-22-

10.5K 682 2
                                    

Selamat membaca 💕
.
.
.

"Bang, udah pulang ternyata." Ucap Anthony saat melihat Kezra turun menghampirinya. Kezra tak menyahut, membuat Anthony sadar diri kalau abang sepupunya itu tidak akan berbicara dengannya kecuali ada hal yang sangat penting.

"Punya kamu?" Anthony nyaris mati mendadak melihat majalah yang Kezra tunjukkan. Wajahnya memerah, salivanya ia coba telen walau susah payah.

"B-bang, itu,"

"Punya kamu?"

Anthony mengangguk lemah. Pasalnya ia sangat malu sekarang, bagaimana bisa cowok seperti dirinya yang tampak polos punya majalah begituan.

"Kenapa?" Kezra menggeleng. "Kenapa kamu punya beginian?"

"Saya minjem bang."

"Buat apa?"

Sumpah ya, Kezra nanya itu buat apa? Gak tau apa emang bego.

"Ya, " Anthony memijit hidungnya, bingung mau jawab apa.

"Saya tanya buat apa? Kalau kamu mau aneh-aneh disini, saya pulangin kamu!"

"Jangan!"

"Oh, saya tau kamu milih disini biar bebas begitu? Enggak, detik ini, kamu bernafas aja mesti ijin sama saya!"

"Udahlah om. Gitu aja dibuat repot. Emang om gak pernah baca majalah begituan ya?" Celetuk Zee saat menuruni tangga dengan kain kotor di tangannya.

Kedua pria itu dengan spontan melihat ke arah Zee yang akan menuju tempat pencucian.

"Bener tuh kata Zee. Abang ngapain permasalahin hal kecil begini sih?" Kezra langsung menghadiahi Anthony dengan tatapan tajamnya.

Anthony menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu lalu menunduk takut dengan tatapan elang Kezra.

"Coba saya liat." Zee yang sudah kembali dari pencucian merampas majalah itu dari Kezra. Ia membolak balik laman demi laman.

"Apa salahnya sih kalau Anthony baca beginian? Wajar aja kan?" Ucapnya sambil terus membolak balik majalah itu. "Asal jangan dipraktekin aja, bahaya." Ia mengembalikan majalah itu pada Anthony.

"Tadi gue nemu saat beresin kamar lo.  Gue periksa sabun kamar mandi lo pada bolong. Jadi gue ganti sabun cair aja." Jelas Zee. Percayalah, Anthony siap dilempar ke Antartika sekarang. Pasalnya wajahnya sudah merah dan panas menahan malu.

"Kok bisa bolong?" Tanya Kezra.

"Apalagi kalau bukan karena dipake ngo..." Ucapan Zee tergantung akibat tangan Anthony yang membekap mulut Zee.

"Apaan sih, tangan lo bau!" Kesal Zee.

"Mulut lo kek Kereta gaada remnya. Filter napa. Malu gue! Lagian tau darimana Lo soal begituan, hah?!"

"Suka-suka gue lah." Zee mencebikkan bibirnya.

"Kenapa jadi kalian yang bertengkar?" Keduanya saling menatap benci satu sama lain.

"Dia nih, masa cewek ngomong vulgar banget. " Kata Anthony menyalahkan Zee.

"Heh, semua juga tau sabun bolong dipake buat co-" Lagi-lagi mulutnya dibekap tangan Anthony.

"Mpphhh, gila lo ya!"

"Lo tau darimana sih, kata-kata begituan??"

"Sepolos-polosnya gue, gue juga paham begituan!"

"Berarti lo bukan polos lagi, bego!!"

"Ekhem." Keduanya mengalihkan atensinya pada pria tua yang sedari tadi menjadi pendengar setia bacotan kedua titisan dajjal itu.

DUREN KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang