-3-

21.8K 1.4K 7
                                    

Haii:)
Selamat membaca 💕
.
.
.

"Astaga!" pekik Kanaya kaget. Suara Kanaya mampu membangunkan Kezra. Kezra mengusap wajahnya. Ia tak kalah terkejutnya saat mendapati Kanaya di ambang pintu.

"Tenang, saya Dokter yang merawat anak Ibu. Mei yang menyuruh saya ke sini." jelas Kezra. Susah-susah menjelaskan, Kanaya tidak memperdulikannya. Ia melewati Kezra begitu saja.

"Kok bisa sakit sih, nak" Kanaya mengelus wajah damai Zee yang sedang tertidur.

"Dia demam." Sahut Kezra. Kanaya menghentikan elusannya pada wajah sang putri.

"Kamu kok bisa kenal anak saya?"

"Ah, saya tetangga sebelah. Kemarin sempat kenalan dengan Yozela." Jawab Kezra.

"Terimakasih ya sudah merawat putriku." Ujar Kanaya.

"Tidak apa. Panasnya sudah turun, saya juga sudah memberi beberapa obat padanya. Besok mungkin sudah sembuh, namun dia harus tetap beristirahat." Jelas Kezra.

"Iya terima kasih banyak sekali lagi. Sebentar saya buatkan minum dulu." Kanaya hendak melangkah ke arah dapur.

"Tak perlu merepotkan diri." Tolak Kezra. "Karena Ibu sudah disini, lebih baik kami pulang." Katanya lagi.

"Kami?" Ulang Kanaya yang belum menyadari keberadaan Acha.

"Itu putriku." Tunjuk Kezra pada Acha yang masih setia memeluk perut datar Zee di kursi yang seharusnya hanya muat satu orang saja.

Kanaya jelas kaget, wajah pria ini kelihatannya emang sangat dewasa, tapi anaknya masih sekecil itu.

"Akrab banget mereka."

"Keduanya akrab begitu kami tiba disini."

Kanaya mengangguk paham, baru juga sehari sudah akrab saja. Kanaya akui emang putrinya itu mudah berbaur dengan semua orang baik muda maupun tua.

"Baiklah, kami sebaiknya pulang." Kata Kezra.

"Biarkan saja dia disini. Kasihan tidurnya lagi enak begitu. Besok pagi saya antar kan ke rumah kamu."

Kezra melirik Acha. Rasanya berat meninggalkan putri semata wayangnya itu disini. Tapi dia juga tak tega jika  harus membangunkannya.

"Baiklah. Maaf merepotkan."

"Tidak sama sekali."

"Saya pamit. Mari." Pamit Kezra.

"Sekali lagi terimakasih." Kezra hanya mengangguk.

Kanaya mengecek suhu tubuh Zee. Sudah kembali normal. Dia beralih pada gadis kecil yang tengah memeluk perut Zee.

"Menggemaskan." Ucapnya. Kanaya mencium kening Zee dan Acha bergantian.

"Zee..." Panggil Kanaya pelan. "Pindah ke kamar ya. Nanti badan kamu sakit kalau tidur disini." Kata Kanaya lagi.

Zee melenguh, kemudian membuka matanya perlahan. "Aaaa!!" Zee berteriak kaget mendapati seorang anak kecil di sebelahnya.

"Dia siapa?" Tanya Zee. Acha belum juga terusik meski suara Zee melengking begitu.

DUREN KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang