27✅

5.1K 575 1
                                    

Kaisar tian yu menepuk jidatnya sendiri karena kesal lu mei yang sempat-sempatnya bercanda dalam situasi yang seperti ini.

"astaga permaisuri ini bukan saatnya bercanda cepat kembali kedalam kereta!" peringatan kaisar tian yu.

Lu mei menaikkan sebelah alisnya dengan wajah meremehkan.

"siapa yang bercanda hah?! Aku tidak mau menuruti perkataan yang tidak berfaedahmu itu bleee" lu mei memeletkan lidahnya mengejek.

"permaisuri zhen mohon padamu jangan mati dahulu zhen belum siap menduda bahkan zhen belum mempunyai anak." wajah lu mei memerah karena marah.

"hey! kaisar tak berguna siapa yang kau sumpahi mati hah enak saja kau berkata." lu mei mengibaskan tangannya ke arah seorang penyusup di belakangnya.

Seketika penyusup itu tersungkur di tanah tak bernyawa, semua orang di sana tercengang melihat lu mei hanya mengibaskan tangannya dan satu nyawa sudah melayang?

"apa yang kau lakukan pada anak buahku!" seru ketua penyusup itu dengan geram.

"memangnya apa lagi? Tentu saja membunuhnya untuk meredakan amarahku hehehe" tawa lu mei membuat ketua penyusup itu semakin geram.

"SIALAN SERANG PERMAISURI LEMAH ITU!" semua penyusup itu langsung mengerumuni lu mei dari berbagai arah sambil menodongkan pedang tajam milik mereka ke arah lu mei.

Bukannya takut lu mei malah tersenyum penuh kemenangan, beberapa penyusup itu gemetar ketakutan melihat mata lu mei yang seperti iblis yang haus darah akan korbannya.

"hari ini hari terakhir kalian melihat matahari," lu mei mengibaskan tangannya dengan cepat untuk melempar jarum-jarum racun yang sangat besar dosisnya yang dapat membunuh dalam hitungan detik saja.

Dalam sekejap semua penyusup itu terkapar tak bernyawa dengan tubuh membiru.

"hanya segini padahal aku kira kan seru hah, Sudahlah yang penting sedikit puaslah." semua orang yang berada disana hanya bisa membuka mulut mereka lebar tanpa ada kata.

Lu mei berjalan mendekati sungai yang tak jauh dari sana, sungai itu sangatlah berarus deras dan juga sangat dalam.

Di balik pepohonan ada sepasang mata yang terus menatap lu mei dari jauh, di tangannya terdapat sebuah busur dan sebuah anak panah yang siap meluncur.

'sssplaasss'

Anak panah itu meluncur dengan kecepatan penuh dengan targetnya adalah lu mei yang berdiri di sisi sungai.

Kaisar tian yu merasa ada yang aneh segera melihat kearah atas di sana ia melihat sebuah anak panah menuju ke arah lu mei

"LULU AWASSS!!" teriak kaisar tian yu sambil berlari ke arah lu mei yang masih berdiri di sana.

"hah?" mata lu mei bergerak cepat menyadari anak panah itu tapi.

Sudah terlambat.

"AAARRGGHH"


'bbbyuurr'

"yang mulia kaisar,
permaisuri!!!" teriak panik beberapa prajurit.

*****
Sore hari

Di sana terdapat seorang wanita basah kuyup sambil menyeret tubuh seorang pria yang terluka dari sungai yang sangat deras itu.

Darah segar terus mengalir dari luka di dada sebelah kanan pria itu.

"sial, kenapa kau menyelamatkanku kaisar bodoh lihatlah sekarang kau terluka." omel wanita itu yang tak lain adalah lu mei dan pria itu adalah kaisar tian yu.

Lu mei merobek sedikit lengan hanfunya untuk membalut luka kaisar tian yu agar darahnya berhenti keluar dari lukanya itu.

"huh, aku harus mencari tanaman herbal untuk mengobati lukanya tapi jika aku meninggalkannya takutnya ada hewan buas apalagi hari sudah semakin sore." lu mei menggaruk kepalanya yang tidak gatal tampak bingung dan dilema.

"apakah harus aku menggendongnya? huh pasti berat tapi apa boleh buat terpaksa."

Dengan hati-hati lu mei mengendong kaisar tian yu di punggungnya.

Meskipun tubuh lu mei mungil tapi jangan remehkan tenaganya itu.

"aku benar-benar tak menyangka kaisar tak berguna ini menyelamatkanku dan bahkan menggantikanku dari serangan panah itu." monolog lu mei sambil memetik beberapa tanaman herbal yang di temuinya.

Lu mei terus berjalan menyusuri pinggiran sungai berharap adanya pertolongan.

Sepertinya tuhan masih berpihak pada lu mei tak jauh dari tempat lu mei berdiri sekarang ada sebuah desa yang cukup besar tapi terlihat sangat kumuh bahkan rumah yang ada disanapun nampak reot dan tak layak huni.

Dengan langkah yang pelan lu mei menyusuri desa itu banyak orang desa itu melihat kearah lu mei dan kaisar tian yu.

Lu mei menyimpan baju kebesarannya dan baju kebesaran milik kaisar tian yu di sebuah buntalan agar orang-orang tidak tahu bahwa dirinya adalah permaisuri.

Seorang wanita paruh baya yang nampak cukup kotor mendekati lu mei.

"nyonya ada apa dengan suami anda? anda bukan penduduk desa ini bukan?" tanya wanita paruh baya itu di angguki beberapa orang penduduk desa itu.

"nama saya xuan lu mei dan pria ini suami saya namanya tian yu, tolong kami, suami saya terluka ketika menolong saya." mohon lu mei denan memelas.

Wanita paruh baya itu tampak iba dengan keadaan lu mei dan segera menawarkan mereka untuk tinggal di rumahnya.

Lu mei berterima kasih kepada wanita itu lalu mengikutinya kesebuah rumah yang bisa dibilang kecil bahkan nampak lapuk termakan usia.

Lu mei menaruh kaisar tian yu di tempat tidur, bukan tempat tidur empuk nan lembut melainkan tempat tidur yang cuma berlapiskan secarik kain tipis sebagai penghangat di atas susunan papan yang keras.

Dengan pelan lu mei melepaskan hanfu kaisar tian yu untuk melepaskan balutan kain yang di gunakan untuk menutupi luka itu.

Tanpa sengaja lu mei menyentuh perut berotot kaisar tian yu dengan tangannya.

'astaga keras banget ya' batin lu mei sambil menelan salivanya susah payah.

"astaga apa yang kau pikirkan lu mei mengapa kau jadi mesum seperti ini! Sekarang aku harus mengobati luka ini." jari lentik lu mei mengoleskan herbal yang telah halus itu di area luka kaisar tian yu dengan hati-hati.

"hah akhirnya selesai juga."

"huh aku sangat mengantuk lebih baik aku tidur saja."

Lu mei membaringkan tubuhnya di samping kaisar tian yu dan tak lama terlelap dengan nyenyak karena terlalu letih menggendong kaisar tian yu yang tidak ada ringannya.

Ketika lu mei sudah terlelap sebuah tangan kekar memeluknya.

"lulu zhen sangat mencintaimu."

Sebuah ciuman manis mendarat di kening lu mei.

*****

Pagi-pagi lu mei bangun lalu meregangkan tubuhnya tapi ketika lu mei melihat ke sampingnya.

Di sana tidak ada kaisar tian yu.

"loh kok hilang? si tian yu mana? bukannya dia masih belum sadar? Apa jangan-jangan dia diculik!" lu mei segera berlari mencari di sekitar rumah tapi tak di temukan tanda-tanda adanya kaisar tian yu.

Dari jauh lu mei melihat wanita paruh baya yang kemarin mengizinkannya untuk tinggal di rumahnya itu berlari cukup kencang ke arahnya.

"ada apa?" tanya lu mei ketika wanita paruh baya itu berhenti di depannya.

"gawat! Suamimu......"

Bersambung.

Empress Lu Mei (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang