"aku harus bisa pergi bagaimanapun caranya."
"Bunuh wanita itu!"
*****
Situasi semakin menegangkan saat 58 orang berpakaian tertutup mulai mengepung lu mei dari berbagai arah.
"Menyerahlah Maka Kau Tak Akan Kami Bunuh!" teriak salah satu orang itu.
Sedangkan lu mei mencibir dalam hati, bagaimana mungkin mereka sebegitu percaya diri bisa membunuhnya. Tidak tahu saja mereka membunuh adalah keahlian lu mei dan tentunya lu mei tak akan memberi mereka celah untuk melukainya sedikitpun.
"Banyak bacod ni orang" gumam lu mei pelan, ia cukup jengah dengan bawahan solia dan arland yang terus berteriak seakan ia tuli saja.
Lu mei menggenggam erat pedang di tangan kanannya dan pistol milik arland di tangan kirinya. Hal ini sudah biasa bagi lu mei saat ia masih di dunia modern sebelumnya, lu mei terkenal dengan keahliannya menggunakan senjata api dan juga pedang.
Tak jarang pula saat peperangan terjadi di negara mereka, lu mei datang dengan kedua senjata yang sangat bertolak belakang itu. Tapi dengan keahlian lu mei dalam bertarung banyak negara yang kalah dalam perang. Maka dari itu lu mei sering di juluki Jendral Kematian.
Dan kini dengan bodohnya orang-orang itu meremehkannya, mereka bahkan tidak melihat bahaya dan terus maju menantang kematian.
Sudut bibir lu mei tertarik ke atas membentuk seringaian mengerikan yang membuat musuhnya merasakan kematian secara perlahan-lahan.
58 orang yang sebelumnya sombong dengan kekuatan dan jumlah mereka, kini di buat gemetar dengan tatapan dingin dan seringaian milik lu mei layaknya seorang psykopat yang tengah mengintai mangsa.
Keberanian mereka entah melayang kemana dan menyisakan ketakutan yang tertanam permanent di relung hati.
"Kalian ingin membunuhku bukan? Baiklah akan ku ladeni kalian hingga Puas." Nada suara lu mei yang semakin dingin seakan membuat oksigen di sekitar mereka menipis dan membuat paru-paru mereka terasa sesak.
Dengan cepat, sangat cepat bahkan gerkannya secepat gerakan seorang tentara bayangan. Ia menebas satu per satu kepala orang-orang itu tanpa terlewat satu pun.
Membuat genangan darah terpecik di mana-mana dan meninggalkan kesan mengerikan dengan hawa pembantaian yang pekat.
"itulah yang akan terjadi jika kalian terlalu meremehkan seorang yang terlihat lemah."
Lu mei segera pergi dari tempat penuh mayat itu dan menuju hutan barat, tempat ke tiga kaisar itu menunggunya.
'Semoga kalian baik-baik saja'
*****
Hutan barat.
Tampak tiga orang pria yang tengah memapah salah satu dari mereka yang terluka.
Namun jika di lihat lebih seksama maka akan terlihat bahwa keadaan ketiganya sama sekali tidak ada yang lebih baik.
Luka goresan hingga luka sayatan terlihat menganga dan terus mengeluarkan darah segar tanpa henti. Keadaan kembali di perparah dengan salah satunya pingsan dan membuat keseimbangan di antara mereka hilang.
Mereka bertiga ambruk di atas rerumputan di tengah hutan lebat itu. Napas ketiganya tersengal dan bibir mereka sangat pucat seakan tidak ada lagi darah yang mengalir di sana.
"Sial, kenapa dia malah tidak sadarkan diri di waktu yang tidak tepat!" umpat salah satu dari mereka.
"Tak perlu mengumpat kaisar jing, saya yakin kaisar xi sudah sangat lelah dan luka-lukanya cukup parah maka dari itu ia tak sadarkan diri. Akan lebih baik kita istirahat di sini sembari menunggu kedatangan lu mei." ujar kaisar zian menenangkan orang yang di sebelahnya. Yang tak lain dan tak bukan kaisar jing.
Ya, ketiganya berhasil keluar dari istana kekaisaran yang sudah di kepung dengan orang-orang yang tidak di kenal itu, dan mereka sekarang berada di hutan barat sesuai dengan perintah lu mei pada mereka.
Namun, perjalanan mereka tidaklah mulus sebab terlalu banyak yang mengepung mereka dari berbagai arah, mau tidak mau kaisar jing dan kaisar tian yu harus bertarung dan membuat seluruh tubuh mereka penuh luka.
Bayangkan saja sekitar 300 orang menyerang mereka yang hanya dua orang saja yang bisa bertarung sedangkan kaisar zian tentunya tidak dapat bertarung dengan keadaan yang mulai melemas akibat banyak kehilangan darah.
Pertarungan sengit itu akhirnya di menangkan kaisar tian yu dan kaisar jing yang sama-sama terluka. Namun luka dari kaisar tian yu lebih parah dari pada kaisar jing.
Meskipun begitu, masih beruntung mereka sebab masih bisa sampai di tempat yang aman sehingga mereka dapat mengistirahatkan sejenak tubuh mereka.
'Srek Srek Srek'
Terdengar suara patahan ranting yang di injak seseorang yang membuat kaisar jing langsung waspada menatap sekitar.
Kaisar zian pun bersiaga walau ia sebenarnya tak bisa melawan atau membela dirinya sendiri sebab keadaannya mulai melemah bahkan untuk berjalan saja ia tak sanggup lagi, tapi tak ada salahnya untuk bersiaga.
Suara langkah kaki semakin terdengar mendekat, tetapi dari suara langkah itu tampak hanya satu orang saja yang datang. Kaisar jing memegang erat pedang di tangannya dan siap menyerang.
Namun, gerakannya terhenti saat melihat sesosok wanita bersurai putih keperakan yang sudah ternoda dengan percikan darah, tapi meski begitu kecantikan alami dari orang itu membuat kaisar jing terpesona sesaat.
"Kalian baik-baik saja?" tanya wanita itu.
"kami baik-baik saja lu mei, apakah kau juga baik-baik saja?" ujar kaisar zian lemah. Namun senyum manis terpatri di bibir pucatnya.
"Syukurlah kalian baik-baik saja, aku juga baik mo zhang"
Wanita itu adalah lu mei yang baru saja datang dan langsung di sambut dengan pemandangan yang sulit di jelaskan.
"bisa kau turunkan pedang itu luan yi?"
Sadar dirinya tampak seperti mengancam seseorang, segera kaisar jing menurunkan pedangnya.
"ah maaf mei'er aku mengira kau adalah penjahat." ujarnya dengan cengiran tak bersalahnya.
"tak apa, oh ya ada apa dengan tian yu kenapa dia pingsan?" tanya lu mei sembari mendekati kaisar tian yu yang masih terpejam erat.
"ketika kami akan keluar dari istana, kami tiba-tiba di kepung dengan banyak orang. Kaisar xi dan kaisar jing melawan mereka semua makanya mereka terluka lu mei dan juga aku rasa kaisar xi juga sangat kelelahan." terang kaisar zian perlahan.
Lu mei terdiam, tetapi dalam hati ia sangat marah dengan para bawahan arland dan solia yang berani-beraninya melukai para prianya.
"huh aku rasa kita butuh bantuan agar dapat pergi tempat aman." lu mei mengeluarkan sebuah peluit yang terbuat dari batu giok hijau dari balik hanfunya lalu meniupnya dengan segenap kekuatannya. Suara peluit itu memang tidak nyaring.
Namun cukup untuk memanggil bantuan dari markas black angel miliknya. Yah peluit itu sebenarnya signal tanda butuh bantuan yang di buat lu mei. Agar saat ia dalam bahaya ia dapat memanggil kelompoknya untuk membantu.
Dan tak butuh waktu lama tampak 3 orang berpakaian hitam dengan topeng berwarna merah langsung memberi hormat kepada lu mei.
"Sincerely, Master" ujar ketiganya yang di balas deheman dari lu mei.
"bawa mereka bertiga ke markas, aku akan menjelaskan yang terjadi saat sudah sampai." perintah lu mei yang langsung di setujui ketiga orang itu.
Kaisar jing dan kaisar zian cukup terkejut dengan ketiga orang yang di kenal sebagai black angel tiba-tiba menggendong mereka layaknya karung beras, kemudian pergi dari sana dengan cepat meninggalkan lu mei yang diam saja dengan aura suram di sekitarnya.
"Tunggu saja pembalasanku arland dan solia, akan ku pastikan kalian mendapatkan hadiah yang menarik dariku hahahaha".
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Lu Mei (END)
Historical Fiction(Part Lengkap dan selesai revisi) violine atau vio seorang ketua pasukan elit sebuah negara maju terkejut ketika mendapati dirinya telah bertransmigrasi ketubuh permaisuri yang terkenal buruk rupa dan tidak memiliki bakat apapun serta tidak disukai...