa sangat asing di pendengarannya.
Sedangkan lu mei terdiam dengan wajah syok, ia sangat mengenal suara itu. Itu adalah suara tembakan.
Bagaimana bisa di zaman yang begitu kuno ini ada senjata api semacam pistol ataupun senjata api lainnya. Lu mei yakin bahwa ia tak salah dengar dan itu benar-benar suara tembakan.
Tidak tinggal diam dengan langkah cepat lu mei segera berlari mencari arah sumber suara tembakan yang ia dengar tadi.
Baru sadar bahwa lu mei telah pergi meninggalkan mereka, barulah ketiga kaisar itu juga ikut berlari mengejar lu mei yang berlari begitu cepat sehingga mereka cukup tertinggal jauh.
Bak orang kesetanan lu mei mencari sumber suara itu di berbagai tempat hingga.....
Tibalah ia di ruangan aula. Wajah lu mei semakin syok ketika melihat beberapa prajurit yang tewas dengan kepala berlubang bahkan ada di antaranya tertembak di jantung, seolah ini di lakukan oleh orang sangat ahli dalam menembak.
Lu mei bukan syok karena mayat atau darah melainkan syok karena benar dugaannya bahwa ada senjata api di sini.
DOR
DOR
DOR
Suara tembakan kembali terdengar. Namun kali ini suara tembakan terdengar dari sebuah ruangan khusus bagi para kaisar atau raja melakukan rapat rahasia.
Dengan langkah cepatnya lu mei menghampiri ruangan itu dan melihat lebih banyak mayat yang tergeletak dengan genangan cairan merah pekat berbau anyir.
Di tengah-tengah tumpukan mayat-mayat itu nampak seorang pria dengan hanfu hitam berdiri dengan gagahnya sambil memegang sebuah pistol di genggamannya.
Lu mei tidak bisa melihat wajah pria itu sebab posisi pria itu membelakangi lu mei.
"siapa kau?!" Tanya lu mei dengan sikap waspada.
Pria itu berbalik dan menatap lu mei dengan tatapan tajamnya. Wajahnya tidak terlihat karena ia memakai sebuah kain berwarna hitam yang menutupi hidung hingga dagu pria itu.
"Hallo violine apa kabar?" tanya pria itu membuat lu mei membatu sesaat. Bagaimana pria itu tahu namanya?!"kutanya sekali lagi siapa kau?"
Pria itu tidak menjawab melainkan membuka kain yang menutupi wajahnya lalu tersenyum manis ke arah lu mei.
"sudah mengenalku sekarang vio?"
"KAU!!"
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Lu Mei (END)
Historical Fiction(Part Lengkap dan selesai revisi) violine atau vio seorang ketua pasukan elit sebuah negara maju terkejut ketika mendapati dirinya telah bertransmigrasi ketubuh permaisuri yang terkenal buruk rupa dan tidak memiliki bakat apapun serta tidak disukai...